Bab XXXIV

Mitos Bolshevik

(Diary 1920–1922)

Alexander Berkman


Terbit: Sebagai pamplet oleh
Teks asli: oleh
Proofed: oleh

Terbit dalam bahasa Indonesia:
Terjemah: 
Proofreading terakhir: 


Bab XXXIV

Hari-Hari Pertama 1921

Semua front militer telah dilikuidasi: perang saudara sudah memasuki akhir. Negeri ini menghela napas lega. Negara-negara sekutu telah berhenti mendanai kaum kontrarevolusi, tetapi blokade masih berlangsung. Saat ini baru disadari secara umum bahwa harapan akan terjadi revolusi dalam waktu dekat di Eropa hanya tinggal mimpi. Proletariat negara-negara barat, yang sedang berjuangan keras menghadapi penentangan di negeri masing-masing, tidak dapat membantu Rusia. Republik Soviet tersingkir dari sumber-sumber dayanya.

Semua pikiran beralih pada rekonstruksi ekonomi. Lingkaran-lingkaran komunis dan pers resmi teragitasi oleh diskusi tentang peran buruh dan situasi saat ini. Diakui bahwa militerisasi buruh telah gagal. Jauh dari produktif, seperti selama ini diklaim, efek militerisasi buruh telah mengakibatkan perpecahan dan kemerosotan moral. Bagian baru yang akan serahkan kepada proletariat adalah untuk memecahkan masalah besar ini, tetapi tidak ada opini yang menyatukan di antara para pemimpin Bolshevik. Lenin keberatan, karena menurutnya serikat-serikat tidak disiapkan untuk mengurus industri. Menurut dia misi utama mereka adalah sebagai “sekolah komunisme”, dengan partisipasi yang akan meningkat secara bertahap dalam wilayah ekonomi. Zinoviev dan pengikutnya mendukung Lenin dan mengelaborasi pandangan-pandangannya. Tetapi Trotsky bersikap lain, berkeras menyatakan kaum buruh masih jauh dari layak untuk mengurus industri. Dia menuntut adanya “front buruh”, yang menjadi subjek disiplin besi dalam kampanye militer. Dalam oposisi terhadap konsepsi itu, elemen-elemen buruh memperjuangkan demokratisasi yang sesegera mungkin untuk pemerintahan industrial. Penyingkiran serikat-serikat buruh dalam peran pengambilan keputusan di kehidupan ekonomi, begitu mereka nyatakan, adalah alasan yang sebenarnya atas situasi saat ini. Mereka yakin, proletariat revolusioner, yang telah mengalahkan seluruh oposisi bersenjata, juga akan mampu mengalahkan musuh dalam wilayah ekonomi. Tetapi kaum buruh harus terlebih dulu diberikan kesempatan: mereka akan belajar sambil melakukan.

Di seluruh negeri muncul semangat berdiskusi, demi solusi yang padanya masa depan ekonomi masyarakat digantungkan.

**

Banyak kaum Anarkis yang ditangkap di Kharkov saat menjelang konferensi dibawa ke Moskow. Sebagian dipenjara di Burtiki, sebagian lagi dipenjara di markas Tcheka. Volin, A. Baron, dan Lea, istri dari temanku Yosif sang Emigran, berada di antara mereka. Yosif dilaporkan mati. Di tengah keberatan pemerintah Kharkov, dia ditemani dua temannya pergi ke markas Makhno untuk membantu menyiapkan perjanjian dengan Bolshevik. Di tengah jalan ketiganya hilang—dibunuh, begitu asumsi yang muncul, saat mereka memasuki desa yang sedang diserang untuk mengusir dan menyiksa Yahudi. Muncul banyak rumor, kaum Bolsehvik yang bertanggung jawab atas tragedi itu, tetapi aku tidak dapat mempercayai mereka akan berkhianat seperti itu.

Dengan bantuan Angelica Balabanova kami mengajukan permohonan atas nama para korban putusnya perjanjian antara pemerintah Soviet dengan Makhno. Hampir semua yang datang untuk konferensi itu berada dalam ketagori yang oleh Komunis disebut “Anarkis dalam ide”, dan Lenin telah meyakinkan aku bahwa Partai Komunis dapat menerima mereka, walau idenya tak sejalan. Upaya-upaya yang dilakukan Angelica telah membuatku dapat melakukan janji pertemuan dengan Latsis, kepala “Departemen Operasi Rahasia” di Veh-Tcheka, yang menangani kasus itu. Tetapi saat aku datang di jam yang disepakati, aku diberitahu bahwa Latsis, yang tahu tujuan kedatanganku, telah memerintahkan agar aku tidak diterima.

Karena masih percaya akan kemungkinan hubungan persahabatan antara pemerintah Soviet dengan kaum Anarkis, aku mengajukan permohonan ke orang-orang Komunis berpengaruh. Tugas besar untuk membangun kembali negeri ini, desakku, membutuhkan pemahaman bersama dan kerjasama. Tetapi teman-teman Bolshevik-ku merendahkan saranku sebagai utopis, walau beberapa di antara mereka bersedia membantu untuk membebaskan kawan-kawanku dengan mengajukan diri mereka sebagai “jaminan”. Akhirnya aku memutuskan untuk mengajukan permohonan langsung ke Lenin. Dalam komunikasi tertulis aku menjelaskan kepadanya situasi ini dan langsung mengajukan alasan-alasan—baik secara revolusioner, etis, dan kemanfaatan—untuk membebaskan seluruh tahanan politik demi kepentingan bersama.

Lama aku menunggu jawaban. Pintu penjara tetap tertutup. Lebih banyak penangkapan lagi yang terjadi di berbagai tempat di negeri ini.

**

13 Februari.—Peter Kropotkin wafat tanggal 8 bulan ini. Walau aku sudah dapat menduganya, kabar itu tetap saja membuatku kaget. Aku bergegas dari Petrograd ke Dmitrov, di mana sejumlah teman dekat almarhum telah berkumpul. Hampir seluruh warga desa mengantarkan jenasah ke kereta yang akan membawanya ke Moskow. Anak-anak kecil menaburi jalan dengan ranting-ranting pinus, dan ucapan perpisahan disampaikan oleh orang-orang desa yang sederhana kepada lelaki yang mereka kasihi sepenuh hati.

Pemerintah Soviet menawarkan untuk mengurus pemakaman, tetapi keluarga Kropotkin dan kawan-kawannya menolak. Mereka merasa bahwa Peter, yang sepanjang hidupnya menolak eksistensi negara, tidak seharusnya dinodai keyakinannya di saat kematiannya dengan perhatian itu. Komisi Pemakaman yang dibentuk oleh organisasi-organisasi Anarkis Moskow mengajukan permohonan kepada Lenin untuk mengizinkan kamerad-kamerad mereka yang dipenjara agar dapat menghadiri pemakaman kawan dan guru mereka. Lenin mengizinkan, dan Komite Sentral Partai Komunis merekomendasikan ke Tcheka untuk membebaskan sementara para tahanan Anarkis. Mendapatkan wewenang dari Komisi untuk mengurus hal tersebut, aku diberi kesempatan untuk mengunjungi para tahanan di Burtiki. Sekumpulan dari mereka mengelilingi aku, pucat, wajah-wajah para pejuang, dengan mata penuh semangat dan begitu antusia pada kehidupan yang telah menyingkirkan mereka.

Di “penjara internal” Tcheka aku diizinkan bertemu A. Baron, juru bicara Anarkis yang ditahan di sana. Aku ditemani Yartchuk, yang sempat ditahan tetapi baru-baru ini dibebaskan. “Kau mungkin akan segera bersama kami lagi,” ucap petugas kepadanya dengan wajah mengejek.

Karena nasionalisasi semua alat komunikasi, fasilitas percetakan, dan bahan-bahan, komisi harus mengajukan permohonan ke Soviet Moskow untuk dapat menerbitkan berita terkait pemakaman Kropotkin. Setelah penundaan cukup lama, akhirnya keluar izin untuk menerbitkan koran satu hari, berjumlah empat halaman berisi kenangan-kenangan akan Kropotkin, tetapi pihak berwenang mendesak agar manuskrip koran—walau secara eksklusif ditujukan untuk mengapresiasi Kropotkin sebagai intelektual, manusia, dan anarkis—harus diserahkan untuk disensor.

Tcheka menolak membebaskan tahanan Anarkis tanpa sebuah jaminan dari Komisi Pemakaman untuk mengembalikan mereka. Jaminan pun diberikan, Komisi Luar Biasa mengabari aku bahwa “dari pemeriksaan akhirnya diputuskan tidak ada seorang pun Anarkis yang dapat dibebaskan”. Lalu terjadilah saling lempar “opini” antara Soviet Moskow, yang diwakili oleh Kamenev, presidennya, dan Tcheka, yang akhirnya menghasilkan janji tak ikhlas untuk mengizinkan semua Anarkis Moskow yang ditahan untuk dapat menghadiri pemakaman.

Jenasah Kropotkin disemayamkan di Aula Pilar di Gedung Serikat. Barisan buruh, mahasiswa, dan petani yang tak putus-putus melangkah di depan meja jenasah untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum. Di luar, massa menunggu untuk mengantarkan jenasah ke tempat peristirahatan terakhir. Semua telah bersiap: lagu kematian telah dinyanyikan, waktu untuk proses sudah dimulai. Tetapi tahanan Anarkis belum datang. Pertanyaan mendesak yang diajukan ke Tcheka menghasilan informasi yang kontradiktif: jaminan kolektif dari Komisi tidak memenuhi persyaratan, kami diberitahu mereka menolak menghadiri pemakaman, tetapi mereka telah dibebaskan.

Sudah lewat tengah hari. Pemakaman ditunda. Jelas Tcheka menyabotase kesepakatan kami. Kami memutuskan untuk protes secara demonstratif dengan menyingkirkan simbol-simbol pemerintah dan Komunis dari aula. Ancaman skandal publik segera memaksa pihak berwenang untuk kembali pada kesepakatan, dan dalam 15 menit tujuh tahanan dari “penjara internal” datang. Kami diyakinkan bahwa Anarkis yang ditahan di Burtiki juga telah dibebaskan dan akan segera bergabung dengan kami. Tetapi pada kenyataannya mereka tak pernah dibebaskan.

Prosesi panjang bergerak perlahan menuju tempat pemakaman. Para mahasiswa, dengan tangan terjalin, membentuk rantai manusia di dua sisi massa yang besar. Matahari bersinar terang di atas salju yang mengeras. Bendera-bendera hitam Anarkis, disisipi oleh kilatan merah, berkibar di udara bagai tangan-tangan cinta yang dirundung kesedihan.

Museum Kropotkin akan didirikan untuk mengenang ilmuwan dan guru Anarkis itu. Komite organisasi-organisasi Anarkis yang bertanggungjawab mendirikan museum telah meminta Emma Goldman dan aku untuk membantu organisasi itu. Kerjasama lebih lanjut dengan Museum Revolusi menjadi tidak mungkin karena sikap yang ditunjukkan Ispart. Lebih jauh lagi, karya Kropotkin jauh lebih penting dan menarik simpatiku. Aku merusak hubunganku dengan Museum Revolusi dengan menerima tugas sebagai sekretaris Komisi Memorial Kropotkin.