Bab VIII

Mitos Bolshevik

(Diary 1920–1922)

Alexander Berkman


Terbit: Sebagai pamplet oleh
Teks asli: oleh
Proofed: oleh

Terbit dalam bahasa Indonesia:
Terjemah: 
Proofreading terakhir: 


Bab VIII

Di Moskkommune

Komisar ossobniak kami, dengan menetapkan persyaratan, mengundangku untuk menyertainya ke Moskkomune. Itu adalah pusat suplai makanan yang sangat besar, organisasi yang luar biasa yang memberi makan Moskow dan sekitarnya. Kereta-keretanya diberi hak untuk menggunakan semua jalur dan membawa makanan dari wilayah-wilayah yang jauh seperti Siberia dan Turkestan. Tidak satu pon terigu pun yang dapat dikeluarkan oleh setiap “toko”—titik distribusi yang tersebar di seluruh kota—tanpa perintah tertulis yang ditandatangani dan ditandatangani ulang oleh berbagai biro Komune. Dari pusat ini setiap “distributor” menerima sejumlah suplai penting yang dibutuhkan oleh distrik terkait, merujuk pada aturan pembagian roti dan kartu-kartu lainnya.

Moskkomune adalah lembaga yang paling populer dan aktif; ini adalah sebuah tempat yang berkegiatan dengan ribuan buruh, sibuk menentukan kategori-kategori pyock dan menerbitkan “otorisasi.” Selain roti, gula, teh, dan sebagainya, yang diberikan kepada warga melalui “toko” di distriknya, setiap orang juga menerima jatah di lembaga yang mempekerjakannya. Pyock dibedakan berdasarkan “kualitas” warga dan posisi yang ditempatinya. Saat ini tentara dan pelaut menerima 2,5 pon roti per hari; buruh Soviet menerima 3 pon setiap dua hari; mereka yang tidak bekerja—karena usia, kondisi kesehatan dan yang cacat di luar anggota militer—menerima % pon Ada juga kategori khusus untuk pyock “istimewa”, para akademisi dari kalangan ilmuwan tua dan profesor yang jasanya diakui oleh negara, dan juga revolusionis-revolusionis tua yang tidak secara aktif berseberangan dengan komunis. Juga ada pyock-pyock “istimewa” di lembaga-lembaga penting, seperti di Komintern (Internasional Ketiga), Narkominodel (Kantor Urusan Luar Negeri), Narkomput (Komisariat Kereta Api), Sovnarkhoz (Soviet Ekonomi Publik), dan lainnya.

Anggota Partai Komunis mendapat kesempatan untuk menerima jatah tambahan melalui organisasi-organisasi Komunis mereka, dan keistimewaan juga diberikan kepada mereka yang bekerja di departemen yang mengeluarkan pakaian. Juga ada Sovnarkom pyock, yang terbaik untuk dimiliki, untuk pejabat-pejabat penting Komunis, para komisar, asisten pertama mereka, dan para fungsionaris tingkat tinggi. Rumah Soviet, tempat tinggal para pengunjung dan delegasi berpengaruh dari luar negeri, seperti ossobniak Karakhan dan Hotel Lux, menerima suplai makanan khusus. Itu termasuk lemak dan makanan tambahan (mentega, keju, daging, gula, permen, dan lain-lain), yang mana warga biasa hanya mendapat jatah yang sangat sedikit.

Aku mendiskusikan persoalan ini dengan Komisar Rumah, seorang anggota Partai yang sangat setia. “Esensi komunisme adalah keadilan,” kataku, “seharusnya hanya ada satu jenis pyock, sehingga semua orang akan berbagi secara adil.”

“Er-Kah-Peh (Partai Komunis) telah memutuskan hal ini sejak lama, dan itu benar,” jawabnya.

“Tetapi bagaimana bisa jadi benar?” aku memprotes. “Satu orang menerima pyock yang berlebih, lebih dari cukup untuk hidup, orang yang lain menerima kurang dari cukup, orang ketiga hampir tidak mendapat apa pun. Kau memiliki kategori yang tak berujung.”

“Well,” ucapnya, “pasukan Tentara Merah di garis depan harus mendapat lebih dari warga kota; mereka yang berjuang paling keras. Para tentara di rumah juga harus didorong, begitu juga para pelaut; mereka tulang punggung revolusi. Kemudian pejabat yang bertanggung jawab berhak mendapat makanan yang sedikit lebih baik. Lihat bagaimana mereka bekerja, enam belas jam sehari, bahkan lebih, memberikan semua waktu dan energi mereka untuk menyelesaikan persoalan. Pegawai di lembaga-lembaga penting seperti Narkomput dan Narkominodel juga harus diberi keistimewaan. Selain itu, jatah yang besar tergantung pada bagaimana lembaga-lembaga itu dikelola. Banyak lembaga-lembaga besar yang mendapat sebagian besar suplainya langsung dari pertanian, melalui perwakilan khusus dan koperasi-koperasi.

“Jika seseorang akan mendapat keistimewaan, aku pikir seharusnya para buruh,” jawabku. “Tetapi mereka mendapatkan pyock yang nyaris paling buruk.”

“Apa yang dapat kita lakukan, tovarishtch! Jika bukan karena Sekutu dan blokade terkutuk, kita akan mendapat cukup makanan untuk semua,” ucapnya, sedih. “Tetapi ini tidak akan berlangsung lama. Apakah kau sudah baca di Izvestia, tentang revolusi yang akan segera meletus di Jerman dan Italia? Proletariat Eropa akan datang membantu kita.”

“Aku meragukannya, tetapi marilahh kita berharap. Sementara itu, kita tidak dapat duduk dan menunggu revolusi akan terjadi di tempat lain.Kita harus melakukan upaya sendiri untuk membuat negeri ini mandiri.”

Komisar di anteran itu mendapat giliran, dan dia dipanggil ke kantor bagian dalam. Kami telah menunggu beberapa jam di koridor berbagai biro. Terlihat hampir semua pintu harus dimasuki sebelum mendapatkan jumlah resolusi (pengesahan) yang cukup, dan “perintah” final untuk suplai diperoleh.

Pergerakan para pemohon aplikasi dan pegawai dari kantor ke kantor tidak pernah berhenti. Semua orang saling berdesakan dan mendorong ke depan antrean. Orang-orang yang menunggu memerhatikan dengan seksama bahwa tidak ada seorang pun yang mendahului giliran yang seharusnya. Tetapi sering kali ada orang yang melangkah langsung menuju pintu kantor dan mencoba masuk, mengabaikan antrean.

“Ke barisan, ke barisan!” terdengar teriakan-teriakan bersamaan. “Orang licik! Kita sudah berdiri berjam-jam di sini, dan dia datang dan ingin langsung masuk.”

“Aku vne otcheredi (tidak perlu antre,” orang itu akan menjawab tak acuh.

“Tunjukkan kewenanganmu!”

Satu demi satu orang-orang dengan vne otcheredi datang, dengan beberapa lembar kertas yang menjamin pelayanan segera, sementara “ekor antrean” terus memanjang.

“Aku sudah berdiri tiga jam,” gerutu seorang lelaki tua, “di biroku orang-orang sedang menungguku untuk urusan penting.”

“Belajar bersabar, bapak kecil,” seorang buruh menjawab dengan humor. “Lihat aku, kemarin aku sudah anter sepanjang hari sejak pagi, dan setiap saat para vne otcheredi itu selalu datang, dan jam 2 sore saat aku mendapat giliran masuk. Tetapi kepala kantor itu melihat jam dan berkata kepadaku, ‘Tidak ada lagi hari ini, tidak ada pperintah yang dikeluarkan setelah jam 2 sore. Datang lagi besok.’ ‘Tolonglah, pak,’ aku memohon. ‘aku tinggal sejauh tujuh verst dari sini dan harus bangun tidur jam lima pagi untuk datang ke sini. Tolonglah aku, golubtshik, cukup goreskan pulpenmu dan selesai.’ ‘Pergi, pergi sekarang,’ kata orang yang kejam itu, ‘Aku tidak punya waktu. Datang lagi besok,’ dan dia mendorongku dari ruangannya.”

“Betul, betul,” seorang perempuan di belakangnya ikut nimbrung, “Aku tepat berada di belakangmu, dan dia tidak mau mengizinkanku masuk juga, orang berhati keras.”

Komisar keluar dari kantor. “Siap?” tanyaku.

“Tidak, belum,” dia tersenyum getir. “Tetapi kau lebih baik pulang, atau kau akan kehilangan makan malammu.”

**

Di Kharitonensky, Sergei sedang menungguku

“Berkman,” ucapnya, saat aku masuk, “akankah kau mau mengizinkanku berbagi kamar denganku?”

“Apa maksudmu?”

“Aku diperintahkan untuk keluar. Waktuku sudah habis, kata mereka. Tetapi aku tidak tahu harus pergi ke mana.Besok pagi aku akan mencari tempat lain untuk tinggal, tetapi sementara ini–?”

“Kau akan tinggal bersamaku.”

“Tetapi jika Komisar Rumah keberatan?”

“Apakah kau akan disuir ke jalan di tengah udara yang membeku ini? Kau berada dalam tanggung jawabku.”