Anarkisme dan Perangkat Lunak Bebas Terbuka

“Kenapa jika anda seseorang yang mengaku anarkis / libertarian seharusnya mendukung dan menggunakan perangkat lunak bebas dan terbuka..”

PERANGKAT LUNAK BEBAS DAN TERBUKA (atau dikenal dengan Free and Open Source Software, FOSS dalam dunia luas dan internet) adalah istilah perpaduan dari pergerakan: Free Software Movement, dengan Free Software Foundation (FSF), yang di gagas oleh Eben Moglen dan Richard Stallman; dan Open Source Movement, dengan Open Source Initiative (OSI), yang di gagas oleh Eric S. Raymond dan Bruce Perens.

Ada perbedaan dari kedua pergerakan tersebut, salah satunya pada semantik. Kata “free” dalam bahasa Inggris sedikit berkonotasi searah dan bermakna “berbayar tapi nilainya nol”. Searah di sini maksudnya setelah orang menerima suatu barang yang “free” tersebut mereka (konsumen) kemungkinan ber-asumsi tidak memiliki obligasi lagi terhadap barang tersebut. Hal tersebut membuat masyarakat awam menganggap bahwa perangkat lunak dari FSF tidak memiliki nilai jual, tidak ada dukungan yang penuh dari pembuatnya, dan terkadang banyak bug-nya. Padahal bukan begitu maksudnya.

Tapi di sini kita tidak akan membahas perbedaan dari kedua gerakan tersebut tapi persamaan keduanya.

Kedua gerakan memiliki satu tujuan: kebebasan pengguna, menyediakan perangkat lunak dengan sumber terbuka, gratis, kepada pengguna, yang bisa diubah dan dibagikan ke pengguna lainnya.  Pergerakan FSF dan OSI bertujuan supaya pengguna tidak hanya sebagai konsumen saja tapi ikut bergabung dalam komunitas, ikut membantu membangun perangkat lunak.

Sebelum berbicara lebih jauh tentang hubungan antara FOSS dan Anarkisme, Saya akan menjelaskan beberapa istilah dan latar belakang yang digunakan dalam perangkat lunak, bagi pembaca yang kurang atau tidak tahu sama sekali mengenai seluk beluk dari dunia perangkat lunak.

Perangkat lunak atau dikenal juga dengan “program” atau “aplikasi” adalah bentuk non-fisik yang ada di dalam komputer anda. Mengapa non-fisik? Karena pada kenyataannya “program” tersebut tidak ada. Yang ada hanyalah hard-disk, CD, DVD, atau media penyimpanan digital lainnya yang berisi kumpulan bit yang dapat di baca oleh komputer (CPU) sehingga dapat berfungsi menjalankan atau menerima input dari mouse, keyboard, dan menampilkan sesuatu di layar komputer anda.

Kumpulan bit adalah hasil terjemahan (compile) dari sebuah sumber kode (source code) dalam bentuk bahasa pemrograman menjadi berbentuk biner sehingga dapat disimpan dalam hard-disk, CD, DVD, untuk dapat dibaca dan dijalankan lagi nantinya.

User atau pengguna adalah orang yang menggunakan program komputer. Untuk dapat menjalankan sebuah program, user bisa menyalin program dari komputer lain atau menyalin source code-nya dan meng-compilenya di komputer sendiri untuk menjadi sebuah program komputer.

Dari sini bisa kita lihat bahwa produksi dari sebuah perangkat lunak tidak sama dengan produksi barang-barang nyata, fisik lainnya. Dalam memproduksi perangkat lunak, anda bisa membuat ulang sebuah program yang sama cukup dengan menekan tombol CTRL-C dan kemudian CTRL-V, voila!, barang baru yang sama persis tercipta. Berbeda dengan produksi pada barang fisik seperti, katakanlah, meja. Untuk membuat sebuah meja yang sama anda harus mengumpulkan bahan-bahannya dari awal, memotong-nya, memoles-nya, dan merangkai-nya menjadi sebuah meja. Bahan dan waktu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah meja selalu kurang lebih sama. Hal ini lah kenapa hak kepemilikan intelektual (intellectual property) atau hak paten pada perangkat lunak atau semua hal yang dihasilkan dalam bentuk digital tampak sangat konyol dan tidak masuk akal bagi beberapa orang.

Perbedaan antara FOSS dan perangkat lunak berbayar adalah pada hak kepemilikan sumber kode, yang diatur lewat sebuah dokumen yang namanya lisensi. Pada FOSS hak sumber kode umumnya memiliki lisensi berbagi yang mana semua orang bisa melihat dan mengubah sumber kodenya, sedangkan pada perangkat lunak berbayar dan tertutup, lisensi dipegang oleh pembuat (perusahaan atau perorangan) dengan sumber kode yang tertutup, hanya bisa dilihat dan diubah oleh pembuat program itu sendiri.

Ada berbagai jenis lisensi untuk FOSS, yang paling terkenal yaitu BSD dan GPL. Kita ambil contoh penggunaan GPL. Saat seseorang pembuat perangkat lunak menggunakan GPL, sumber kode dari perangkat lunak tersebut haruslah dipublikasikan atau disertakan bersama dengan programnya. GPL mengharuskan siapapun yang mengubah sumber kode-nya untuk mempublikasikan perubahan tersebut. Rantai hak dan kewajiban untuk selalu mempublikasikan perubahan inilah yang menjaga supaya perangkat lunak tersebut terus terbuka dan bertahan.

Selanjutnya saya akan menjelaskan sedikit tentang anarkisme, bagi pembaca yang belum paham atau sebelumnya salah paham tentang istilah tersebut.

Ada banyak pengertian dari anarkisme, sebanyak orang yang mengakui diri mereka sebagai anarkis dan yang terkadang berubah sepanjang waktu. Itu bukan berarti tidak ada dari mereka yang ber-setuju dengan pengertian anarkisme secara luas dan umum.

Secara sederhana anarkisme berarti pergerakan sosial yang mengusahakan menghilangkan sistem yang menekan. Para anarkis mendukung masyarakat yang berdiri sendiri, tanpa kelas, tanpa kewarganegaraan dengan setiap orang bertanggung jawab secara kolektif bagi kesehatan dan kesejahteraan komunitas mereka. Para anarkis menolak hierarki yang menekan. Para anarkis percaya bahwa kekuasaan itu korup, dan bahwa semua orang harus diperlakukan setara. Para anarkis berupaya mengurangi atau bahkan menghentikan kekerasan dan tekanan. Meningkatnya kesalahpahaman yang seringkali terjadi tentang anarkisme oleh media yang menyebutnya dengan kekerasan atau kekacauan adalah salah.

Para anarkis mendukung sosialisme. Di bawah sosialisme, para pekerja memiliki kontrol langsung terhadap barang-barang produksi, atau tanah, pabrik, dan kantor. Para anarkis ingin memberi semua orang kontrol sepenuhnya terhadap apa yang mempengaruhi mereka. Masyarakat anarkis tidak memiliki pusat otoritas, melainkan terdiri dari komunitas-komunitas yang saling terhubung yang menggunakan demokrasi langsung (secara spesifik, konsensus) untuk mengatur diri mereka sendiri tanpa aturan-aturan atau majikan.

Dengan melihat model GPL seperti contoh sebelumnya di mana sumber kode perangkat lunak pasti dimiliki dan dapat diubah oleh semua orang (pekerja), sumber kode adalah bentuk dari salah satu hasil produksi, maka FOSS secara jelas mengaplikasikan sistem sosialisme kepemilikan, yang membuatnya kompatibel dengan anarkisme.

Perangkat lunak yang menggunakan beberapa model lisensi FOSS bukan berarti tidak boleh dipakai dan kemudian dijual. Perangkat lunak bebas dan terbuka boleh dijual oleh semua orang, hanya saja sumber kode-nya harus tetap diberikan juga. Sebagai contohnya adalah sistem operasi Red Hat. Red Hat menjual sistem operasi mereka dalam bentuk CD atau DVD dan dalam bentuk jasa, tapi tetap mempublikasikan sumber kode mereka di internet atau tercakup dalam DVD yang dibeli. Ada lagi model umum dari sistem ekonomi dari FOSS. Umumnya perangkat lunak bebas dan terbuka menggunakan model donasi. Dalam bentuk model donasi anda bebas memberikan donasi dari satu sampai ratusan ribu rupiah kepada organisasi atau perseorangan yang “menjaga” perangkat lunak, tanpa ada tekanan. Atau anda bisa memberikan donasi dalam bentuk jasa, seperti membantu memperbaiki kesalahan pada program, membantu membuat dokumen, membantu menerjemahkan dokumen, membantu masalah-masalah yang dihadapi oleh pengguna lain saat menggunakan program, dan cara-cara lainnya yang sekiranya membantu dan mendukung komunitas program anda tersebut.

FOSS mencegah dari yang namanya monopoli, secara semua orang bisa mendapatkan sumber kodenya. Contohnya yaitu perangkat lunak dokumen OpenOffice. Dahulu, lisensi dan nama OpenOffice dipegang oleh Sun Microsystem. Setelah Sun dibeli oleh Oracle, komunitas-komunitas lain yang tidak setuju dengan kebijakan Oracle, membuat program baru menggunakan sumber kode OpenOffice dan menamakannya LibreOffice. Kemudian OpenOffice pun dikembangkan lagi oleh organisasi nirlaba Apache Foundation dan mengeluarkan versi mereka yang dikenal OpenOffice Apache. Komunitas anda pun bisa menggunakan sumber kode OpenOffice tersebut dan mengeluarkan versi anda sendiri, selama anda memakai lisensi yang sama dengan lisensi OpenOffice.

Tidak saja dalam model kepemilikan perangkat lunak, FOSS dalam tahap-tahap tertentu bekerja di dunia nyata dengan model komunitas yang saling terhubung dan menggunakan demokrasi langsung. Contohnya yaitu inti dari sistem operasi bebas dan terbuka, Linux. Pengaturan dan pengembangan sumber kode Linux di kontrol oleh Linus Torvald. Saking besarnya sumber kode dari Linux, ia dibagi menjadi beberapa modul-modul. Setiap modul memiliki penanggung jawabnya dan kontrol-nya sendiri, bisa satu atau beberapa orang. Jika anda membuat perubahan pada bagian tertentu, anda bisa mengirimkan hasil perubahan anda pada penanggung jawab modul. Jika perubahan anda diterima maka perubahan anda akan dimasukkan ke sumber kode utama Linux. Kalaupun hasil perubahan anda tidak diterima, anda masih bisa menggunakan sumber kode tersebut secara sendiri, tapi orang lain harus tahu hasil perubahan anda. Penanggung jawab di sini bukan berarti seorang otoriter yang memiliki kuasa terhadap apa yang dipegangnya. Ingatlah bahwa Linux, atau perangkat lunak lainnya, adalah sebuah sistem yang sangat kompleks yang membutuhkan tinjau ulang sumber kode yang sangat ketat supaya perubahan-perubahan yang masuk tidak ada celah keamanan dan kesalahan yang dapat merusak atau mengganggu keseluruhan sistem.

Berbicara tentang anarkisme bagi saya tidak lepas dari altruisme, begitu juga pada FOSS. Secara teknis semua perangkat lunak yang memakai model FOSS dibuat membutuhkan kemampuan dan waktu. Namun, tetap ada saja orang yang membuat perangkat lunak dengan lisensi FOSS, menyisakan waktunya lebih dari waktu kerjanya, tanpa di bayar, dan kemudian memberikannya secara gratis kepada orang lain. Setiap orang yang waras dan normal pasti akan bertanya, “kenapa?”.

Apa yang sedang terjadi di sini? Apakah ini suatu bentuk murni dari altruisme? Atau suatu bentuk murni pemuasan diri, demi nama? Tidak semua pengembang FOSS menggunakan nama aslinya. Beberapa memakai nama alias. Kalau anda lihat dan tahu lebih dalam, anda akan terkagum-kagum dengan betapa indahnya semua itu bekerja sampai pada tingkatan yang luas. Apa yang disebut sebagai utopia bukan lagi utopia, suatu aplikasi anarkisme di dunia nyata sedang terjadi. Anda pasti pernah dengar Wikipedia. Wikipedia sepenuhnya dibangun di bawah perangkat lunak bebas dan terbuka, dan isi dari Wikipedia, yaitu pengetahuan, pun bebas untuk dibaca dan digunakan. Tulisan ini dibuat dalam sebuah sistem operasi Linux, dengan ribuan pengembang yang tidak saya kenal, yang ditulis di sebuah peramban web, Chromium, yang bebas dan terbuka juga dan dibangun oleh ratusan pengembang yang tidak saya kenal juga. Semua perangkat lunak tersebut berjalan dan saling memiliki ketergantungan satu sama lain. Hanya menunggu waktu sampai model sistem seperti ini kemudian bisa diaplikasikan juga ke dalam sistem masyarakat kita. Untuk saat sekarang kita bisa mendukung sistem yang sudah ada dan berjalan yaitu perangkat lunak bebas dan terbuka, atau FOSS.

Bacaan lebih lanjut
Free as in Freedom: Richard Stallman’s Crusade for Free Software, akses di http://oreilly.com/openbook/freedom

4 Responses

  1. mr.robot wanna be tapi gabisa apa-apa says:

    Saya tau open-source gitu belum lama, pas mulai pegang android dan nyoba root-rootan. Orang udah bertahun-tahun pake android, saya masih symbian-nya nokia 😅

  2. Agik Syah says:

    Richard Stallman adalah seorang sosialis yang paling radikal kalau sudah berurusan dengan masalah kebebasan perangkat lunak, dan sumber terbuka. Dia selalu memboikot total semua produk yang dibencinya seperti microsoft, dan coca cola. Adapun perangkat lunak gratis menurut RMS mengkombinasikan tiga aspek yaitu: aspek kapitalis, komunisme, dan anarkisme.

    Pendapat RMS sendiri tentang Negara :

    • “Adapun perangkat lunak gratis menurut RMS mengkombinasikan tiga aspek”
      Maaf mas, Free Software != Perangkat Lunak Gratis, yah. Beliau (yang di video) membicarakan kebebasan, bukan masalah harga/biaya sepertinya.

  3. Agik Syah says:

    Maaf nyampah min, ga sengaja gandakan link yang sama. Ini pendapat RMS tentang Negara :
    https://stallman.org/articles/why-we-need-a-state.html

Leave a Reply