Bab V

Mitos Bolshevik

(Diary 1920–1922)

Alexander Berkman


Terbit: Sebagai pamplet oleh
Teks asli: oleh
Proofed: oleh

Terbit dalam bahasa Indonesia:
Terjemah: 
Proofreading terakhir: 


Bab V

Penginapan

25 Februari—Kehidupan di Kharitonensky sangat menarik. Tempat itu adalah sebuah ossobniak(rumah pribadi), besar dan nyaman, dan berisi beberapa orang delegasi dan tamu. Saat waktu makan tiba, kami berkumpul di ruang makan bersama yang ditata mengikuti selera borjuis tipikal pedagang Jerman. Rumah itu telah melalui masa revolusi tanpa sedikit pun perubahan. Tidak satu pun barang yang tersentuh, bahkan lukisan cat minyak yang menampilkan potret diri bekas pemilik rumah, yang seukuran tubuh, dikelilingi oleh istri dan anak-anaknya, tetap tergantung di tempat khususnya. Setiap orang pasti akan merasakan atmosfir kehormatan dan ketertataan.

Namun suasana berubah ketika makanan siap disantap. Kepala meja diperuntukan bagi V, seorang perwira Tentara Merah, yang mengenakan pakaian militer bergaya Inggris. Dia adalah pimpinan delegasi Ukraina, yang datang untuk sebuah pertemuan penting dengan “pusat.” Dia berperawakan tinggi dan ramping. Usianya belum lagi 30 tahun, dan memiliki sikap seorang militer. Dia pernah terlibat di dalam berbagai pertempuran melawan pasukan Kaledin dan Denikin, dan berkali-kali terluka. Dia berubah menjadi seorang revolusionis ketika masih menjadi perwira dalam pasukan Tsar. Di kemudian hari, partainya Sosial Revolusionis Kiri dari Selatan, bergabung dengan Komunis Ukraina.

Di sampingnya, duduk K, lelaki berambut dan berjanggut hitam, anggota Central Rada, saat kelompok itu terpecah belah oleh Skoropadsky yang dibantu oleh bayonet-bayonet Jerman. Di sebelah kanannya, anggota delagasi Ukraina lainnya, seorang mahasiswa berjanggut halus hitam, satu-satunya yang mengerti bahasa Inggris. Seorang editor koran komunis dari Kiev dan dua perempuan, juga menjadi bagian dari kelompok itu.

Salah seorang tamu luar negeri adalah Herman, seorang lelaki Jerman berusia separuh baya, yang menjadi kelabu dan tua dalam perjuangan revolusioner. Dia dikirim oleh minoritas dari Partai Spartacus, untuk memberikan dukungan moral dan finansial bagi kaum Bolshevik. Tetapi dia mengeluhkan sikap Radek, yang menolak untuk mengakui pemberontak dari kaum minoritas. Dekat Herman, duduk pemuda L, orang Amerika yang berangkat ke Rusia tanpa surat izin masuk dan uang. Di ruang itu juga terdapat beberapa koresponden dari Swedia, Belanda, dan Italia. Juga dua orang Jepang dan seorang komunis Korea yang sempat dibawa sebagai tahanan ke Siberia karena sebuah kesalahpahaman yang aneh.

Samovar yang mengepul di atas meja, dan seorang perempuan muda bertubuh sintal melayani kami. Pipinya merah, seperti orang desa, tetapi sikapnya bebas dan tidak terpaksa, dan dia menggunakan tovarishtch dengan luwes, menandakan kesadaran yang penuh akan kesetaraan. Dari beberapa kutipan percakapan yang aku dengar antara dia dengan orang-orang yang sedang makan malam, aku mengetahui dia pernah bekerja di pabrik sepatu kemudian bekerja menjadi pelayan di mantan pemilik rumah ini, sebelum Revolusi, dan tetap tinggal di ossobniak walau bangunan itu telah dinasionalisasi. Dia menyebut dirinya seorang Bolshevik, dan berbicara dengan lancar tentang kesimpulan-kesimpulam dan rapat-rapat lingkaran Komunis perempuan, yang sering dia hadiri.

Dia tampak memaknai meletusnya revolusi secara personal: sang tuan diusir dari rumah, sang pelayan menjadi setara dengan para tamu, semuanya tovarishtchi atas sebab yang umum.

Secara bergantian teh atau kopi disajikan pada pagi hari -tidak ada seorang pun yang tahu bedanya. Sarapan selalu berupa beberapa lembar tipis roti hitam, sedikit mentega, dan kadang-kadang selapis keju yang tipis. Saat makan malam kami mendapat sedikit sup ikan atau sayuran; kadang-kadang ada sedikit daging, dikukus atau digoreng. Makan malam biasanya sama dengan saat sarapan. Aku selalu merasa lapar setelah makan, tapi untungnya aku masih punya simpanan biskuit Amerika. Setiap orang akan memperhatikan dengan gelisah jika ada kursi yang kosong. Di mata mereka aku melihat harapan jika orang yang tidak ada itu memang tidak akan datang: maka akan ada sedikit sup yang dapat diberikan kepada yang lain.

Orang-orang Ukraina membawa “paket pribadi” ke meja makan -begulung-gulung salo (lemak) atau sosis babi, dibungkus dengan lembaran kertas yang telah ditulisi di kedua sisinya. Kemarin aku melirik pada kertas-kertas itu. Itu adalah kertas pengumuman dari polisi Tsar, menjelaskan tentang seorang lelaki yang dituduh membunuh saudaranya. Jelas kertas itu disobek dari sebuah berkas kantor. Kertas semakin langka, bahkan koran yang sudah lama pun terlalu berharga untuk dijadikan pembungkus.

Orang-orang Ukraina itu tidak pernah menawarkan makanan mereka kepada teman-teman di meja makan. Hari ini saat makan malam aku meletakkan kaleng berisi sedikit susu di hadapan orang di sampingku, tetapi dia harus meminta izin sebelum berani menuangkan susu itu untuk kopinya. Aku memintanya untuk mengedarkan susu itu ke sekeliling meja. Dengan panik dia memprotes, “Tovarishtch, simpan itu untuk dirimu, kau akan membutuhkannya.” Yang lain pun awalnya menolak, tetapi mata mereka terbakar oleh keinginan terhadap “produk Amerika.” Kaleng itu kosong dengan cepat, di tengah bibir yang mengecap-ngecap dan kata-kata pujian dalam bahasa kiasan Slavik. “Keajaiban, puji syukur,” teriak mereka.

Aku menghabiskan beberapa waktu bersama orang-orang Ukraina, mempelajari banyak hal tentang negara mereka, sejarahnya, bahasanya, dan perjuangan revolusi yang panjang. Sebagian besar anggota delegasi, walaupun berusia muda, tetapi memiliki pengalaman yang panjang dalam gerakan revolusi. Mereka bekerja “di bawah tanah” di masa Tsar, ikut ambil bagian dalam banyak pemogokan dan kerusuhan, dan berperang melawan Pemerintahan Sementara. Kemudian, pada sekitar akhir 1917, saat Rada beralih menjadi reaksioner dan membuat kesepakatan(common cause) dengan Kaledin dan Krasnov, para jenderal kejam Tentara Putih, para anggota delegasi ini membantu kaum Bolshevik melawan mereka. Kemudian datang invasi Jerman dan Hetman Skoropadsky. Sekali lagi orang-orang ini berperang melawan Direktorium dan Petlura, diktatornya, setelah yang terakhir itu membuat Hetman marah. Akhirnya mereka bergabung dengan Partai Komunis dalam perang melawan Denikin dan pasukan kontra-revolusinya.

Perjuangan yang begitu panjang dan melelahkan, penuh penderitaan dan kesengsaraan. Sebagian besar dari mereka telah kehilangan orang-orang terdekat dan terkasih di tangan Tentara Putih. Tiga saudara Rada musnah dalam berbagai pertempuran. Istri dari dari mahasiswa yang masih muda itu marah dan dibunuh oleh seorang perwira Denikin, sementara suaminya menunggu saat eksekusi. Kemudian dia berhasil kabur dari penjara. Dia menunjukkan kepadaku potret istrinya, yang terpajang di meja di kamarnya. Mahluk yang sangat cantik. Mata mahasiswa itu sembap saat menceritakan kisah sedih itu.

Banyak pengunjung yang memanggil orang-orang Ukarinia. Tidak ada sistem propusk di Kharitonensky, dan orang-orang datang dan pergi dengan bebas. Aku menjalin pertemanan-pertemanan yang menarik, dan menghabiskan banyak waktu untuk mendengarkan para anggota delegasi Ukraina saling bertukar pengalaman dengan teman-teman Russia mereka. Beberapa hari saja sudah seperti kaleidoskop Revolusi, setiap kisah menghasilkan aspek baru dari beragam warna dan kecemerlangan pikiran: insiden-insiden menarik tentang perjuangan dan pertarungan, kisah-kisah tentang pengorbanan dan pelarian yang heroik. Mereka menggambarkan kegelapan ruang bawah tanah pendukung Tsar yang tiba-tiba diterangi oleh api Revolusi Februari, dan semangat menggelora untuk pembebasan. Melewati nikmatnya kebebasan, dan kemudian kesedihan akan harapan yang besar tidak terpenuhi, dan kebebasan hanya menjadi suara yang kosong. Kembali lagi terjadi gelombang protes; para tentara bergabung dengan musuh; dan kemudian hari-hari Oktober yang luar biasa menyapu kapitalisme dan kaun borjuis keluar dari Russia, dan mengawal dunia dan kemanusiaan yang baru.

Orang-orang ini memenuhi aku dengan perasaan ajaib dan kekaguman. Buruh dan tentara biasa, yang kemarin hanya budak bisu, hari ini menjadi penentu nasibnya sendiri, penguasa Rusia. Ada kewibawaan yang mereka bawa, kepercayaan diri dan ketegasan -semangat akan kepastian yang datang bersama perjuangan dan latihan untuk memulai perubahan. Api Revolusi telah menempa manusia-manusia baru, identitas-identitas yang baru.