Sindikalis dalam Revolusi Rusia (Bag.3 – Habis)
Perluasan Pergerakan
Sebelum Konvensi Serikat Buruh Seluruh Rusia Pertama, para anarko-sindikalis berhasil mengorganisir platform IWW Amerika antara 25 sampai 30 ribu buruh tambang distrik Debaltzev di Don Basin. Pembantaian kaum Cossack menyebabkan terbunuhnya seorang organisator serikat pekerja yaitu kamerad Koniayev dan memicu perang sipil berikutnya, hal ini juga turut menghancurkan semua langkah awal tersebut. Aktivitas anarko-sindikalis juga terjadi di tambang Cheremkhovo, sebelum pemberontakan Czechoslovak terjadi. Di Ekaterinodar dan provinsi Novorossiysk gerakan para pekerja mengadopsi platform anarko-sindikalis. Pergerakan ini dipelopori oleh B. Yelensky, Katia Gorbova dan yang lainnya. Pergerakan itu merangkul seluruh provinsi Chernomorsky, beserta kota Ekaterinodar dan Novorossiysk. Pergerakan tersebut terdiri dari para pekerja pelabuhan dan tambang semen. Di Moskow para anarko-sindikalis memiliki pengaruh dominan di antara pekerja-pekerja rel kereta api, pembuat parfum dan yang lainnya. (Pergerakan tersebut digerakkan oleh para kamerad termasuk di dalamnya Preferansov, N. K. Lebediev Kritskaya). Menerjemahkan pengaruh tersebut ke dalam angka-angka definitif sangatlah sulit. Kami hanya dapat menuliskan bahwa, pada Konvensi Pertama Serikat Buruh Seluruh Rusia, terdapat juga faksi-faksi anarko-sindikalis di dalamnya. Termasuk beberapa Maximalist dan simpatisan lain yang jika ditotal berjumlah sekitar 25 orang. Dan karena basis representasi adalah rata-rata satu delegasi mewakili 3.000 atau 3.500 anggota, maka bisa dikatakan jumlah para pekerja anarko-sindikalis mencapai 88.000 orang. Gambaran ini bagaimana pun bisa bertambah dua hingga tiga kali lipat guna mendapat gambaran memadai terkait cakupan perluasan pergerakan yang sebenarnya.
Penundukkan Komite-komite Pabrik
Di Konvensi Serikat Buruh Pertama, diadakan setelah revolusi Oktober, kaum bolshevik dan Sosial-Revolusionis kiri menjadi kekuatan mayoritas. Hal itu menandai kemenangan akhir dari serikat pekerja atas komite-komite pabrik. Bolshevik menundukkan komite-komite pabrik yang bersifat federalis dan anarkistik secara alamiah, dan memilih sentralisasi lewat serikat pekerja. Melalui bantuan serikat pekerja, Bolshevik berhasil menjadikan komite-komite pabrik sebagai alat mereka untuk mendominasi massa. Setelah mencapai itu, Bolshevik meneruskan niatnya dengan menguliti komite-komite tersebut dari fungsinya. Setelah semua itu, komite-komite pabrik hanya memiliki satu fungsi, yaitu mengawasi produksi, fungsi yang dibebankan pada mereka oleh Bolshevik.
Di tahun 1918, teror Bolshevik masih mengecualikan serikat-serikat pekerja. Oleh karenanya, kita masih bisa melihat pergerakan anarko-sindikalis berkembang di serikat pekerja pabrik roti di Moscow, Kharkov dan Kiev (aktivitas yang enerjik diperlihatkan di antara buruh pabrik roti di Kiev oleh A. Baron, yang jika belum dieksekusi sampai saat ini, tahun 1940, ia pasti masih di penjara atau diasingkan di suatu tempat; organisator pekerja ini, sejak ditangkap tahun 1920, dipindah-pindahkan ke berbagai penjara dan tempat pembuangan oleh pemerintah Bolshevik). Aktivitas anarko-sindikalis juga meningkat di antara pekerja perusahaan pos dan telegraf di Petrograd. Dalam Konvensi Buruh Pos dan Telegraf Seluruh Rusia, kaum anarko-sindikalis memberi pengaruh sangat kuat, lebih dari setengah delegasi merupakan pengikut mereka. (Aktivis utama pekerja anarko-sindikalis dalam serikat pekerja ini ialah Milhalev, Bondarev dan lainnya. Meningkatnya pengaruh anarko-sindikalis di serikat pekerja dapat dilihat dalam laporan stenograf Konvensi yang berlangsung tahun 1918). Cabang serikat pekerja Petrograd berbaris di bawah bendera anarko-sindikalisme. Salah satu publikasinya, yaitu Izvestia Pochtovo-Telegrainikh Sluzhashtchikk Petrograda, diedit oleh seorang anarko-sindikalis. Hal yang sama juga terjadi pada serikat pekerja angkutan sungai di Volga Basin, dimana melalui aktivitas kamerad Anosov, publikasi serikat pekerja mengambil posisi yang sepenuhnya anarko-sindikalis.
Pencaplokan Serikat-serikat Pekerja
Semua pencapaian itu kemudian dihancurkan oleh Bolshevik. Prinsip-prinsip industrial yang mendasari proses penyatuan serikat-serikat pekerja ke unit-unit yang lebih besar jadi senjata ampuh bagi Bolshevik melawan anarko-sindikalisme. Awalnya Bolshevik menyatukan serikat-serikat pekerja yang tak mereka curigai, dari sudut pandang mendasar mereka untuk mendominasi. Terobosan itu untuk menyatukan serikat-serikat pekerja secara besar-besaran dan mengaburkan kepemimpinan para pekerja anarko-sindikalis di serikat-serikat yang tak bisa mereka ‘andalkan’. Hal tersebut mengurangi jumlah serikat pekerja yang anarkistik, seperti yang terjadi pada; serikat pekerja telegraf di Petrograd, para pekerja di pabrik pembuatan parfum di Moscow, pekerja transportasi air di Kazan, organisasi-organisasi pekerja kereta api di kawasan Moskow dan Kursk, dimana kamerad Kovalevich dan Dvumjantzev memegang peranan penting.
Dengan cara tersebut dan melalui sentralisasi intensif, disertai pemungutan suara yang penuh kecurangan, di beberapa tempat tindakan kejam dilakukan oleh pihak berwanang, lembaga-lembaga administratif serikat pekerja pun jatuh ke tangan para Bolshevik. Konvensi serikat pekerja se-Rusia yang kedua (1919) makin memperjelas proses pencaplokan serikat-serikat pekerja tersebut. Pada konvensi itu jumlah delegasi anarko-sindikalis dan simpatisannya hanya berjumlah 15 orang. Jumlah itu hanya mewakili 52.950 orang, ketika para pekerja yang bersimpati pada anarko-sindikalisme sedang meningkat, sebuah kenyataan yang menunjukkan makin rendahnya simpati para pekerja terhadap Bolshevik. Aturan konvensi yang muncul makin mengurangi hak para anarko-sindikalis untuk mengajukan juru bicaranya dalam pembahasan sejumlah agenda penting pada forum tersebut. Pada konvensi yang ketiga, hanya tersisa 10 delegasi anarko-sindikalis (termasuk simpatisan) yang mewakili 35.300 orang.
Konvensi tersebut sungguh mempertontonkan kegagalan taktik yang dianjurkan oleh Golos Trouda, yang menanggung beban bersama kaum anarko-sindikalis di Rusia saat itu. (Penulis teks ini adalah staff Golos Trouda saat itu, namun hal tersebut tidak menghalanginya untuk mengakui kekeliruan yang telah dilakukan orang-orang dalam penerbitan ini). Kurangnya serikat-serikat pekerja yang murni revolusioner makin mempercepat kehancuran pergerakan para anarkis dan sindikalis. Saat kaum anarkis dibuat berceceran di berbagai serikat pekerja yang dikuasai Bolshevik, kekuatan anarko-sindikalis tak mampu menunjukkan perlawanan apa pun dan dibabat habis melalui politik tangan besi “kediktatoran proletariat”.
Di awal 1920-an hanya ada satu serikat pekerja di Moscow yang bertahan di jalur anarko-sindikalis. Sebuah serikat pekerja pabrik pembuat roti, yang berorientasi anarko-sindikalis berkat upaya keras seorang kamerad bernama N.I. Pavlov. (yang kemudian harus menyangkal pandangan anarko-sindikalis-nya di bawah tekanan polisi rahasia Bolshevik, GPU), sebuah harga yang mesti dibayar demi kebebasannya. Pavlov membuat pernyataan yang mengingkari pandangan anarkisnya saat dibebaskan dari penjara). Faktor yang berkontribusi dalam membawa pengaruh anarko-sindikalis di serikat pekerja pembuat roti adalah melalui upaya para Maximalist, Niushenkov dan Kamyshev.
Pada Konvensi Kedua Serikat Pekerja Seluruh Rusia, delegasi serikat pekerja pembuat roti memasukkan faksi “federalis” berjumlah 10 hingga 50-an orang, yang kemudian bertambah hingga hampir sepertiga dari anggota serikat pekerja. Pada Konvensi tersebut, usaha pertama dilakukan untuk mengorganisir Federasi Revolusioner Pekerja Makanan bawah tanah (dilakukan oleh Maximoff, Niushenkov, Pavlov). Ini merupakan langkah awal guna membentuk Konfederasi Umum Buruh se-Rusia untuk pekerja industri makanan. Langkah tersebut merupakan upaya keras yang dilakukan oleh Komite Eksekutif anarko-sindikalis Rusia untuk memperlihatkan poin-poin mendasar program mereka. Mengingat tindakan represi akan segera dilancarkan Negara Bolshevik, komite-komite pabrik beserta kamerad yang disebutkan di atas dan yang telah dipilih dalam pertemuan faksi, sama sekali tak punya kesempatan untuk bekerja meneruskan rencananya. Hal ini menjadi manifestasi terakhir dari sebuah perjuangan kaum anarko-sindikalis di tengah kepungan serikat buruh Bolshevik.
Sentralisasi dan Teror
Program pergerakan serikat pekerja Rusia yang diperkenalkan Bolshevik adalah sentralisasi, keanggotaan yang sifatnya wajib, disiplin wajib yang dipaksakan melalui pengadilan disipliner, pengawasan kaum pekerja melalui partai politik (dalam hal ini partai Bolshevik), militerisasi para pekerja, kerja ekstra para pekerja yang sifatnya wajib, mengikat keanggotaan para pekerja dengan tempat-tempat kerja mereka masing-masing, nasionalisasi produksi lewat manajemen satu orang yang ditunjukkan partai (sebagai ganti administrasi kolektif kaum pekerja), standarisasi upah (dibagi dalam 36 kategori), mengenalkan sistem kerja upah rendah, Taylorisme, pekerjaan diupah menurut hasil yang dikerjakan, pemberian bonus, sistem premium, dan lain sebagainya. Kontrol dan manajemen para pekerja dilarang serta paksaan untuk mendukung pemerintah tanpa syarat.
Kebijakan dan berbagai program serikat pekerja ditentukan secara menyeluruh (hal ini masih berlangsung) oleh prosedur dan program “Pemerintahan Bolshevik”. Saat ini, dan terus berlangsung bertahun-tahun, serikat pekerja ataupun Pusat Administratif tidak memiliki kesamaan apapun dengan massa proletariat. Mereka semua hanyalah cermin pemerintahan, yang harus memenuhi tuntutan pemerintah dengan mengorbankan kelas pekerja.
Negara Soviet terus memelihara metode-metode teroristiknya dalam menindas semua oposisi yang ada di serikat pekerja, menakar hukuman brutal kepada siapa pun yang melanggar surat keputusan pemerintah, yang tentunya berseberangan dengan para pekerja. Dengan mematuhi ini, serikat pekerja telah membuktikan diri sebagai salah satu agen-agen represif pemerintah, berkolaborasi dekat dengan organ-organ penghukum yang dimiliki oleh Negara, seperti: Che-Ka, pengadilan rakyat, GPU dan sebagainya.
Berikut ini adalah ilustrasi yang tepat dari diterapkannya kebijakan teroris terhadap para pekerja. Krasny Nobat dan Uralsky Rabochy melaporkan beberapa kasus berikut: karena selama tiga hari meninggalkan pabrik tanpa izin, seorang pekerja dihukum untuk membongkar muatan seberat 5.000 pound (801 ton) selama 3 hari. Itu akan dilakukan setelah aktivitas kerja tetapnya. Banyak pekerja lain yang dihukum wajib penjara di tempat kerjanya untuk “kejahatan” yang sama karena absen selama hari kerja. Kebijakan yang memperbudak ini terus tumbuh subur, terutama di wilayah Ural, sepanjang masa administrasi Trotsky dan Piatakov.
Inspeksi pemerintah terhadap sanitasi dan kondisi-kondisi teknis berlaku di distrik pusat tambang batu bara menunjukkan gambaran yang mengerikan. Atas nama “persemakmuran bersama”, yang sebenarnya adalah keuntungan Negara semata, para pekerja mesti hidup bermil-mil jauhnya dari pertambangan dan dalam berbagai barak yang kondisinya menyedihkan, jauh dari kenyamanan, dimana pintu-pintu dan jendela sekali pun tak layak pakai. Di musim dingin barak-barak tersebut sulit memberi perlindungan dari cuaca beku dan angin sedingin es. Tanpa dilengkapi toilet, para pekerja terpaksa menggunakan tangki septik tank di sekitar barak.
Para pekerja tambang diberi roti setengah pound (200 gram atau 0,2 kilogram) per hari –dengan syarat mereka harus memenuhi kuota kerja harian mereka. Jika gagal memenuhi itu, jatah makan mereka akan dikurangi. Sebagai tambahan, para pekerja dituntut untuk melaksanakan kerja lembur, yang dibayar dengan sarapan per hari. Para pekerja yang tak memenuhi aturan kerja akan tetap berada di tambang hingga mampu mencapai tugas harian mereka. Hal tersebut menunjukkan tirani yang luar biasa dan tindakan sewenang-wenang yang menjadi ciri administrasi pemerintah Bolshevik terhadap para pekerja. (Data-data yang tak dipublikasikan ini diperoleh dari reportase para dokter yang melakukan investigasi. Laporan tersebut dijaga kerahasiaannya di antara berbagai bukti lainnya di Departemen Perlindungan Pekerja, Komisariat Pekerja).
Kondisi semacam itu adalah hal umum dalam kehidupan para pekerja di Ural selama administrasi pemerintahan Bolshevik dipegang Trotsky dan Piatakov. Di perkebunan Izhevsk, seorang pekerja anarkis bernama Gordeyev ditembak karena gagal memenuhi disiplin kerja (lihat, Golos Rossiyi edisi awal tahun 1922, yang diterbitkan di Berlin). Di Ekaterinburg (kini Sverdlovsk) para pekerja percetakan uang dihukum kerja paksa, “kejahatan” mereka adalah “pelanggaran disiplin perburuhan”.
Apa yang menjadi program para anarko-sindikalis, yang berbeda dengan “serikat-serikat pekerja Bolshevik” yang dikontrol Negara? Singkatnya, keberadaan Negara –sekalipun merupakan Negara yang penuh kebaikan- ia adalah musuh kelas pekerja. Oleh karena itu, tugas pertama dari serikat-serikat pekerja adalah untuk membebaskan dirinya dari kungkungan Negara, dengan menekankan pentingnya organisasi industrial. Untuk itu para anarko-sindikalis membangun berbagai program dan taktik mereka di gerakan serikat pekerja Rusia.[]
Gregori Maximoff (1893 – 1950) adalah anarkis kelahiran Rusia yang terlibat aktif dalam sebuah gerakan anarko-sindikalis di Ukraina, Nabat. Pada 1921 ia dipenjara menyusul ‘pembersihan’ kelompok-kelompok anarkis yang menolak bergabung dengan Tentara Merah oleh polisi rahasia Soviet, Cheka. Karyanya yang paling monumental berjudul The Guillotine at Work (1940) yang menguraikan kesaksian atas teror yang terjadi di bawah rezim Lenin pascarevolusi 1917.