Mitos Bolshevik
(Diary 1920–1922)
Alexander Berkman
Terbit: Sebagai pamplet oleh
Teks asli: oleh
Proofed: oleh
Terbit dalam bahasa Indonesia:
Terjemah:
Proofreading terakhir:
Bab VI
Tchicherin dan Karakhan
24 Februari.—Saat itu pukul 3 pagi. Di Kantour Urusan Luar Negeri para koresponden berkumpul dan para pengunjung datang setelah berjanjian dengan Tchicherin. Komisar Rakyat untuk Urusan Luar Negeri telah mengubah malam menjadi siang.
Aku menemukan Tchicherin di meja besar, dalam sebuah kantor yang dingin, syal tua membungkus lehernya. Pertanyaan pertamanya, “Berapa lama lagi revolusi akan terjadi di Amerika Serikat?” Saat aku menjawab, buruh di Amerika masih terlalu terpengaruh oleh para pemimpin yang reaksioner, dia menyebutku pesimistis. Dalam masa revolusi seperti saat ini, pikir dia, bahkan Federasi Buruh harus segera berubah sikap menjadi lebih radikal. Dia sangat berharap perkembangan yang revolusioner akan segera terjadi di Inggris dan Amerika.
Kami mendiskusikan tentang Buruh Industrial Dunia (Industrial Workers of the World),Tchicherin berkata dia yakin aku terlalu melebih-lebihkan pentingnya organisasi itu sebagai satu-satunya gerakan proletarian revolusioner di Amerika. Dia menganggap Partai Komunis di negara itu jauh lebih memiliki pengaruh dan nilai penting. Baru-baru ini dia baru bertemu dengan beberapa orang komunis Amerika, dan mereka memberikan informasi tentang situasi buruh dan revolusi di Amerika Serikat.
Seorang juru tulis masuk dengan kertas yang telah ditik. Tchicherin memeriksanya dengan teliti, dan mulai melakukan koreksi. Syal di lehernya terus menerus melorot ke atas kertas, dan dengan tak sabar dia akan melemparkannya kembali ke belakang pundak. Dia membaca dokumen itu lagi, membuat beberapa koreksi, dan tampak tidak suka. “Sangat membingungkan,” gerutunya.
“Aku akan mengetik ulang,” ucap sang juru tulis, sambil mengambil kertas itu.
Dengan tak sabar Tchicherin memberikannya, dan tanpa berkata lagi tubuh yang ramping dan membungkuk itu menghilang di balik pintu. Aku mendengar langkahnya yang pendek dan gugup di koridor.
“Kami sudah terbiasa dengan sikapnya,” ucap sang juru tulis, seperti meminta maaf.
“Aku bertemu dengan dia di tangga, tanpa topi atau jubah saat aku naik ke atas,” kataku.
“Dia sepanjang waktu berada di antara lantai dua dan lantai empat,” juru tulis itu tertawa. “Dia berkeras untuk membawa setiap kertas sendiri ke ruang radio.”
Tchicherin kembali dengan nafas tersengal, dan memulai percakapan lagi. Pembawa pesan dan telepon selalu mengganggu kami, Tchicherin menjawab sendiri setiap panggilan. Dia tampak khawatir dan tidak fokus, dengan sulitnya mengambil benang merah dari percakapan kami.
“Kami harus mengarahkan semua upaya menuju pengakuan,” ujarnya, “Terutama untuk mengangkat blokade.” Untuk itu, dia sangat berharap bantuan dari kaum buruh di luar negeri, dan dia merasa senang mendengar sentimen yang tumbuh di Amerika Serikat agar menarik mundur pasukan Amerika dari Siberia.
“Tidak ada seorang pun yang begitu menginginkan perdamaian seperti Russia,” ucapnya. “Jika Sekutu mau berpikir dengan akalnya, kami akan segera berniaga dengan mereka. Kami tahu bisnis di Inggris dan Amerika begitu menginginkan kesempatan itu.”
“Persoalannya dengan Sekutu,” lanjutnya, “mereka tidak mau menyadari bahwa kami memiliki negara ini. Mereka masih berharap adanya jenderal Tentara Putih yang akan mendapatkan dukungan masyarakat. Harapan yang kosong dan bodoh, karena Russia telah bersatu untuk pemerintahan Soviet.”
Aku menyampaikan kepada Tchicherin pengalaman para penumpang kapal Buford di perbatasan Finlandia, dan mengulang lagi permintaan seorang koresponden koran Amerika yang bertemu denganku di sana agar diizinkan masuk ke Russia.
“Dia berasal dari koran borjuis,” kata Tchicherin, mengingat koresponden yang telah ditolak untuk mendapatkan visa Soviet. “Atas alasan apa dia mengajukan visa lagi?”
“Dia memintaku untuk mengatakan kepadamu, korannya adalah yang pertama di Amerika yang mengambil sikap bersahabat dengan kaum Bolshevik.”
Tchicherin mulai tertarik, dan berjanji akan mempertimbangkan pengajuan visa itu.
“Aku juga membutuhkan ‘surat’ darimu,” kataku dengan bersemangat, menjelaskan kalau aku mungkin satu-satunya orang di Soviet Russia yang tidak memiliki “dokumen’, karena aku meninggalkan Petrograd sebelum mereka mengeluarkan dokumen untuk para penumpang Buford. Dia mentertawakan statusku yang “tidak teridentifikasi”, dan mengingat sebuah
rapat akbar para pelaut dan buruh Kronstadt di Tshinizelli Circus di Petrograd pada 1917, yang memprotes statusku yang “teridentifikasi” dengan kasus Mooney dan diesktradisi ke California.
Di memberi perintah kepada juru tulis untuk menyiapkan “kertas kecil” untukku, dan menandatanganinya, sambil mengatakan di Kantor Urusan Luar Negeri ada begitu banyak pekerjaan, dan dia berharap aku mau membantunya dalam penerjemahan dokumen.
Saat aku melihat kartu identitasku, aku melihat dokumen itu merujuk pada sebuah istilah yang sangat membantu, “revolusionis Amerika yang terkenal,” tetapi tidak ada satu kata pun yang menyebutku sebagai seorang Anarkis. Aku bertanya-tanya, apakah istilah itu sengaja dihindari? Apa sebabnya istilah itu dihindari di Soviet Russia? Aku merasa ada kerudung yang diam-diam ditutupkan pada identitasku.
***
Di hari yang sama aku mengunjungi Karakhan. Tinggi, tampan, dan berpenampilan menarik, dia duduk santai di sebuah kantor yang indah, kakinya beristirahat pada lembar kulit macan yang sangat bagus. Tampilan orang itu membenarkan humor tentang karakternya, yang aku dengar di ruang tunggu. “Seorang Bolshevik yang dapat mengenakan sarung tangan putih dengan benar,” ucap seseorang.
Karakhan memintaku untuk berbicara dalam bahasa Russia. “Alam tidak memberiku bakat dalam ragam bahasa,” ucapnya.
Kami mendiskusikan situasi perburuhan di luar negeri, dan dia menunjukkan keyakinan dirinya akan kebangkrutan yang cepat kapitalisme internasional. Dia begitu antusias dengan “pengaruh yang bertumbuh dari Parati Komunis di Inggris dan Amerika, dan tampak tidak suka saat aku menunjukkan, optimismenya sama sekali tidak berdasar jika melihat kenyataan yang ada. Dia mendengarkan sambil menunjukkan senyum ketidakpercayaan saat aku menceritakan reaksi yang terjadi setelah perang dan pengadilan atas radikalisme di Amerika Serikat.
“Tetapi kaum buruh di Inggris dan Amerika, terinspirasi oleh kaim Komunis, akan segera menekan pemerintah mereka untuk mengangkat blokade,” dia berkeras.
Aku mencoba meyakinkan dia bahwa Russia harus menentukan sikapnya untuk bergantung pada diri sendiri untuk rekonstruksi dan membangun kehidupan ekonomi.
“Tentu saja, tentu saja,” jawabnya, tetapi tidak ada keyakinan dalam suaranya.
“Harapan kami adalah diangkatnya blokade,” ucapnya lagi, “dan kemudian industri-industri kami akan berkembang dengan cepat. Saat ini kami lumpuh karena kekurangan mesin dan buruh terlatih.”
Berkaitan dengan buruh tani, Karakhan sangat yakin bahwa para petani diuntungkan oleh Revolusi lebih banyak dari populasi yang lain. “Kenapa,” jelasnya, “di desa-desa kau akan menemukan furnitur tempat tidur, cermin-cermin Perancis, grafofon-grafofon, dan piano-piano, semua diberikan kepada mereka oleh kota sebagai barter untuk makanan. Kemewahan mansion telah dialihkan ke gubuk,” ujarnya, tertawa, puas dengan gurauannya, dan dengan hati-hati mengusap janggutnya yang tercukur rapi.
“Kami telah menyatakan ‘perang kepada istana-istana, damai kepada gubuk-gubuk,” lanjutnya, “dan muzhik hidup seperti tuan sekarang. Tetapi buruh tani Russia begitu terbelakang dan sangat terpengaruh oleh semangat borjuis kecil untuk kepemilikan. Kulaki (buruh tani terampil) kerap menolak untuk memberikan surplus panennya, tetapi tentara dan proletariat kota harus diberi makan, tentunya. Karenanya kami harus melakukan ryzvorstka (requisisi) -sebuah sistem yang tidak mengenakkan, dipaksa oleh blokade Sekutu. Para petani harus membagi panennya untuk menghidupi tentara dan buruh yang menjadi penjaga Revolusi, yang secara keseluruhan para petani juga menjadi penjaganya. Kadang-kadang muzhiki menolak requisisi, dan dalam kasus seperti itu kami memanggil militer. Kejadian yang disayangkan, tetapi tidak begitu sering terjadi. Itu biasanya terjadi di Ukraina, wilayah kami yang paling kaya dengan gandum dan jagung -petani di sana sebagian besar kulaki.
Karakhan menyalakan cerutu dan melanjutkan, “Tentu saja, saat requisisi dilakukan, pemerintah membayar. Untuk itu, pemerintah memberikan obligasi tertulis kepada petani, sebagai bukti kepercayaan. ‘Kertas-kertas’ itu akan dihargai segera setelah perang saudara berakhir, dan kehidupan ekonomi kami kembali tertata.”
Pembicaraan beralih pada penangkapan baru-baru ini di Moskow, terkait dengan konspirasi kontra-revolusi yang dilakukan oleh Tcheka. “Oh, iya,” Karakhan tersenyum, “mereka masih membuat rencana.” Dia berpikir sejenak, kemudian menambahkan, “Kami menghapus penghukuman kapital, tetapi dalam kasus-kasus khusus pengecualian harus dilakukan.”
Dia bersandar di kursinya dan melanjutkan, “Seseorang tidak boleh sentimental. Aku ingat betapa sulitnya bagiku, kembali pada 1917, saat aku harus menangkap teman-teman kuliahku. Ya, dengan tanganku sendiri” -dia mengangkat dua tangannya, putih dan terawat—”tetapi apa kau akan melakukannya? Revolusi memaksakan tugas yang ketat bagi kita. Kita tidak boleh sentimental,” ulangnya.
Percakapan beralih ke India, Karakhan menyebutkan ada satu delegasi yang baru datang dari negara itu. Pergerakan di sana cukup revolusioner, walaupun dengan karakter nasionalistik, pikirnya, dan dapat dimanfaatkan untuk memata-matai Inggris. Belajar dari pengalaman saat aku di California, dan berhubungan dengan revolusionis Hindu dan organisasi Anarkis dari Hindustan Gadar (Anarchist of the Hindustan Gadar), dia menyarankan kemungkinan untuk menjalin komunikasi dengan mereka. Aku berjanji untuk melakukan hal itu.