Maurice Brinton
Bolsheviks vs Kontrol Pekerja
Negara dan Kontra Revolusi
Terbit: Sebagai pamplet oleh Solidarity, London 1970
Transkrip ke marxists.org: oleh Jonas Holmgren
Proofed: oleh Zdravko Saveski
Terbit dalam bahasa Indonesia: Daun Malam, 2016
Terjemah: Yerry Niko
Proofreading terakhir 2017: oleh Reyhard Rumbayan
1920
Januari
Runtuhnya kekuatan kelompok Putih di wilayah Siberia. Blokade pemerintah Inggris, Prancis dan Italia terhadap Rusia dicabut.
Sebuah dekrit di keluarkan Sovnarkom untuk mengatur kerja secara umum “untuk menyediakan bagi industri pertanian, transportasi, dan cabang-cabang ekonomi nasional lain, tenaga kerja berdasarkan sebuah ekonomi terencana”. Setiap orang dapat serta merta di panggil untuk sekali waktu atau secara periodik mengerjakan berbagai bentuk pekerjaan (di bidang pertanian, pembangunan, membangun jalan, penyediaan pangan atau cadangan makanan atau bahan bakar, membersihkan timbunan salju, mengangkut barang-barang dan “langkah-langkah untuk mengatasi akibat-akibat bencana publik”). Di satu bagian yang menakjubkan dari dokumen tersebut mengungkapkan bahwa “menyesalkan kehancuran aparatus polisi yang lama yang memiliki pengetahuan bagaimana melakukan pencatatan warga, tidak hanya di kota-kota namun juga di desa”. (1)
12 Januari
Pertemuan Dewan Pusat Serikat Pekerja Seluruh Rusia.
Dalam pertemuan ini faksi Bolshevik, Lenin and Trotsky bersama-sama menerima militerisasi kerja. Hanya dua dari 60 lebih anggota Bolshevik di pucuk pimpinan serikat buruh mendukung sikap mereka. “Sebelumnya, tak pernah Trotsky atau Lenin berhadapan dengan penentangan dan penolakan”. (2)
10-21 Januari
Kongres Dewan Ekonomi Ketiga.
Saat berpidato di hadapan peserta Kongres Lenin menyatakan:
“prinsip kolegial (manajeman kolektif) . . . menampilkan sesuatu yang bersifat belum sepurna, yang diperlukan pada tahap awal, saat di butuhkan untuk membangun sebuah hal yang baru . . . Transisi ke kerja praktek yang terhubung dengan otoritas individual. Inilah sistem yang mana lebih dari pada yang lain menjamin pengunaan yang terbaik dari sumber daya manusia”. (3)
Meski ada penyataan ini, oposisi terhadap pandangan Lenin dan Trotsky secara perlahan menguat. Kongres mengadopsi sebuah resolusi yang lebih condong pada pengelolaan kolektif di bidang produksi.
Februari
Konferensi Regional Partai di Moskow dan Kharkov menyatakan menolak “manajemen satu orang”. Demikian juga sikap faksi Bolshevik di dalam Dewan Sentral Serikat Pekerja seluruh Rusia (ARCCTU) dalam pertemuan bulan Januari dan Maret. (4) Tomsky, seorang aktivis serikat buruh terkemuka dan anggota ARCCTU menyajikan “Tesis” (‘Persoalan Tugas Serikat Buruh’) yang diterima meski mengandung kritik atas pandangan-pandangan Lenin dan Trotsky.
Tesis Tomsky menyatakan bahwa:
“prinsip mendasar yang mengarahkan kerja di berbagai lembaga, yang memimpin dan mengelola ekonomi tetap pada prinsip yang saat ini diterapkan: manajemen kolektif. Hal ini mesti di terapkan sejak Presidium dari Vesenka hingga ke bawah ke manajemen di tingkat pabrik. Hanya manajemen kolektif yang dapat menjamin partisipasi rakyat non partai yang luas, melalui medium serikat buruh”. Meski demikian masalah tersebut masih dilihat dari sudut pandangan kegunaan ketimbang sebuah prinsip mendasar. “Serikat buruh menurut Tomsky merupakan ‘organisasi yang paling kompeten dan berkepentingan dalam urusan merestorasi kekuatan produksi negeri dan fungsi sebenarnya”. (5)
Penerimaan tesis Tomsky dengan mayoritas cukup besar menandai titik tertinggi kaum oposisi, di dalam Partai, terhadap pandangan-pandangan Lenin. Resolusi tersebut meski demikian tak juga memadamkan perbedaan yang ada. Kedua belah pihak menyadari hal ini. Ancaman yang lebih serius kepada kepemimpinan Partai datang dari upaya para penentang Partai di wilayah industri untuk membangun sebuah pusat kekuatan yang independen, dari wilayah itu mereka kemudian mengontrol organisasi Partai di serikat-serikat buruh. Friksi telah berkembang di antara anggota Partai mengenai permasalahan serikat pekerja yang diwajibkan untuk mengikuti arahan anggota partai dalam konteks kerja-kerja serikat. Fraksi Partai di dalam Dewan Sentral Serikat Pekerja Seluruh Rusia pada saat ini didominasi oleh kaum “kiri”,
“mengklaim memiliki otoritas langsung terhadap anggota-anggota Partai di berbagai serikat pekerja industrial. Tak lama berselang menjelang Kongres Partai ke-9, fraksi Partai di dalam ARCCTU mengeluarkan sebuah resolusi yang menegaskan klaim ini, dengan membuat seluruh fraksi Partai di dalam serikat buruh secara langsung berada di bawah fraksi Partai di ARCCTU, ketimbang kepada organisasi Partai secara geografis. Hal ini sungguh-sungguh menciptakan sebuah Partai di dalam Partai, sebuah badan semi otonom yang mencakup sebuah jumlah yang cukup menentukan dari anggota Partai. . . Keberadaan sebuah sub bagian partai akan berlawanan dengan prinsip sentralis, belum lagi prospek di dominasi oleh kalangan kiri penentang kepemimpinan Lenin . . . Tak dapat di elakkan penolakan yang terjadi atas permintaan otonomi serikat buruh di dalam Partai akan di tolak dan saat resolusi tersebut diajukan kepada Orgbureau demikianlah yang terjadi”. (6)
Seluruh episode tersebut memiliki akibat lanjutan yang menarik. Berhadapan dengan konflik antara demokrasi dan sentralisme, kaum ‘demokratik sentralis’ membuktikan dalam masalah ini demikian juga dalam begitu banyak masalah lain bahwa pertimbangan kaum sentralis-lah yang menjadi sangat dominan. Mereka mengajukan sebuah resolusi, yang disetujui oleh organisasi partai di Moskow, yang berakibat hingga “di setiap urusan, disiplin Partai mesti di dahulukan ketimbang disiplin kepada masing-masing serikat pekerja”. (7) Di pihak lain, Biro Wilayah Selatan ARCCTU meloloskan sebuah resolusi tentang otonomi bagi anggota Partai di dalam serikat pekerja mirip yang di gagas oleh organisasi induknya dan berhasil di loloskan pada Konferensi Partai Keempat Ukraina.
Maret
Kongres Pekerja Industri Makanan Kedua Seluruh Rusia (di bawah pengaruh sindikalis) diadakan di Moskow. Kongres tersebut mencemooh rejim Bolshevik menerapkan kebijakannya dengan “pengaruh tanpa batas dan tanpa kendali atas proletariat dan buruh tani, sentralisme yang mengerikan hingga ke titik absurd . . . menghancurkan segala sesuatu yang hidup, spontan, dan merdeka di dalam negeri”. “Yang disebut diktator proletariat dalam kenyataannya merupakan kediktatoran terhadap proletariat oleh Partai dan bahkan oleh perseorangan”. (8)
29 Maret – 4 April
Kongres Partai Kesembilan.
Perang Sipil untuk saat ini hampir sepenuhnya dimenangkan. Rakyat mendambakan untuk dapat merasakan, pada akhirnya, buah dari revolusi. Namun Kongres justru dibayangi oleh berlanjutannya dan meluasnya metode-metode perang komunisme pada masa-masa damai (pengerahan tenaga kerja, pemaksaan arahan kerja, penjatahan ketat barang-barang konsumsi, upah barang, penyitaan produksi pertanian dari kaum tani sebagai ganti pajak). Persoalan yang paling kontroversial adalah ‘militerisasi tenaga kerja’ dan ‘manajemen satu orang’ di dalam industri. Proposal yang diajukan ke Kongres bisa dilihat sebagai mewakili pandangan Lenin dan Trotsky menyangkut periode pembangunan kembali industri.
Dalam persoalan perburuhan, pandangan Trotsky sepenuhnya dipengaruhi oleh pengalamannya semasa menjabat sebagai Komisaris Perang. Batalion-batalion yang menunggu untuk dibebastugaskan telah di gunakan, dalam skala besar-besaran, ditransfer untuk melakukan kerja kehutanan dan kerja-kerja lainnya. Menurut Deutscher “itu hanya satu langkah mempekerjakan batalion pasukan bersenjata sebagai batalion pekerja, dari organisasi sipil menjadi unit-unit militer”. (9) “Kelas pekerja” ujar Trotsky di hadapan Kongres
“tak boleh dibiarkan berkeliaran di seluruh daratan Rusia. Mereka mesti segera diterjunkan ke mana saja, diperintah selayaknya seorang prajurit”. “Imposisi kerja akan mencapai tahapan intensitas yang paling tinggi selama periode transisi dari kapitalisme ke sosialisme”. “Mereka yang menolak penerapan kebijakan ini mesti dikumpulkan menjadi batalion yang akan dihukum atau di masukkan ke dalam kamp konsentrasi”.
Dia mendukung “upah insentif bagi pekerja-pekerja yang efisien” “persaingan kerja sosialis” dan membicarakan “perlunya mengadopsi esensi progresif sistem Taylorisme”. (10) Dalam hubungan dengan manajemen industri kegemaran utama Lenin dan Trotsky di curahkan pada subyek ‘efisiensi ekonomi’. Seperti halnya kaum borjuis (sebelum dan sesudah jaman mereka) Lenin dan Trotsky mengidentikkan ‘efisiensi’ dengan manajemen perseorangan. Meski demikian, mereka menyadari bahwa ini akan menjadi pil pahit untuk di telan para pekerja. Karena itu masalah ini mesti di jalankan dengan hati-hati.
Resolusi resmi secara halus menyatakan :
“manajemen tunggal dalam tingkat apapun tidak akan membatasi atau melanggar hak-hak kelas pekerja atau “hak-hak” serikat buruh, karena kelas buruh dapat menjalankan kekuasaannya melalui satu bentuk atau bentuk lainnya, sesuai dengan keadaan teknis yang ada. Kelas penguasa secara keseluruhan (sekali lagi disamakan dengan Partai – MB.) yang dalam setiap kasus “menunjuk” orang untuk tugas-tugas manajerial dan administratif”. (11)
Alasan ini hanya pembenaran. Kaum pekerja belum lagi lupa betapa pada Kongres Serikat Pekerja Pertama (Januari 1918) sebuah resolusi menyatakan bahwa “merupakan tugas kontrol kaum pekerja untuk mengakhiri otokrasi dalam bidang ekonomi sama seperti saat menghabisinya di bidang politik”. (12)
Berbagai pola manajemen industri segera di gariskan. (13) Saat mengagas semua ini sangat di ragukan baik Lenin dan Trotsky dibebani oleh pertimbangan-pertimbangan doktrinal sebagaimana yang terjadi terhadap orang-orang seperti para teoritisi komunisme “kiri”, Kritzman, yang mengenalkan manajemen kolektif sebagai “pencapaian tersendiri dan khusus, kaum proletar . . . yang membedakannya dari kelas-kelas sosial lain . . . prinsip-prinsip paling demokratis dalam berorganisasi”. (14) Sejauh ini dia telah memaparkan sebuah pandangan prinsipil mengenai masalah yang dinyatakan oleh Trotsky bahwa manajemen kolektif merupakan “Ide kaum Menshevik”.
Pada Kongres Kesembilan, Lenin dan Trotsky ditentang dengan keras oleh kaum Sentralis Demokratik (Osinsky, Sapronov, Preobrazhensky). Smirnov, yang terang-terangan melampaui masanya, mempertanyakan jikalau manajemen satu orang merupakan sebuah ide yang baik mengapa hal ini tidak di praktekkan di Sovnarkom (Dewan Komisaris Rakyat). Lutovinov, pemimpin pekerja metal, yang memainkan peran penting dalam perkembangan Oposisi Buruh di akhir tahun, menekankan bahwa :
“kepala penanggung jawab di tiap cabang industri haruslah serikat produksi. Dan penanggung jawab keseluruhan industri semata-mata haruslah Dewan Sentral Serikat Pekerja seluruh Rusia dan bukan hal-hal sebaliknya”. (15)
Shlyapnikov menyebut dengan terang-terangan mengenai tiga pilar “pemisahan kekuasaan” antara Partai, soviet-soviet dan serikat pekerja. (16) Berbicara sebagai utusan Sentralis Demokratik, Osinsky menyepakati ide-ide Shlyapnikov. Dia telah mengamati sebuah “pertarungan antar sejumlah kebudayaan” (budaya “militer-soviet”, budaya “sipil-soviet” dan gerakan serikat pekerja yang telah “menciptakan lingkup budayanya sendiri”). Adalah semena-mena untuk menerapkan ke semua lingkup budaya suatu metode tertentu (seperti militerisasi) yang hanya cocok bagi salah satu dari budaya tertentu. (17) Ini kasus yang jelas mengenai seseorang yang tertangkap di dalam jebakan yang disiapkannya sendiri.
Di dalam masalah ‘manajemen satu orang’ kaum Sentralis Demokratik juga mengambil posisi yang tidak jelas. Sebuah resolusi, yang telah mereka tentukan sebelumnya pada Konferensi Sementara Partai Moskow menjelaskan posisi mereka secara singkat.
“Persoalan sistem kolegial (manajemen kolektif) dan otoritas individu bukan permasalahan prinsip namun sebuah permasalahan praktis. Ia mesti diputuskan pada setiap kasus berdasarkan masing-masing situasi”. (18)
Sementara dengan tepat menangkap bahwa manajemen kolektif memiliki di dalam dirinya nilai implisit, mereka telah gagal mengenali bahwa relasi antara manajemen (individual atau kolektif) dan mereka-mereka yang mengelolanya. Masalah nyatanya adalah dari manakah manajer ‘satu orang’ atau ‘kolektif’ memperoleh otoritas.
Lenin tidak siap berbagi konsesi dalam permasalahan otonomi serikat buruh. “Partai Komunis Rusia dalam situasi apapun tidak bisa menyetujui bahwa kepemimpinan politik saja yang menjadi milik Partai dan kepemimpinan ekonomi di tangan serikat pekerja”. (19) Krestinsky menolak ide Lutovinov dengan menyebutnya sebagai “kesuraman sindikalis”. (20) Atas anjuran Lenin Kongres meminta agar serikat-serikat buruh “menjelaskan kepada lingkaran kaum kerja secara luas bahwa pembangunan kembali industri hanya dapat dicapai melalui sebuah transisi pembatasan maksimum administrasi kolektif dan dengan secara perlahan memperkenalkan manajemen individual kepada unit-unit produksi”. (21) Manajemen satu orang akan diterapkan di seluruh lembaga mulai Badan Usaha Milik Negara hingga pabrik-pabrik perseorangan. “Prinsip-prinsip pemilihan mulai sekarang di ganti dengan prinsip penunjukkan”. (22) Manajemen Kolektif merupakan sebuah “utopia”, “tidak praktis” dan “merugikan”. (23) Kongres juga menyerukan untuk sebuah perjuangan “melawan kaum bodoh yang sombong. . . elemen demagogis . . .yang berpikir bahwa kelas pekerja dapat memecahkan persoalan-persoalan tanpa harus meminta tolong kepada kaum spesialis borjuis di jabatan-jabatan terkait”:
“Tidak akan ada tempat di kalangan Partai sosialisme ilmiah bagi elemen demagogis yang memainkan berbagai prasangka di antara bagian-bagian terbelakang dari kaum pekerja”. (24)
Kongres yang ke Sembilan secara khusus memutuskan bahwa “tak satu pun serikat pekerja yang boleh mengintervensi secara langsung manajemen industri“ dan bahwa “Komite Pabrik mesti mendedikasikan diri mereka kepada masalah-masalah disiplin kerja, propaganda dan pendidikan kaum pekerja”. (25) Untuk menghindari kambuhnya tendensi ‘independen’ di antara pemimpin-pemimpin serikat pekerja yang terkenal berpihak pada proleriat, Bukharin dan Radek dipindahkan ke Dewan Sentral Serikat Pekerja Seluruh Rusia untuk mewakili kepemimpinan Partai dan terus mengawasi berjalannya ARCCTU. (26)
Keseluruhan arah ini terang-terangan berlawanan dengan semangat keputusan-keputusan yang diambil satu tahun sebelumnya, di Kongres Partai Kedelapan dan secara khusus poin 5 yang sangat terkenal dari Bagian Ekonomi dari Program Partai tahun 1919. Di sana digambarkan dengan cukup jelas betapa akan sangat rentannya posisi kelas pekerja nantinya, segera setelah ia dipaksa melepaskan kekuatan nyatanya, kekuasaan yang tadinya pernah dipegangnya di dalam produksi, digantikan dengan pertukaran samar-samar – kekuasaan politik telah terwakilkan oleh kekuasan Partai “miliknya”. Langkah-langkah politik yang di anjurkan Lenin dengan penuh semangat diikuti. Di akhir 1920, dari 2051 perusahaan penting yang diperoleh dari data-data yang tersedia, 1783 telah berada di bawah ‘manajemen satu orang’. (27)
Pada Kongres Partai Kesembilan terlihat pula perubahan menyangkut rejim di dalam Partai. Kongres menjadi terbuka terhadap serangan protes mengenai masalah ini. Komite lokal Partai (setidaknya berbentuk demokratis) dibuat patuh terhadap ‘departemen politik’ lokal yang dibentuk secara birokratis.
“Bersamaan dengan institusionalisasi lembaga-lembaga seperti ini, segala aktivitas politik di dalam pabrik, industri, organisasi atau lokal ke daerahan di bawah juridiksi mereka ditempatkan di bawah kontrol yang ketat dari atas. . . Inovasi ini . . . yang diambil dari Tentara . . . didesain untuk menyalurkan propaganda hingga turun ke kalangan bawah ketimbang mengalirkan pendapat ke atas”. (28)
Umbar janji manis dilakukan lagi di tengah seruan untuk persatuan. Baik di Kongres maupun di tahun yang sama
“kaum pembangkang membuat kesalahan dengan memusatkan perhatian dalam upaya mengganti ulang lembaga-lembaga politik di tingkat atas, untuk mengganti bentuk-bentuk kontrol politik atau memperkenalkan orang-orang baru untuk kepemimpinan, justru membiarkan sumber daya kekuasaan relatif tak terpengaruh . . . Organisasi, yang secara naif mereka percayai, merupakan senjata paling efektif melawan birokrasi”. (29)
Kongres Kesembilan akhirnya memberi Orgbureau (yang dibentuk setahun sebelumnya dan beranggotakan 5 anggota Komite Sentral) hak melaksanakan pemindahan dan penempatan anggota-anggota Partai tanpa perlu berkonsultasi dengan Politbiro. Sebagaimana yang telah terjadi sebelumnya dan terus terjadi berulangkali, kemunduran dalam kebijakan industri bergandengan tangan dengan merosotnya struktur internal partai.
April
Trotsky diangkat menjadi Komisariat Transportasi demikian juga untuk jabatan Pertahanan-nya. “Politbiro menawarkan untuk mendukungnya tanpa kondisi terhadap setiap tindakan yang diambilnya, seberapapun kerasnya”. (30) Mereka-mereka yang mengayuh mitos soal adanya penolakan leninis terhadap metode-metode Trotsky di tahapan ini, tolong catat.
6-15 April
Kongres Serikat Pekerja Ketiga Seluruh Rusia.
Trotsky menyatakan bahwa “militerisasi perburuhan . . . adalah: metode mendasar yang tak dapat ditolak oleh organisasi kekuatan kerja kita” . . .
“Apakah benar bahwa pemaksaan kerja selalu tidak akan produktif? . . . Ini merupakan prasangka liberal paling celaka dan menyedihkan: perbudakan juga produktif”. . .
“perbudakan kerja paksa . . . pada masanya, merupakan sebuah fenomena yang maju”.
“Kerja . . . diwajibkan untuk seluruh negeri, wajib untuk setiap pekerja, adalah dasar sosialisme”.
“Upah . . . tidak mesti dilihat dari kacamata mengamankan eksistensi perorangan masing-masing pekerja” tetapi harus “menghitung kesadaran dan efisiensi kerja dari setiap pekerja”. (31) Trotsky menekankan bahwa pemaksaan, pengawasan ketat dan militerisasi perburuhan bukanlah sekedar langkah-langkah darurat saja. Negara pekerja secara normal memiliki hak untuk memaksa setiap penduduknya untuk menjalankan suatu kerja, setiap waktu sesuai keinginannya. (32) Dengan sepenuh hati, fillosofi kerja Trotsky menguatkan kebijakan praktis perburuhan Stalin di tahun tiga puluhan.
Dalam Kongres ini secara luas Lenin membual bahwa ia telah mendukung manajemen satu orang sejak semula. Dia mengklaim bahwa di tahun 1918 dia “menunjukkan pentingnya pengakuan otoritas diktatorial dari satu orang dengan tujuan menjalankan ide Soviet” (33) dan mengklaim bahwa pada tahapan ini “tidak ada perdebatan dalam hubungan mengenai masalah ini (soal manajemen satu orang).” Penekanan yang terakhir ini jelas-jelas tidak benar sekalipun jika referensi seseorang di batasi hanya untuk anggota-anggota Partai. Dokumen-dokumen Kommunist tersedia untuk membuktikan hal itu!.
Juni-Juli
Di pertengahan 1920 tidak ada perubahan secuilpun menyangkut kerasnya kenyataan hidup kelas pekerja Rusia. Bertahun-tahun dalam perang, perang sipil, dan perang-perang intervensi dari negeri lain, dibarengi dengan kehancuran, sabotase, kekeringan, kelaparan, dan tingkat kekuatan produkstif rendah, membuat perbaikan material menjadi sulit. Tetapi bahkan visinya sekarang telah menjadi kabur. Di “Soviet” Rusia tahun 1920, pekerja industri telah “tertundukkan lagi di bawah otoritas manajerial, disiplin pekerja, upah insentif, manajemen ilmiah kepada bentuk-bentuk organisasi kapitalis industri dengan manajer borjuis yang sama, dibatasi hanya oleh Negara yang memiliki hak penguasaan atas kepemilikan”. (34)
Seorang profesor kalangan ‘putih’ yang mencapai kota Omsk di musim gugur 1919, dari Moskow melaporkan bahwa
“pada pusat-pusat dan glavki duduk para bekas atasan dan pejabat-pejabat dan para pelaku bisnis. Sebagai seorang pengunjung tanpa persiapan, yang secara pribadi mengenal baik dunia industri dan perdagangan akan kaget melihat bekas pemilik suatu pabrik kulit yang megah duduk di Glavkozh, bekas bos manufaktur di Pusat organisasi tekstil, dan seterusnya.” (35)
Di bawah keadaan ini itu tidak mengagetkan bahwa kesatuan palsu yang dicapai pada Kongres Kesembilan beberapa bulan sebelumnya tidak dapat bertahan. Sepanjang musim panas dan gugur perbedaan pendapat mengenai isu-isu semacam birokrasi di dalam Partai, hubungan serikat buruh dengan Negara, dan bahkan sifat kelas dari Negara itu sendiri menajam. Kelompok-kelompok Oposisi bermunculan di hampir segala tingkat. Di hari-hari kemudian di tahun yang sama (setelah selesainya perang Polandia-Rusia) ketidakpuasan yang selama ini ditekan muncul dengan terbuka. Di musim gugur otoritas Lenin mendapat tantangan makin serius dibanding masa-masa sebelumnya, sejak munculnya gerakan komunis “kiri” di awal 1918.
Juli
Publikasi karya klasik Trotsky ‘Terrorisme dan Komunisme (hanya berselang sebelum Kongres Kedua Komunis Internasional). Karyanya ini memberi pandangan Trotsky yang paling matang, jelas, dan bentuk yang tidak ambigu mengenai organisasi perburuhan ‘sosialis’.
“Organisasi buruh di dalam esensinya merupakan organisasi masyarakat baru: setiap bentuk historis dari suatu masyarakat pada fondasinya adalah sebuah organisasi kerja”. (36)
“Penciptaan sebuah masyarakat sosialis berarti mengorganisir rakyat pekerja di atas fondasi baru, adaptasi mereka terhadap fondasi dan usaha pendidikan ulang mereka, dengan tujuan yang tidak berubah yaitu peningkatan produktifitas kerja”. (37)
“Upah, di dalam bentuk uang dan barang, mesti di bawa sedekat mungkin dengan produktifitas seorang pekerja. Di bawah kapitalisme kerja potongan dan penilaian, aplikasi dari sistem Taylor dan sebagainya bertujuan untuk meningkatkan eksploitasi pekerja dengan memeras keluar nilai lebih. Di bawah produksi sosialis, kerja potongan, bonus, dan lain-lain memiliki tujuan peningkatan volume produk sosial . . . para pekerja yang bekerja lebih dari yang lain untuk kepentingan umum mendapat hak untuk menerima produksi sosial yang lebih besar secara kuantitas ketimbang mereka yang tak becus dan tak mau diatur.”. (38)
“Prinsip kerja wajib bagi kaum Komunis sesuatu yang tak perlu ditawar lagi .. . satu-satunya pemecahan bagi kesulitan ekonomi yang dipandang sesuai, baik dari sudut pandang prinsip dan praktek adalah memperlakukan seluruh penduduk negeri sebagai cadangan tenaga kerja yang penting – cadangan yang tak ada habis-habisnya – dan dengan memperkenalkan aturan yang tegas ke dalam kerja pencatatan, mobilisasi, dan pemanfaatannya. (39)
“Pengenalan kewajiban kerja adalah sesuatu yang tak terpikirkan tanpa penerapan, hingga tingkatan kurang atau lebih, metode-metode militarisasi kerja”. (40)
“Serikat pekerja harus mendisiplinkan para pekerja dan mengajari mereka untuk menempatkan kepentingan produksi di atas kebutuhan dan tuntutan diri mereka sendiri”.
“Negara Pekerja yang masih muda ini memerlukan serikat pekerja bukan untuk keperluan perjuangan bagi kondisi kerja yang lebih baik ini merupakan tugas organisasi sosial dan negara secara keseluruhan, namun serikat pekerja mesti mengatur kelas pekerja untuk tujuan-tujuan produksi”. (41)
“Adalah sangat keliru untuk mencampur-adukkan masalah supremasi proletariat dengan masalah siapa yang duduk dalam dewan pekerja sebagai pimpinan teratas di dalam pabrik. Kediktatoran proletariat di ungkapkan dengan penghapusan kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi, di dalam supremasi atas seluruh mekanisme soviet dengan kekuasaan kolektif kaum pekerja (sebuah eufimisme Partai – M.B.) dan bukannya dalam bentuk dimana di jalankannya pengelolaan langsung atas perusahaan-perusahaan ekonomi tertentu”. (42)
“Saya beranggapan jika saja perang sipil tidak menjarah organ-organ ekonomi kita terutama yang paling baik, paling independen, paling di berkahi dengan inisiatif, tidak di ragukan lagi kita sudah memasuki jalan manajemen satu orang di bidang adminitrasi ekonomi jauh lebih cepat dan lebih kurang menyakitkan”. (43)
Agustus
Karena Perang Sipil dan faktor-faktor lain yang jarang disebutkan seperti sikap pekerja kereta api terhadap rejim ‘baru’, kereta api di Rusia secara nyata berhenti berfungsi. Komisaris Transportasi, Trotsky, telah mendapat kekuasaan darurat yang luas untuk menguji coba teori-teorinya mengenai ‘militarisasi buruh’. Dia memulainya dengan menempatkan pekerja kereta api dan pekerja-pekerja perbaikan di bengkel di bawah UU darurat. Saat serikat pekerja menolak hal ini, dia dengan mudah mengusur pemimpinannya dengan dukungan penuh dan persetujuan kepemimpinan Partai.
“Menunjuk yang lain, yang ingin menuruti kehendaknya. Dia mengulangi prosedur ini di serikat-serikat pekerja transportasi lain”. (44)
Awal September
Pembentukan Tsektran (Lembaga Administrasi Pusat Perkereta-apian). Sepenuhnya gagasan Trotsky, lembaga ini diciptakan sebagai hasil dari fusi di bawah paksaan Komisariat Tranportasi, serikat buruh Kereta Api, dan organ-organ Partai di bidang kereta api. Ke seluruh sistem transportasi kereta api dan perairan jatuh ke dalam kompas Tsektran. Trotsky di tunjuk mengepalainya. Dia memerintah Tsektran menurut garis aturan ketat militer dan birokratik. “Politbiro sangat jauh mendukungnya, sebagaimana yang pernah dijanjikan”. (45) Kereta api mulai berjalan kembali. Namun harga bagi citra Partai yang rusak tidak bisa di hitung. Bagi mereka yang bertanya, mengapa, di akhir tahapan selanjutnya, Trotsky tak mampu memobilisasi rakyat untuk mendukung perjuangannya, di dalam aparatus, melawan birokrasi ‘Stalinis’ maka mereka mesti merenungkan fakta-fakta ini.
22-25 September
Konferensi Partai Kesembilan.
Zinoviev membacakan laporan resmi atas nama Komite Sentral. Sapronov menyajikan sebuah laporan kaum minoritas atas nama kaum ‘Demokratik Sentralis’ yang turut hadir. Lutovinov berbicara atas nama Oposisi Pekerja yang baru terbentuk. Dia menyerukan penyusunan segera lembaga-lembaga demokrasi proletariat secara besar-besaran, penolakan total terhadap penunjukan terjadi terhadap posisi-posisi yang dipilih lewat pemilihan, dan pemecatan elemen-elemen kariris di dalam Partai yang sekarang masuk berbondong-bondong. Dia juga meminta Komite Sentral mundur dari aksi intervensi besar-besaran dan terus menerus ke dalam kehidupan serikat-serikat buruh dan soviet.
Para pemimpin harus mundur sejenak. Zinoviev menghindari untuk menjawab keluhan yang paling penting. Sebuah resolusi diloloskan yang di dalamnya menekankan perlunya “kesetaran yang penuh di dalam Partai” dan menolak “dominasi jajaran keanggotaan Partai oleh birokrat-birokrat yang memiliki kekuasaan istimewa”. Resolusi ini menginstruksikan kepada Sentral Komite untuk melanjutkan melalui “rekomedasi-rekomendasi” ketimbang penunjukkan dari atas dan berhenti melasanakan “pemindahan kedispilinan karena alasan-alasan politis”. (46)
Sekalipun ada konsesi verbal, kepemimpinan partai, melalui juru bicaranya Zinoviev, berhasil membuat Konferensi September ini menerima pembentukan Komisi Kontrol Tengah dan Wilayah. Proses ini memainkan peranan yang penting dalam proses birokratisasi partai, hingga saat kader-kader yang telah lama menjabat (Dzerzhinsk! Preobrazhensky and Muranov) di gantikan antek-antek Stalin.
Oktober
Penanda tanganan Perjanjian Damai dengan Polandia
2 – 6 November
Konferensi Kelima Seluruh Serikat Buruh Rusia.
Trotsky menunjukkan paralelisme antara serikat dan organ administratif, yang bertanggung jawab atas meningkatnya kebingungan, harus ditiadakan. Hal ini hanya mungkin dilakukan dengan mengubah serikat pekerja (professionalnya) menjadi serikat produksi (proizvodstvenny). Jika kepemimpinan serikat pekerja menolak maka mereka harus “digoncang-goncangkan” sebagaimana nasib para pemimpin Serikat Buruh Kereta Api. Kata-kata ‘bersayap’ telah di titahkan!
14 November
Jenderal Wrangel mengungsi ke daerah Crimea. Berakhirnya Perang Sipil.
November
Konferensi Sementara Partai wilayah Moskow
Kelompok oposisi di dalam Partai terlihat makin meningkat dengan cepat. Pembentukan kelompok Oposisi Pekerja, kaum Demokratik Sentralis, dan kelompok Ignatov (sebuah faksi di Moskow yang sangat dekat beraliansi dengan Oposisi Pekerja dan kemudian bergabung dengannya) telah mengamankan 124 kursi delegasi di Konferensi melawan 154 pendukung Komite Sentral. (47)
8-9 November
Sidang Pleno Komite Sentral.
Trotsky mengajukan sebuah ‘rancangan tesis awal’ yang di beri judul ‘Serikat Pekerja dan Peranannya di Masa Depan’ di publikasikan kemudian pada 25 Desember dalam bentuk yang agak diubah sebagai pamflet, ‘Peran dan Tugas Serikat Pekerja’. “Perlu untuk segera melanjutkan re-organisasi serikat pekerja yaitu memilih pemimpinnya” (Tesis 5). Mabuk kemenangan, sekali lagi Trotsky mengancam untuk “mengoncang-goncang” berbagai serikat pekerja sebagaimana ia telah “mengoncang mereka-mereka yang ada di serikat transportasi”. (48) Apa yang diperlukan adalah “untuk menganti para agitator yang tak bertanggung jawab (sic !) pemimpin serikat pekerja yang berpikiran produksi”. (49) Tesis Trotsky di ajukan ke pemungutan suara dan kalah dengan perbandingan yang suara tipis, 8 banding 7. Lenin kemudian “terang-terangan memisahkan diri dari Trotsky dan membujuk Komite Sentral melakukan hal serupa”. (50) Sebuah resolusi alternatif dari Lenin kemudian berhasil di sepakati dengan suara 10 banding 4. Resolusi tersebut menyerukan untuk “mereformasi Tsektran”, mendukung “bentuk-bentuk militerisasi kerja’ (51) dan menyatakan bahwa “Partai mestilah mencoba mendidik dan mendukung . . . sebuah tipe serikat pekerja baru, para organisator ekonomi yang energik dan imajinatif yang akan mendekati masalah-masalah ekonomi tidak dari sudut pandang distribusi dan konsumsi tetapi dari sudut pandang perluasan produksi”. (52) Yang disebut terakhir merupakan pandangan yang cukup dominan. ‘Kesalahan’ Trotsky’s adalah dia terseret kesimpulan logis dari masalah yang sedang terjadi. Namun Partai butuh kambing hitam. Pleno kemudian “melarang Trotsky berbicara dihadapan publik terkait masalah hubungan serikat pekerja dan Negara”. (53)
2 Desember
Trotsky, dalam pidatonya di Sidang Pleno Tsektran yang lebih luas menyatakan bahwa :
“sebuah layanan sipil kompeten, yang terorganisir secara hirarkis akan bermanfaat. Rusia menderita bukan dari kelebihan tetapi karena ketiadaan sistem birokrasi yang efisien”. (54)
“Militarisasi serikat pekerja dan militarisasi transportasi membutuhkan secara internal, militarisasi secara ideologis”. (55)
Di kemudian hari, Stalin mengambarkan Trotsky sebagai “bapak para birokrat”. (56) Saat Komite Sentral kembali menolaknya:
“Trotsky mengungkapkan kekesalannya kepada Lenin dan anggota-anggota lain soal betapa seringnya mereka mendebat dirinya secara pribadi . . . karena bertindak kejam dan mengabaikan pertimbangan demokrasi. Adalah plin-plan . . . untuk berpura-pura di hadapan publik bahwa mereka mempertahankan prinsip demokrasi melawan dirinya”. (57)
7 Desember
Dalam sidang pleno Komite Sentral, Bukharin telah menyiapkan sebuah resolusi menyangkut “demokrasi industrial”. Istilah ini sengaja membuat jengkel Lenin. Terjadi “plesetan omongan”, “frase-frase tipu muslihat”, “membingungkan”, “hal-hal selintas tak jelas”.
“Industri selalu di butuhkan. Demokrasi tak selalu di butuhkan. Istilah ‘demokrasi industri’ membangkitkan sejumlah gagasan yang sama sekali keliru”. (58)
“Hal itu dapat di mengerti untuk menolak kediktatoran dan manajemen individu”. (59)
“Tanpa bonus barang-jasa dan dewan pendisiplinan ini hanya akan menjadi omong kosong”. (60)
Oposisi paling kuat terhadap skema ‘militerisasi kerja’ Trosky datang dari bagian Partai yang memiliki akar mendalam di serikat pekerja. Beberapa dari anggota Partai hingga saat ini tidak hanya mendominasi Dewan Serikat Pekerja namun “juga pihak yang paling di untungkan dari doktrin tanggung jawab otonom serikat pekerja”. (61) Dalam kata lain, sebagai birokrat serikat pekerja. Dari elemen inilah, Oposisi Pekerja terbangun.
Saat ini, bagaimanapun, aparatus politik-ekonomi terkemuka agak berbeda dari yang kita lihat muncul pada tahun 1918. Hanya dalam waktu 2 tahun, aparat Partai telah memegang kontrol politik yang tak terbantahkan atas Negara (melalui soviet yang terbirokratisasi). Ia juga berhasil memegang kontrol sepenuhnya atas aparat ekonomi (melalui pejabat-pejabat serikat pekerja dan para manajer industri yang ditunjuk dari atas). Berbagai kelompok tersebut telah memperoleh kemampuan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk menjadi kategori sosial dengan fungsi yang khusus untuk mengatur Rusia. Penggabungan di antara hal-hal tersebut tak terelakkan.
22 – 29 Desember
Kongres Kedelapan Soviet Seluruh Rusia diadakan di Moskow. Acara ini memberikan sebuah kesempatan bagi publik untuk mengungkapkan pandangan yang berbeda soal serikat perkerja yang telah berkembang di dalam Partai dan yang saat ini tidak dapat lagi ditutupi untuk di bicarakan di antara para anggota. Tingkat oposisi yang telah terbangun melawan kebijakan Partai dapat terukur dari isi pidato yang disampaikan Zinoviev:
“Kami akan membangun kontak yang lebih intim dengan rakyat kelas pekerja. Kami akan mengadakan pertemuan-pertemuan di barak, di kamp-kamp kerja, dan pabrik. Rakyat pekerja kemudian akan . . . memahami bahwa bukanlah sebuah lelucon saat kami menyatakan sebuat era baru telah dimulai, bahwa segera setelah kami bisa bernafas lega kembali kami akan menyerahkan pertemuan-pertemuan politik kepada pabrik-pabrik . . . Kami ditanya apa yang kami maksudkan dengan demokrasi pekerja dan petani. Saya jawab: tidak lebih dan tak kurang dari apa yang kami maksudkan pada tahun 1917. Kami akan menerapkan kembali prinsip-prinsip pemilu dalam demokrasi pekerja dan petani. . . Jika kami telah mencabut hak-hak mendasar yang paling demokratis pekerja dan petani, saatnya kita mengakhiri keadaan ini”. (62)
Kepedulian Zinoviev atas masalah demokrasi tidak memberi dampak berarti, dengan motivasi faksionalisasi (itu merupakan bagian kampanye untuk mempermalukan Trotsky). Pada saat itu orator publik untuk mencari bahan lelucon dapat dengan mudah mencarinya dengan secara hati-hati memakai cuplikan dari pidati Zinoviev mengenai hak-hak demokratis. (63)
30 Desember
Pertemuan gabungan fraksi Partai di Kongres Kedelapan Soviet, dari anggota Partai pada Dewan Sentral Serikat Pekerja Seluruh Rusia diadakan di Teater Bolshoi, Moskow, mendiskusikan ‘masalah serikat pekerja’. Seluruh protagonis utama telah bersiap untuk mengemukakan kasus-kasus masing-masing. Berbagai sudut pandangan, sebagaimana telah dinyatakan di dalam pertemuan (atau di jabarkan di dalam artikel yang di tulis pada saat itu atau dalam beberapa minggu) dapat di simpulkan sebagai berikut: (64)
Trotsky dan khususnya Bukharin kemudian mengamandemen proposal awal mereka dalam rangka menyusun sebuah blok di dalam Kongres.
Bagi Lenin serikat pekerja merupakan “cadangan kekuatan bagi kekuasaan negara”. Mereka akan menyediakan sebuah basis sosial luas “bagi kediktatoran proletar yang dijalankan Partai”, sebuah basis yang diperlukan di negeri yang mayoritasnya kaum tani. Serikat pekerja menjadi “penghubung” or “sabuk transmisi” antara Partai dan rakyat pekerja non-Partai. Serikat pekerja tidak bisa menjadi otonom. Mereka tidak bisa memainkan peran independen baik dalam inisiatif atau implementasi kebijakan. Mereka harus secara kuat di pengaruhi pemikiran Partai dan akan menjalani pendidikan politik sejalan dengan garis yang di tentukan partai. Dengan cara ini mereka akan menjadi “sekolah komunisme” bagi 7 juta anggotanya. (*) Partai yang bertindak sebagai guru. “Partai Komunis Rusia, dari orang-orang Pusat hingga organisasi Regionalnya, secara tanpa syarat membimbing sebagaimana sebelumnya keseluruhan sisi ideologis serikat pekerja”. (65)
Lenin menekankan bahwa serikat tidak menjadi instrumen Negara. Asumsi Trotsky bahwa serikat tidak lagi perlu untuk membela kaum pekerja karena Negara saat ini adalah negara pekerja adalah keliru. “Negara kita berada dalam situasi dimana seluruh proletariat mesti membela dirinya sendiri: kita (sic) harus menggunakan organisasi pekerja ini untuk membela pekerja dari keadaan-keadaan mereka dan untuk mempertahankan negara kita oleh kaum pekerja”. (Kata-kata yang di tebalkan seringkali di hilangkan ketika kalimat terkenal ini di pakai sebagai kutipan.)
Menurut Lenin, militerisasi tidak boleh dianggap sebagai fitur permanen dari kebijakan perburuhan sosialis. Persuasi harus digunakan demikian juga pemaksaan. Sementara adalah normal (sic!) bagi negara untuk mengangkat pejabat dari atas (sebuah perjalanan yang sangat, sangat jauh dari pernyataan yang direkam di bawah judul 20 Mei 1917 – M.B.) akan sangat membantu jika serikat pekerja-pun melakukan hal yang sama. Serikat Pekerja dapat memberikan rekomendasi untuk posisi administrasi-ekonomi dan mesti bekerjasama di dalam perencanaan. Mereka harus memeriksa, melalui departemen khusus, kerja dari administrasi ekonomi.
Penyesuaian tingkat-pengupahan mesti diserahkan Dewan Sentral Serikat Pekerja seluruh Rusia. Dalam hubungan dengan pengupahan egalitarianisme Oposisi Pekerja harus ditentang. Kebijakan upah telah di desain sebagai alat untuk “meningkatkan produktivitas”. (66) Anggota-anggota Partai harus “cukup fasih mengenai prinsip-prinsip di Smolny. Sekarang, setelah 3 tahun, mereka telah memiliki segala macam dekrit dari berbagai sisi soal permasalahan produksi”. (67)
“Keputusan atas militarisasi kerja, dan sebagainya, telah tak terbantahkan dan tidak ada perlunya mencabut kata-kataku yang menertawakan tentang referensi demokrasi yang di ciptakan oleh mereka yang menantang keputusan ini . . . kita mesti memperluas demokrasi dalam organisasi-organisasi pekerja tetapi mendewakannya . . . “ (68)
Trotsky menegaskan kembali kepercayaannya bahwa “transformasi serikat pekerja ke dalam serikat-serikat produksi . . . menyodorkan tugas terbesar di era kita”.
“Serikat-serikat harus secara permanen menaksir anggota-anggota mereka dari sudut produksi dan mesti selalu memiliki sebuah karakterisasi yang penuh dan setepat-tepatnya akan nilai produktif setiap pekerja”.
Lembaga-lembaga terkemuka serikat pekerja dan administrasi ekonomi mesti memiliki antara satu per tiga dan setengah anggota mereka untuk sepakat dalam rangka menyudahi antagonisme di antara mereka. Teknisi dan administrator borjuis yang telah menjadi anggota penuh sebuah serikat di beri hak untuk memegang kedudukan manajerial, tanpa pengawasan dari para komisaris politik. Setelah suatu upah pokok minimum telah di tetapkan bagi semua pekerja, diadakan sebuah ‘kompetisi kejutan’ (udarnichestvo) antara pekerja di dalam produksi.
Pandangan Bukharin telah berkembang secara cepat. Apa yang sekarang ia dukung adalah sebuah usaha untuk membangun sebuah jembatan di antara pandangan resmi Partai dan Oposisi Pekerja. Mesti ada “demokrasi pekerja dalam produksi”. “Mem-pemerintah-kan serikat pekerja” harus berjalan bersamaan dengan “men-serikat-kan negara”.
“Batasan logis dan historis” (dari proses ini) “tidak akan menjadi penenggelaman serikat-serikat oleh negara proletariat, tetapi pelenyapan kedua kategori serikat maupun negara dan penciptaan sesuatu hal ketiga yang baru: masyarakat yang di organisir secara komunistik”. (69)
Lenin menyambar platform Bukharin dengan menyebutnya sebagai “sebuah perpisahan penuh dengan komunisme dan transisi ke posisi sindikalisme”: (70)
“Ia merusak kebutuhan akan Partai. Jika serikat pekerja, sembilan dari sepuluh anggotanya adalah pekerja non-Partai, diangkat menjadi manajer industri, apa lagi gunanya Partai kemudian?”. (71)
“Jadi kita telah ‘jadi dewasa’ “, dia menambahkan secara tak senang, “dari sebuah ketidak sepakatan kecil menjadi Sindikalisme, menandakan sebuah perpisahan penuh dengan komunisme dan perpecahan yang tak terhindarkan di dalam Partai”. (72) Serangan lain Lenin atas pandangan Bukharin bisa ditemui di dalam artikelnya yang terkenal yang mencela Trotsky. (73)
Pandangan-pandangan Oposisi Pekerja dibawa ke pertemuan di Moskow oleh Shlyapnikov, seorang pekerja metal (dan kemudian di kembangkan secara maju lagi oleh Kollontai dan yang lainnya). Secara eksplisit dan implisit pandangan-pandangan ini mendalilkan dominasi serikat pekerja atas negara.
“Oposisi Pekerja tentu saja mengacu pada ‘Poin 5’ dalam Program tahun 1919 dan mendakwah kepemimpinan Partai melanggar janjinya kepada serikat-serikat pekerja . . . kepemimpinan Partai dan lembaga-lembaga pemerintah dalam 2 tahun terakhir telah secara sistematis mempersempit lingkup kerja serikat pekerja dan menguranginya hingga nol pengaruh kelas pekerja . . . Partai dan otoritas ekonomi, telah dipenuhi oleh kaum teknisi borjuis dan elemen non-proletar lain yang memperlihatkan permusuhan terbuka terhadap serikat pekerja. . . Perbaikannya adalah mengkonsentrasi manajemen industri ke tangan serikat-serikat pekerja”.
Transisi tersebut mesti berlangsung dari bawah ke atas. “Di tingkat pabrik, Komite-komite Pabrik mesti mendapatkan kembali posisi dominan yang dulu”. (Serikat-serikat pekerja Bolshevik menghabiskan waktu lama hingga dapat tiba ke sudut pandang ini ! – M.B.) Kaum Oposisi mengajukan usulan harus lebih banyak perwakilan serikat pekerja di berbagai lembaga kontrol. “Tidak ada satu orang pun yang di tunjukkan untuk jabatan ekonomi-administrasi tanpa persetujuan serikat-serikat pekerja”. Para pejabat yang direkomendasikan secara resmi dari serikat-serikat pekerja akan tetap mempertanggung jawabkan sikap mereka terhadap serikat-serikat, yang juga memiliki hak untuk menarik mereka dari kedudukan mereka sewaktu-waktu. Program tersebut terkulminasi di dalam tuntutan mereka akan sebuah ‘Kongres Produsen seluruh Rusia’ yang bersidang untuk memilih manajemen sentral dari keseluruhan ekonomi nasional. Kongres Nasional dari serikat-serikat yang berbeda juga sekaligus untuk memilih manajemen untuk berbagai cabang ekonomi. Manajemen lokal dan regional akan di bentuk oleh lokal konferensi serikat pekerja lokal, sementara manajemen dari suatu pabrik akan berasal dari Komite-komite Pabrik yang akan tetap menjadi bagian dari organisasi serikat pekerja. . . “Dengan jalan ini” Shlyapnikov menegaskan, “akan tercipta kesatuan kehendak yang sangat penting dalam organisasi ekonomi, dan juga sebuah kemungkinan yang nyata bagi pengaruh insiatif rakyat pekerja yang lebih luas atas organisasi dan pembangunan ekonomi kita”. (74) Terakhir namun bukan yang paling akhir Oposisi Pekerja mengusulkan sebuah revisi radikal terhadap kebijakan pengupahan di dalam semangat egalitarian yang ekstrim: upah berbentuk uang akan secepatnya akan di ganti penghargaan barang-jasa. Di dalam Partai, dalam tahapan ini adalah jelas pada bahu Oposisi Pekerja-lah, jatuh tugas berat untuk mempertahankan gagasan revolusioner Negara dan Revolusi, dengan penghargaan atas otonomi dan keikutsertaan demokratik rakyat di dalam fungsi-fungsi pengambilan keputusan ekonomi. Menurut angka-angka yang diberikan Zinoviev di Kongres Partai Kesepuluh, keanggotaan serikat adalah 1,5 juta di bulan Juli 1917, 2,6 juta di bulan Januari 1918, 3,5 juta tahun 1919, 4,3 juta di 1920, dan 7 juta di tahun 1921.
CATATAN KAKI
1. Sobraniye Uzakonenii, 1920. No 8, Art. 49. Juga Tretivserossiiski s’yezd professionalnykh soyuzoz (Kongres
Ketiga Serikat Pekerja seluruh Rusia), 1920, I, Plenumi, h. 50-51. (Karena itu diacu sebagai Kongres
Serikat Pekerja Ketiga).
2. ibid., h. 493.
3. V. I. Lenin. Pidato dalam Konggres Ketiga Dewan Ekonomi, Sochineniya XXV, h. 17.
4. E. H. Carr. op. cit., II, 193.
5. Tomsky. Ninth Party Congress ‘Zadachi prosoyuzov’ (Tugas dari Serikat Pekerja). Appendix 13, h. 534.
6. R. V. Daniels, op. cit., h. 126.
7. Kongres Partai Kesembilan. Tesis Komite Sementara
Moskow dari R.C.P. Appendix 15, h. 542.
8. Vmesto progammy: rezolyutsii I i II vserossiiskikh
konferentsii anarkho – sindikalistov (Berlin 1922), h.28.
9. I. Deutscher, Serikat Pekerja Soviet, h. 36.
10. L. Trotsky. Sochineniya (works), vol. XV, h. 126.
11. Kongres Partai Kesembilan, h. 128
12. Kongres Pertama Serikat Buruh h. 269-72,
13. I. Deutscher, op. cit. h. 35.
14. L. Kritzman Geroicheski period russkoi revolyutsii (Periode Heroik dari Revolusi Rusia, Moskow dan Leningrad, 1926, h.83.
15. Kongres Partai Kesembilan, hal. 254-55.
16. ibid., h. 564, n32.
17. ibid., h. 123 – 4.
18. ibid., h 571, n75
19. ibid., ‘To the organisations of the R.C.P. (b) on
the question of the agenda of the Party Congress.’
Appendix 2, h.474
20. Pravda, 12 Maret, 1920
21. Kongres Partai Kesembilan. Po voprosu o professionalnykh soyuzokh i ikh organizatsii (Masalah serikat buruh dan organisasinya) Resolutions: I, 493.
22. ibid., ‘Serikat Buruh dan Tugas-tugasnya’ (Tesis Lenin). Appendix 12, h. 532
23. ibid., h.26, 28
24. ibid.
25. Pada Kongres Kesebelas tahun 1922, Lenin mengatakan bahwa segala otoritas di dalam pabrik mesti dikonsentrasikan di tangan manajemen. . . Di bawah keadaan ini segala intervensi langsung oleh serikat buruh dalam pengelolaan perusahaan dianggap pasti
membahayakan dan tidak ijinkan. (Resolusi I, 607,610-612)
26. V.I. Lenin. Kongres Partai Kesembilan, h. 96.
27. L. Kntzman, op. cit., h. 83.
28. R. V. Daniels , op. cit., h. 114
29. ibid., hal. 115, 117.
30. I. Deutscher. The Prophet Armed, h. 498.
31. Treti vserossiiski s’yezd professionalnykh soyuzov: stenograficheski otchet (Kongres Serikat Buruh Seluruh Rusia Ketiga: laporan stenografi) Moscow 1920, hal. 87-97. (Karenanya diacu sebagai Kongres SerikatBuruh Ketiga.)
32. I. Deutscher. op. cit., hal. 500-507
33. Trade Unions in Soviet Russia (Labour Research Department and ILP Information Committee), November 1920. British Museum (Press Mark: 0824-bb-41).
34. R. V. Daniels, op. cit., h. 107.
35. G. K. Gins Sibir, Soyuzniki, Kolchak (Peking. 1921) ii, 429
36. L. Trotsky, ‘Terrorism and Communism’. Ann Arbor
edition, 1961, h. 133.
37. ibid., h. 146.
38. ibid., h. 149.
39. ibid., h. 135.
40. ibid., h. 137.
41. ibid., h. 143.
42. ibid., h. 162.
43. ibid., h. 162-3.
44. I. Deutscher, The Prophet Armed, hal. 501-502
45. ibid., h. 502
46. Isvestiya mengenai Komite Sentral. 12 Oktober 1920.
47. Kongres Kesepuluh Partai, h. 829, catatan 2. (48) I. Deutscher, op. cit. hal. 502-503
48. I. Deutscher, Soviet Trade Unions, h. 41.
49. I. Deutscher, The Prophet Armed, hal. 502-503.
50. V. I. Lenin, Selected Works, vol. IX, h. 30.
51. G. Zinoviev, Sochineniya (Moscow 1924-6), VI, 599- 600.
52. I. Deutscher, op. cit., hal. 5n2-503. Sanksi ini dicabut
oleh Komite pada Pertemuan 24 Desember yang juga memutuskan keseluruhan masalah terbuka untuk didiskusikan.53. ibid., h. 503.
54. L. Trotsky, Sochineniya, XV, hal. 422423.
55. J. Stalin, Sochineniya, Vl, h. 29.
56. I. Deutscher, op. cit., h. 503.
57. V. I. Lenin Selected Works vol. IX, h. 12.58. ibid., h. 53.
59. ibid., h. 26.
60. R. V. Danieis, op. cit., h. 125
61. Vosmoi vserossiiski s’yezd sovetov: stenograficheski otchet (Eighth All-Russian Congress Of Soviets: stenographic report), Moscow 1921, h. 324.
62. L. Schapiro. Tlle Origin of the Communist Autocracy,
Praeger, New York, 1965) h. 271.
63. Kesimpulan ini didasarkan pada catatan mendetail Deutsche dalam ’Serikat Buruh Soviet’ (h. 42-52). Dalam proses diskusi Pra-kongres sejumlah besar faksi-faksi dan kelompok muncul, masing-masing dengan pandangan, dan ‘tesis’ atas serikat pekerja. Perbedaan di antara sejumlah kelompok sangat halus sebenarnya, dan hampir semua kelompok mengacu pada banyak prinsip yang sama hingga kadang kala obyek dari perdebatan terlihat hampir tak nyata. Hanya 3 usul yang akhirnya disajikan di dalam Kongres: (Platform Sepuluh) milik Lenin, usul Trotsky-Bukharin dan usul Oposisi Pekerja. Deutscher menunjukkan bahwa sebuah perbandingan di antara usul-usul ini cenderung untuk mengabur ketimbang menyajikan isu-isu yang coba di pahami Kongres karena alasanalasan taktis, pengarang masing-masing usulan memasukkan kalimat-kalimat usulan dari lawanlawan mereka dan karenanya membuat kabur setiap perbedaan”.
64. Kongres Kesepuluh Partai. O roli i zadachakh profsoyuzov (Soal peran dan tugas Serikat Pekerja). Resolutions, I, 536-542 ff.
65. I. Deutscher, Soviet Trade Unions, h. 51
66. V.I. LENIN, SELECTED WORKS, COL IX H.6.
67. ibid., h. 76
68. Bukharin. Kongres Partai Kesepuluh. O zadachakh i strukture profsoyuzov (On the tasks and structure of
the Trade unions). Appendix 16, h. 802.
69. V. 1. Lenin. Selected Works, vol. IX, h. 35.
70. ibid., p. 36.
71. V.I. Lenin Krsis partii (The crisis in the party)
72. V.I. Lenin ‘Once again on the trade unions, the present situation and the mistakes of comrades Trotsky and
Bukharin’. Selected Works, vol. IX, hal. 40-80
73. Shlyapnikov. Kongres Partai Kesepuluh. Organizatsiya narodnogo khozyaistva i zadachi soyuzov’ (The organisation of the economy and the tasks of the unions).
74. Pidato 30 Desember 1920. Appendix 2, hal. 789 -793.