Bab XXXV

Mitos Bolshevik

(Diary 1920–1922)

Alexander Berkman


Terbit: Sebagai pamplet oleh
Teks asli: oleh
Proofed: oleh

Terbit dalam bahasa Indonesia:
Terjemah: 
Proofreading terakhir: 


Bab XXXV

Kronstadt

Petrograd, Februari 1921.—Udara dingin begitu ekstrem dan ada penderitaan yang begitu pekat di kota. Badai salju telah mengisolasi kami dari provinsi-provinsi: suplai kebutuhan pokok nyaris berhenti. Hanya setengah pon roti yang dibagikan pemerintah kepada setiap orang. Sebagian besar rumah tidak memiliki pemanas ruangan. Saat senja perempuan-perempuan tua mengendap-endap ke tumpukan besar kayu bakar dekat Hotel Astoria, tetapi penjaga tempat itu sangat waspada. Beberapa pabrik telah tutup karena kekurangan bahan bakar, dan buruhnya hanya mendapatkan setengah jatah makanan. Mereka akan menggelar rapat untuk membicarakan situasi itu, tetapi pemerintah tidak memberi izin.

Buruh pengolahan di Trubotchny melakukan mogok kerja. Saat distribusi pakaian musim dingin, mereka mengeluh, kaum Komunis menerima pakaian yang lebih baik dari warga nonpartisan. Pemerintah tidak mau melayani keluhan mereka kecuali mereka mau kembali bekerja.

Sekumpulan buruh yang mogok kerja berkumpul di jalan dekat tempat pengolahan, dan tentara dikirim untuk membubarkan mereka. Para tentara itu adalah kursanti, siswa akademi militer pemuda Komunis. Tidak ada kekerasan yang terjadi.

Sekarang buruh yang mogok kerja bertambah dengan bergabungnya buruh dari bengkel-bengkel angkatan laut dan pelabuhan Galernaya. Mereka sangat marah terhadap sikap arogan pemerintah. Nyaris saja terjadi demonstrasi jalanan, tetapi pasukan tentara yang terus bertambah mencegahnya.

27 Februari.—Terasa ada kegugupan di kota. Pemogokan semakin serius. Pabrik pengolahan Patronny, pabrik-pabrik Baltysky dan Laferm telah menghentikan operasi. Pemerintah telah memerintahkan buruh yang mogok kerja untuk kembali bekerja. Hukum perang diberlakukan di kota. Komite Pertahanan diberikan kekuasaan penuh, Zinoviev yang menjadi kepalanya.

Dalam rapat Soviet tadi malam, seorang anggota militer di Komite Pertahanan menuding para pemogok kerja sebagai pengkhianat revolusi. Dia bernama Lashevitch. Tampak gendut, bermiyak, dan mudah tersinggung. Dia menyebut kaum buruh yang kecewa itu sebagai “lintah penghisap darah” dan meminta agar ada aksi drastis terhadap mereka. Soviet mengeluarkan resolusi untuk mengunci pabrik pengolahan Trubotchny agar pemogok kerja tidak dapat masuk. Itu artinya mencabut hak jatah makanan—kelaparan yang sesungguhnya.

28 Februari.—Pengumuman-pengumuman dari pemogok kerja muncul di jalanan hari ini. Mereka menceritakan kasus-kasus buruh yang ditemukan mati kedinginan di rumah-rumah mereka. Tuntutan utama mereka adalah pakaian musim dingin dan lebih banyak jatah makanan yang didistribusikan. Beberapa selebaran memprotes tindakan represi pemerintah terhadap rapat-rapat buruh. “Rakyat ingin berbicara bersama untuk mencari jalan keluar,” tulis mereka. Zinoviev menyatakan seluruh persoalan itu merupakan rencana kaum Menshevik dan Revolusioner Sosial.

Untuk pertama kalinya terjadi perubahan politik pada aksi mogok kerja. Menjelang malam sebuah pengumuman ditempel, berisi tuntutan lebih besar. “Perubahan menyeluruh harus dilakukan dalam semua kebijakan pemerintah,” demikian tertulis. “Yang paling utama, kaum buruh dan petani membutuhkan kebebasan. Mereka tidak ingin hidup dengan aturan-aturan kaum Bolshevik; mereka ingin mengatur nasib mereka sendiri. Kami menuntut pembebasan seluruh Sosialis yang ditahan dan buruh nonpartisan; penghapusan hukum perang; kebebasan berbicara, pers, dan berkumpul bagi semua yang bekerja; pemilu bebas untuk komite-komite bengkel dan pabrik, dan untuk perwakilan-perwakilan serikat buruh dan Soviet.”

1 Maret.—Terjadi banyak penangkapan. Kelompok-kelompok pemogok kerja dikelilingi agen-agen Tcheka dalam perjalanan menuju penjara, itu menjadi pemandangan umum. Kemarahan menyebar di kota. Aku mendengar beberapa serikat buruh telah dilikuidasi dan anggota aktif mereka diserahkan ke Tcheka. Tetapi pengumuman-pengumuman terus muncul. Tindakan yang dilakukan pemerintah telah mengakibatkan meningkatnya sikap-sikap reaksioner. Situasi semakin tegang. Terdengar usulan untuk memanggil Majelis Konstituen. Sebuah manifesto diedarkan, ditandatangani oleh “Buruh Sosialis Distrik Nevsky”, secara terbuka menyerang rezim Komunis. “Kami tahu siapa yang takut terhadap Majelis Konstituen,” demikian tertulis. “Adalah mereka yang tidak akan lagi sanggup merampok kita. Sebaliknya mereka harus memberikan jawaban di hadapan perwakilan masyarakat atas penipuan-penipuan, pencurian-pencurian, dan semua kejahatan yang mereka lakukan.”

Zinoviev waspada; dia segera mengirim pesan ke Moskow agar mengirim pasukan tentara. Garnisun lokal dikabarkan bersimpati terhadap pemogok kerja. Militer dari provinsi-provinsi telah diperintahkan ke kota: resimen khusus Komunis telah tiba. Hukum perang luar biasa telah dideklarasikan hari ini.

2 Maret.—Laporan-laporan yang sangat membuat resah. Pemogokan massal pecah di Moskow. Di Astoria aku mendengar hari ini konflik bersenjata terjadi dekat Kremlin dan darah telah tumpah. Kaum Bolshevik mengklaim peristiwa berkaitan yang terjadi di dua ibukota Rusia adalah bukti konspirasi kontrarevolusi. Juga dikabarkan pelaut-pelaut Kronstadt datang ke kota untuk menyelidiki sebab persoalan. Mustahil untuk menceritakan fakta dari kisah fiksi. Tidak adanya pers publik telah mengakibatkan rumor yang paling liar. Koran-koran pemerintah tak dipercayai lagi.

3 Maret.—Kronstadt resah. Para pelaut itu tidak setuju denga cara-cara drastis yang diambil pemerintah melawan para buruh yang kecewa. Pasukan di kapal perang Petropavlovsk telah mengeluarkan resolusi bersimpati pada para pemogok kerja.

Telah diketahui hari ini, bahwa pada 28 Februari sebuah komite pelaut telah dikirim ke kota untuk memeriksa situasi pemogokan. Laporan itu menyudutkan pemerintah. Pada 1 Maret pasukan dari Skuadron Pertama dan Kedua Armada Baltik menggelar rapat akbar di Lapangan Yakorny. Rapat akbar itu dihadiri 16 ribu pelaut, Tentara Merah, dan buruh. Ketua Komite Eksekutif Soviet Kronstradt, Vassiliev yang komunis, menjadi pemimpin rapat. Hadirin disambut oleh Kalinin, Presiden Republik, dan oleh Kuzmin,

Komisar Armada Baltik. Sikap para pelaut sepenuhnya bersahabat pada Pemerintah Soviet, dan Kalinin disambut kedatangannya di Kronstadt dengan penghormatan militer, musik, dan spanduk-spanduk.

Di rapat itu situasi Petrograd dan laporan komite investigasi pelaut didiskusikan. Para hadirin mencerca cara-cara yang dilakukan Zinoviev dalam melawan buruh. Presiden Kalinin dan Komisar Kusmin mencerca para pemogok dan menuding Resolusi Petropavlovsk sebagai kontrarevolusi. Para pelaut menekankan kesetiaan mereka pada sistem Soviet, tetapi mengutuk birokrasi Bolshevik. Resolusi itu diluncurkan.

4 Maret.—Ketegangan hebat di kota. Pemogokan berlanjut: kerusuhan buruh terjadi lagi di Moskow. Gelombang kekecewaan menyapu negeri. Pemberontakan petani dilaporkan terjadi di Tambov, Siberia, Ukraina, dan Kaukasus. Negeri ini di ambang keputusasaan. Tadinya sangat diharapkan dengan berakhirnya perang saudara Komunis akan menghentikan rezim militer yang keras. Pemerintah telah mengumumkan keinginannya untuk pembangunan ekonomi kembali, dan rakyat bersemangat untuk membantu. Mereka menunggu untuk meringankan beban berat, penghapusan batasan-batasan keran perang, dan pengenalan kebebasan yang elementer.

Garis-garis depan pertempuran telah dihilangkan, tetapi kebijakan lama masih berlangsung, dan militerisasi buruh telah melumpuhkan kebangkitan industri. Akhirnya muncul tudingan terbuka bahwa Partai Komunis lebih tertarik untuk menegaskan kekuatan politiknya ketimbang menyelamatkan revolusi.

Manifesto pemerintah terbit hari ini. Ditandatangani Lenin dan Trotsky dan menyatakan Kronstradt bersalah atas pembangkangan. Tuntutan para pelaut untuk Soviet yang merdeka dituding sebagai “sebuah konspirasi kontrarevolusi melawan republik proletariat”. Anggota-anggota Partai Komunis diperintahkan untuk masuk ke tempat-tempat pengolahan dan pabrik-pabrik untuk “mengerahkan buruh untuk mendukung pemerintah melawan para pengkhianat.” Kronstadt akan ditindas.

Stasiun radio Moskow menyiarkan pesan “kepada semua, semua, semua”:

Petrograd tenang dan damai, dan bahkan beberapa pabrik yang dituduh menentang Pemerintah Soviet belakangan ini menyuarakan pemahamannya bahwa ini kerja para provokator…Tepat saat ini, saat rezim Partai Republik Amerika menguasai pemerintah dan menunjukkan kecenderungan untuk memulai hubungam bisnis dengan Soviet Rusia, penyebarluasan kebohongan dan rumor dan pengorganisasi gangguan di Kronstadt memiliki satu tujuan untuk mempengaruhi Presiden Amerika dan mengubah kebijakannya terhadap Rusia. Di saat yang sama Konferensi London menunda rapat-rapatnya, dan penyebarluasan rumor yang serupa pasti juga mempengaruhi delegasi Turki dan membuatnya lebih patuh pada tuntutan kesepakatan internasional. Pemberontakan pasukan Petropavlovask tak diragukan lagi bagian dari konspirasi besar untuk menciptakan masalah di dalam negeri Soviet Rusia dan untuk menciderai posisi internasional kita…Rencana ini dilaksanakan di dalam negeri Rusia oleh jenderal pengikut Tsar dan mantan-mantan perwiranya, dan aktivitas mereka didukung oleh kaum Menshevik dan Revolusioner Sosial.

Di seluruh Distrik Utara diberlakukan hukum perang dan semua pertemuan dilarang. Upaya-upaya pencegahan telah dilakukan untuk melindungi lembaga-lembaga pemerintah. Senapan-senapan mesin telah dipasang di Astoria, markas Zinoviev dan orang-orang penting Bolshevik lainnya. Persiapan-persiapan itu semakin meningkatkan ketegangan masyarakat. Pemerintah memerintahkan para pemogok untuk segera kembali bekerja, melarang penundaan kerja, dan mengancam warga yang berkumpul di jalanan.

Komite Pertahanan telah memulai “pembersihan” di kota. Banyak buruh yang dicurigai bersimpati dengan Kronstadt ditangkap. Semua pelaut Petrograd dan sebagian garnisun yang dianggap “tidak dapat dipercaya” diperintahkan untuk berada di wilayah yang jauh, sementara keluarga para pelaut Kronstadt tinggal di Petrograd sebagai sandera. Komite Pertahanan memberitahu Kronstadt bahwa “Para sandera dijadikan ‘jaminan’ keselamatan Komisar Armada Baltik, N.N Kuzmin, Ketua Soviet Kronstadt, T. Vassiliev, dan semua Komunis. Jika kamerad kami terluka sedikit saja, para sandera akan membayarnya dengan nyawa mereka.”

“Kami tidak menginginkan pertumpahan darah,” Kronstadt mengirimkan kawat balasan. “Tidak satu pun Komunis yang kami lukai.”

Kaum buruh Petrograd menunggu perkembangan dengan gelisah. Mereka berharap keberpihakan para pelaut akan menguntungkan situasi mereka. Masa jabatan para pejabat Soviet Kronstadt telah menjelang usai, dan persiapan-persiapan sedang dilakukan untuk pemilihan para pejabat baru.

Pada 2 Maret berlangsung sebuah konferensi delegasi-delegasi, di mana 300 perwakilan pelaut, garnisun, serikat buruh, dan pabrik-pabrik hadir, di antara mereka terdapat sejumlah Komunis. Konferensi itu menyetujui resolusi yang dikeluarkan oleh rapat akbar di hari sebelumnya. Lenin dan Trotsky telah menyatakannya sebagai kontrarevolusi dan bukti konspirasi Putih.

4 Maret.—Larut malam. Rapat luar biasa Petro-Soviet di Istana Tauride disesaki oleh Komunis, sebagian besar orang muda, fanatik, dan intoleran. Untuk dapat masuk peserta harus menunjukkan tiket khusus; untuk pulang setelah jam yang ditentukan pun harus ada izin. Perwakilan-perwakilan bengkel dan komite buruh berada di galeri, karena tempat duduk di ruang utama telah dikuasai orang-orang Komunis. Beberapa delegasi pabrik diberikan ruang dan waktu untuk bicara, tetapi saat mereka mencoba mengungkapkan kasus yang mereka hadapi, mereka dibungkam. Zinoviev berulangkali meminta agar rapat itu memberi kesempatan kepada oposisi untuk bicara, tetapi dia sendiri tak bersemangat dan tak yakin dengan permintaannya.

Tak satu suara pun yang mendukung Majelis Konstituen. Seorang buruh tempat pengolahan memohon kepada pemerintah untuk mempertimbangkan keluhan-keluhan kaum buruh yang kedinginan dan kelaparan. Zinoviev menjawab, para pemogok kerja adalah musuh rezim Soviet. Kalinin mengumumkan pemberontakan Kronstadt adalah rencana Jenderal Kozlovsky. Seorang pelaut mengingatkan Zinoviev masa-masa saat dia dan Lenin diburu oleh Kerensky dengan tuduhan kontrarevolusi dan diselamatkan oleh para pelaut yang sekarang mereka tuduh sebagai pengkhianat. Kronstadt hanya menuntut pemilu yang jujur, ungkapnya. Dia tidak diizinkan melanjutkan ucapannya. Terdengar suara keras dan pengajuan yang kasar dari Yevdakimov, tangan kanan Zionviev, yang membuat kaum Komunis berteriak kegirangan. Usulan resolusinya disetujui, tak peduli keberatan dari delegasi nonpartisan dan kaum buruh. Resolusi itu mendeklarasikan Kronstadt bersalah atas upaya kontrarevolusi melawan rezim Soviet dan menuntut penyerahan diri segera. Ini pernyataan perang.

5 Maret.—Banyak kaum Bolshevik yang menolak percaya bahwa resolusi Soviet akan dilaksanakan. Sebuah hal yang mengerikan untuk menyerang “kebanggaan dan kejayaan Revolusi Rusia”, begitu pujian Trotsky terhadap para pelaut Kronstadt. Di dalam lingkaran Komunis, banyak yang mengancam mundur dari partai jika aksi berdarah itu dilaksanakan.

Trotsky seharusnya berpidato di Petro-Soviet tadi malam. Ketidakhadirannya diterjemahkan sebagai tanda bahwa situasi ini terlalu dilebih-lebihkan. Tetapi larut malam dia datang dan hari ini dia mengeluarkan ultimatum kepada Kronstadt:

Pemerintahan Buruh dan Petani telah menetapkan bahwa Kronstadt dan kapal-kapal perang pemberontak harus segera diserahkan kepada pemerintah Republik Soviet. Untuk itu, aku memerintahkan siapa pun yang mengangkat tangan melawan tanah air Sosialis untuk meletakkan senjatanya sekarang juga. Para pembangkang akan dilucuti dan diserahkan ke pemerintah Soviet. Para komisar dan perwakilan pemerintah lainnya yang ditahan pemberontak harus dibebaskan saat ini juga. Hanya mereka yang menyerahkan diri tanpa syarat yang akan diampuni oleh Republik Soviet.

Secara simultan aku mengeluarkan perintah untuk bersiap melibas pemberontakan dengan pasukan bersenjata. Penderitaan yang mungkin akan dirasakan masyarakat yang damai akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab para pembangkang kontrarevolusi.

Peringatan ini bersifat final.

TROTSKY

Kepala Militer Revolusioner

Republik Soviet

KAMENEV

Pemimpin Komando

Kota di tepi jurang kepanikan. Pabrik-pabrik ditutup, dan ada rumor tentang demonstrasi dan kerusuhan. Ancaman terhadap Yahudi mulai terdengar. Pasukan militer terus mengalir ke Petrograd dan sekitarnya. Trotsky telah mengirim tuntutan baru ke Krosntadt untuk menyerah, perintah itu mengandung ancaman: “Aku akan menembak kalian seperti burung.” Bahkan sebagian komunis tidak suka dengan nada suara pemerintah. Ini kesalahan fatal, ucap mereka, menerjemahkan permohonan pemogok kerja untuk mendapatkan roti sebagai oposisi. Simpati Kronstadt terhadap pemogok kerja dan tuntutan mereka untuk pemilu yang jujur telah dialihkan oleh Zinoviev seakan-akan sebagai rencana kontrarevolusi. Aku telah membicarakan situasi ini dengan beberapa kawan, di antaranya sejumlah Komunis. Kami merasa masih ada waktu untuk menyelamatkan situasi. Sebuah komite yang dipercayai oleh pelaut dan buruh, dapat meredakan ketegangan dan menemukan solusi yang memuaskan atas persoalan yang menekan ini.

Sungguh berlebihan jika insiden tak penting, seperti pemogokan buruh di tempat pengolahan Trubotchny, harus mengakibatkan perang saudara dengan segala pertumpahan darahnya.

Lalu aku mengirim surat yang ditandatangani bersama Emma Goldman, Perkus, Petrovsky, ke Zinoviev, membujuknya untuk mempertimbangkan situasi ini dan mengingatkannya akan risiko besar jika pemerintah meneruskan rencana untuk menindak Kronstadt dengan kekerasan. Kami juga mengusulkan pembentukan komite untuk menengahi persoalan ini.

6 Maret.—Hari ini Kronstadt menyiarkan pesan melalui radio, sebuah pernyataan posisi mereka:

Sikap kami jelas, kami berdiri untuk kekuasaan Soviet, bukan partai. Kami mendukung pemilihan yang bebas untuk perwakilan massa buruh. Soviet-Soviet bawahan yang dimanipulasi oleh Partai Komunis selalu tuli terhadap kebutuhan dan tuntutan kita; satu-satunya jawaban yang pernah kita terima adalah tembakan. Kamerad! Mereka dengan sukacita membelokkan kebenaran dan berujung pada tudingan yang sama sekali tidak dapat diterima. Di Kronstadt seluruh kekuasaan secara eksklusif berada di tangan para pelaut revolusioner, tentara, dan buruh, bukan oleh orang-orang kontrarevolusi yang dipimpin Kozlovsky, seperti yang diucapkan radio Moskow pembohong untuk membuatmu percaya. Jangan menunda, kamerad! Bergabung bersama kami, berhubungan bersama kami: tuntutlah Kronstadt untuk memberikan undangan kepada delegasi-delegasi kalian. Hanya mereka yang akan mengatakan kepadamu seluruh kebenaran dan akan mengungkap hal memalukan tentang roti dari Finlandia dan tawaran-tawaran yang diajukan oleh negara-negara lain.

Hidup petani dan proletariat revolusioner!

Hidup kekuasaan Soviet-Soviet yang dipilih secara bebas!

7 Maret.—suara menggelegar dari kejauhan terdengar di telingaku saat menyeberangi Nevsky. Terdengar lagi, lebih keras dan lebih dekat, seakan-akan mengarah kepadaku. Segera aku menyadari artileri telah ditembakkan. Saat ini pukul 6 sore. Kronstadt sedang diserang!

Hari-hari penuh penderitaan dan pemboman. Hatiku kelu dengan keputusasaan; terasa ada yang mati di dalam diriku. Masyarakat di jalanan terlihat menunduk dalam kesedihan mendalam, gamang. Tidak seorang pun yang percaya diri untuk bicara. Rentetan senapan mesin berat menggelegar bagai petir bertubi-tubi menghajar udara.

17 Maret.—Kronstadt jatuh hari ini. Ribuan pelaut dan buruh tergeletak di jalanan. Proses pembunuhan para tahanan dan sandera terus berlangsung.

18 Maret.—Pemenang merayakan peringatan Komune Paris 1871. Trotsky dan Zinoviev menuding Thiers dan Gallifet sebagai orang-orang yang membantai para pemberontak Paris.

Klub Universalis di Tverskaya melompong, anggota-anggota aktifnya dipenjara sejak peristiwa Kronstadt. Kaum Anarkis dari berbagai tempat dibawa ke kota, dan sekarang mereka berada di penjara Burtiki dan Taganka. Berkaitan dengan meluasnya kekecewaan buruh, pemerintah melakukan tindakan kejam terhadap elemen-elemen revolusioner dan Oposisi Buruh Komunis yang menuntut demokrasi industrial.

Situasi ini melumpuhkan kerja Komite Memorial Peter Kropotkin, yang menjadi tujuanku datang ke ibukota. Soviet Moskow mengeluarkan resolusi untuk membantu “Golos Truda” dalam memublikasikan karya lengkap Kropotkin, tetapi pemerintah memboikotnya. Soviet juga telah menyumbangkan rumah tempat Kropotkin dilahirkan untuk dijadikan museum, tetapi setiap upaya untuk menggunakan rumah itu, yang sampai saat ini diduduki organisasi Komunis, selalu gagal. Pemerintah menolak semua upaya kami.

15 April.—Ada kunjungan tak terduga hari ini. Aku duduk di kamarku (di dalam apartemen milik sebuah keluarga di Leontievsky Alley) saat seorang petugas pemerintah masuk, ditemani tukang angkut di rumah itu dan dua tentara. Dia memperkenalkan dirinya sebagai seorang agen dan departemen yang baru dibentuk “untuk memperbaiki kehidupan kaum buruh”. Dan aku tidak dapat tersenyum ketika dia berkata bahwa kampanye untuk memperjuangkan kepentingan kaum proletar diarahkan oleh Tcheka. Kamar-kamar yang lebih baik akan diberikan kepada buruh, ujarnya, dan kamarku menjadi salah satu yang diambil alih untuk tujuan itu. Aku harus pergi dalam 24 jam.

Dengan menunjukkan simpati, aku meminta perhatian petugas itu bahwa nyaris tidak mungkin aku bisa mendapatkan kamar baru dalam waktu sesingkat itu. Izin dan “penugasan” harus aku urus di Biro Perumahan, prosedur yang paling cepat akan memakan waktu sepekan, bahkan sering sampai berbulan-bulan. Tanpa menjawab pernyataanku, agen Tcheka itu melangkah ke lorong, membuka pintu pertama, dan berkata pedas, “Kau dapat tinggal di sini untuk sementara.”

Bau sabun menyergap kami. Melalui kabut uap aku melihat sebuah ranjang, sebuah meja kecil, dan seorang perempuan sedang membungkuk di wastafel.

“Tovarishtch, di sini tinggal…” tukang angkut berkata ragu.

“Cukup besar untuk berdua,” sergah si pejabat.

“Tetapi ruangan itu ditinggali seorang perempuan,” aku protes.

“Kau akan menyesuaikan diri,” dia tertawa sinis.

Berhari-hari aku menghabiskan waktu di kantor-kantor Biro Perumahan dan tak menghasilkan apa pun. Sepekan berlalu, lalu pekan-pekan berikutnya, tetapi tidak ada orang yang menghuni bekas kamarku. Departemen “untuk memperbaiki kehidupan buruh” jelas hanya tertarik untuk “merekuisisi” tempat yang sedang ditinggali daripada menyerahkannya kepada kaum proletar. Hanya melalui bantuan dari pejabat tinggi atau “hadiah” kamar-kamar itu dapat ditinggali.

Tak diduga seorang teman Komunis menolongku. Rencananya kamarku akan dijadikan kantor Komisi Memorial Kropotkin, dan karena aku adalah sekretaris komisi, maka aku diizinkan untuk menempatinya.

30 April.—Rumor gelap beredar di kota. Tiga ratus tahanan politik kabarnya menghilang dari penjara Burtiki. Mereka dikeluarkan paksa pada malam hari, kabarnya sebagian dieksekusi. Tcheka membantah informasi itu.

Beberapa hari berlalu di tengah kebingungan yang menyiksa—banyak kawanku di antara tahanan yang hilang. Warga yang tinggal dekat penjara mengatakan mereka mendengar jeritan ketakutan dan suara orang yang mempertahankan diri dengan putus asa. Pemerintah pura-pura tidak tahu.

Secara bertahap faktanya mulai terungkap. Diketahui 1.500 tahanan nonpolitik di Burtiki melakukan mogok makan sebagai protes atas kondisi penjara yang tidak sehat. Sel-sel terlalu penuh dan kotor tak terperi, pintu-pintu dikunci bahkan saat siang hari, pispot jarang dibersihkan, meracuni udara dengan bau busuk. Komisi kesehatan telah mengingatkan pemerintah akan bahaya epidemi penyakit, tetapi rekomendasinya diabaikan. Lalu mogok makan pun terjadi. Pada hari keempat sebagian tahanan mulai histeris. Mereka berteriak-teriak dengan makian dan menggoyang-goyangkan pintu besi, mengejutkan penjara selama berjam-jam, kerusuhan itu membuat penjara dalam situasi waspada. Para tahanan politik tidak ikut dalam demonstrasi itu. Mereka dipisahkan di sayap bangunan yang lain, yang mereka dapatkan melalui aksi kolektif. Situasi mereka jauh lebih baik daripada tahanan “biasa”. Tetapi perasaan persaudaraan membuat mereka melibatkan diri sebagai perantara. Permohonan mereka akhirnya membuat Tcheka menyatakan bahwa tuntutan dari mogok makan itu wajar dan berjanji akan menyelesaikan persoalan. Selanjutnya, para tahanan “biasa” menghentikan protesnya, dan insiden itu selesai.

Tetapi beberapa hari kemudian, pada 25 April malam, satu detasemen tentara dan agen-agen Tcheka tiba-tiba muncul di penjara. Sel-sel tahanan politik satu demi satu diserang, para lelaki dipukuli dan para perempuan diseret dengan rambut dijambak ke tengah lapang, sebagian besar hanya mengenakan pakaian tidur. Popor senjata membungkam mereka. Lalu mereka dipaksa naik ke truk dan dibawa ke stasiun kereta api.

Investigasi oleh Soviet Moskow mengungkap informasi, para tahanan politik yang diculik, terdiri atas kaum Menshevik, Revolusioner Kiri dan Kanan, dan Anarkis, telah diasingkan di penjara-penjara terburuk warisan Tsar di Ryazan, Orlov, Yaroslav, dan Vladimir.

10 Juli.—Hari kedelapan mogok makan di Taganka. Para lelaki itu sangat lemah, sebagian besar tak sanggup lagi berjalan, beberapa orang mulai mengalami gangguan jantung. Sheroshevsky sang mahasiswa muda sedang sekarat karena tak makan.

Komite Sentral telah melakukan tindakan berdasarkan saran Lenin. Sebuah komite bersama yang mewakili pemerintah dan delegasi-delegasi asing telah dibentuk untuk mengatur kondisi untuk membebaskan dan mendeportasi kaum Anarkis. Tetapi sejauh ini rapat-rapat mereka tidak membuahkan hasil. Dzerzhinky dan Unschlicht, yang sekarang menjadi kepala Tcheka, mengklaim tidak ada Anarkis yang sebenarnya di penjara, hanya para bandit. Mereka mencoba menyerahkan beban pembuktian kepada para delegasi dengan menuntut agar para delegasi memberikan daftar lengkap orang-orang yang harus dibebaskan. Para delegasi merasa Tcheka sedang menyabotase penyelesaian persoalan ini, karena ingin menunda waktu sampai Kongres Serikat Buruh selesai.

13 Juli.—Akhirnya kami berhasil menggelar rapat malam ini. Trotsky tidak hadir, dia digantikan Lunatcharsky, sebagai perwakilan Partai Komunis. Konferensi itu digelar di Kremlin. Setelah berdebat panjang komite berhasil menyetujui kesepakatan, dan hasilnya dikirim ke para tahanan. Kesepakatan itu menyebutkan, semua Anarkis yang dipenjara di seluruh Rusia, dan yang sedang mogok makan, diizinkan meninggalkan negeri ini ke negara mana pun yang mereka inginkan. Mereka akan diberi paspor dan uang. Keluarga mereka yang memutuskan untuk pergi dari Rusia juga diizinkan untuk ikut meninggalkan negeri ini. Dan mereka yang memutuskan untuk meninggalkan Rusia akan diberi waktu bebas dua atau tiga hari untuk menyiapkan kepergiannya. Namun, mereka tidak akan pernah diizinkan lagi menginjakkan kaki di Rusia, kecuali dengan izin pemerintah Soviet.

Aku menolak keputusan itu.

10 Agustus.—Hari dan pekan berlalu, semua tahanan politik masih dipenjara. Konferensi Komite Bersama sudah selesai. Janji Lenin dan Lunatcharsky diingkari. Tcheka telah membuat resolusi Komite Eksekutif Partai Komunis tak efektif.

Kongres Serikat buruh telah usai, dan sebagian besar delegasi telah pulang ke negeri masing-masing.

17 September.—Pada siang hari ini para pemogok makan dibebaskan dari Taganka, dua bulan sejak pemerintah bersumpah untuk membebaskan mereka. Para tahanan tampak kelelahan dan tua, didera derita dan sakit. Mereka selalu diawasi dan dilarang bertemu dengan kawan-kawannya. Kabarnya mereka harus menunggu bermingu-minggu sebelum kesempatan untuk pergi dari Rusia diberikan. Mereka tak diizinkan bekerja dan mereka tak memiliki apa pun untuk dimakan.

Tcheka mengumumkan tak akan ada lagi pembebasan tahanan politik. Penangkapan kaum revolusioner terjadi di seluruh negeri.

30 September.—Dengan hati pedih aku mencari bangku yang aku kenal di taman. Di sini Fanya kecil duduk di sampingku. Wajahnya menatap matahari, sepenuh dirinya bersinar dengan idealisme. Tawanya yang ceria terdengar penuh semangat dan kehidupan, tetapi aku gemetar akan keselamatannya setiap mendengar langkah yang mendekat. “Jangan takut,” dia terus meyakinkan aku, “tidak seorang pun akan tahu dengan penyamaran sebagai petani ini.”

Sekarang dia telah mati. Kemarin dia dibunuh Tcheka sebagai “bandit”.

Hari-hari berlalu dengan kelabu. Satu demi satu harapan mati. Teror dan despotisme telah menghancurkan kehidupan yang lahir dari revolusi Oktober. Slogan-slogan revolusi telah dikhianati, ideal-idealnya tenggelam dalam darah rakyat. Tarikan napas hari kemarin telah mengakibatkan kematian jutaan orang, bayangan hari ini tergantung bagai kain pembungkus mayat di seluruh negeri. Kediktatoran menginjak-nginjak massa di bawah kakinya. Revolusi telah mati, jiwanya menangis di alam liar.

Sudah saatnya kebenaran tentang Bolshevik dikisahkan. Kuburan yang disembunyikan harus diungkap, jejak kaki yang membuat kaum proletar mengalami akibat yang fatal harus dipertontonkan. Mitos Bolshevik harus dihancurkan.

Aku telah memutuskan meninggalkan, Rusia.