1917

Maurice Brinton

Bolsheviks vs Kontrol Pekerja

Negara dan Kontra Revolusi


Terbit: Sebagai pamplet oleh Solidarity, London 1970
Transkrip ke marxists.org: oleh Jonas Holmgren
Proofed: oleh Zdravko Saveski

Terbit dalam bahasa Indonesia: Daun Malam, 2016
Terjemah: Yerry Niko
Proofreading terakhir 2017: oleh Reyhard Rumbayan


1917

Februari[1*]

Pemogokan dan kerusuhan akibat kelangkaan roti pecah di Petrograd. Demonstrasi penuh amarah terhadap pemerintah terjadi di jalan-jalan ibukota. Tentara dikirim untuk memulihkan keadaan, malah terbujuk dan berbaikan dengan para demonstran. Sejak lenyap di tahun 1905, untuk pertama kalinya soviet-soviet kembali hadir kembali di beberapa kota.

27 Februari

Tsar Nicholas II turun tahta. Pembentukan Pemerintahan Sementara (Pangeran Lvov sebagai Perdana Menteri).

Maret

Komite Pabrik dan Komite Tempat Kerja, (1) Dewan Pekerja dan Dewan Para Sesepuh muncul di setiap pusat industri besar di Rusia. Sejak awal, tuntutan para buruh ini tidak dibatasi hanya soal kenaikan gaji dan pengurangan jam kerja namun mereka menentang hak-hak istimewa yang dimiliki kaum manajerial. 

Dalam banyak kejadian, penyebab Komite Pabrik didirikan adalah karena pemilik pabrik atau para manajer pabrik telah melarikan diri selama huru hara yang terjadi di sepanjang bulan Februari. Banyak dari mereka yang kemudian kembali lagi dan diperbolehkan menempati posisinya semula, dengan syarat mesti menerima keberadaan Komite Pabrik. “Kaum proletariat” tulis Pankratova (*) “tanpa persetujuan dari badan legislatif, bergerak serempak menciptakan semua organisasinya sendiri: Soviet Perwakilan Pekerja, serikat pekerja, dan Komite Pabrik“.(2) Sebuah tekanan kelas pekerja yang dahsyat tengah berkembang di seluruh Rusia.

 

*Anna Mikhailovna Pankratova bergabung dengan Partai Bolshevik pada tahun 1919 semasa menjadi mahasiswi di Universitas Odessa. Ia menulis sejumlah buku menyangkut sejarah gerakan pekerja di Rusia dan kemudian menjadi seorang Profesor di Universitas Moskow dan Akademi Ilmu Sosial. Di tahun 1952, ia dipilih menjadi anggota Komite Sentral Partai Komunis Uni Soviet dan di tahun-tahun berikutnya menjadi editor utama jurnal partai Voprosii Istorii (Permasalahan Sejarah). Ia meninggal tahun 1957.

Terbit sebelum masa pemutar-balikkan sejarah secara sistematis, pamflet mengenai Komite Pabrik mengandung hal-hal yang menarik. Walau demikian pandangan dan visinya sangat terbatas karena sokongannya akan dua asumsi dasar Bolshevik: (a) “bahwa peran Komite Pabrik berakhir bersamaan dengan surutnya gelombang revolusioner atau dengan kemenangan Revolusi” dan (b) “tuntutan serta aspirasi yang muncul dari kalangan kelas pekerja dirumuskan, dan diberi muatan ideologis dan ikatan organisasional melalui Partai…Perjuangan kontrol kaum pekerja berjalan di bawah kepemimpinan Partai, yang telah memperbolehkan (sic!) kaum proletariat mengambil kekuasaan politik dan ekonomi”.

10 Maret

Terjadi penyerahan diri secara formal dari sejumlah besar organisasi pengusaha. Kesepakatan ditandatangani antara Komite Eksekutif Soviet Petrograd dan Asosiasi Pengusaha Manufaktur, menjamin 8 jam kerja di sejumlah perusahaan dan “Pengesahan” beberapa Komite Pabrik. Sementara para majikan lainnya menolak mengikuti kesepakatan itu. Sebagai contoh, pada 14 Maret, Komite Perdagangan dan Industri mengumumkan “persoalan tuntutan 8 jam kerja tak dapat dipecahkan hanya dengan kesepakatan kedua belah pihak, antara pekerja dan majikan, sebab hal tersebut merupakan permasalahan kepentingan negara”. Pertarungan besar pertama Komite Pabrik berpusat pada isu ini.

Delapan jam kerja segera diterapkan di Petrograd, baik dengan persetujuan yang penuh keengganan para pengusaha atau secara sepihak oleh para pekerja. “Pengakuan” Komite Pabrik terbukti lebih sulit diterapkan, baik oleh pengusaha maupun negara mengakui adanya resiko yang cukup inheren bagi mereka bila mengakui bentuk organisasi ini.

2 April

Konferensi Penjajakan  dari Komite Industri-industri Perang Petrograd, mengadakan rapat atas insiatif pekerja Departemen Artileri. Konferensi ini mengumumkan hal, yang pada saat itu merupakan “acuan paling maju”, dari setiap Komite Pabrik yang ada. Paragraf ke 5 hingga 7 dari proklamasi tersebut menetapkan:

“Dari Komite Pabrik-lah segala instruksi perihal organisasi internal pabrik (yaitu, petunjuk yang menyangkut berbagai hal seperti jam kerja, upah, mempekerjakan dan pemutusan kerja, hari libur, dan lain-lain). Manajer pabrik akan tetap mendapat pemberitahuan soal ini…

Seluruh pegawai administrasi (dari setiap tingkatan manajemen dan para teknisi) mendapat penugasan  dengan sepengetahuan Komite Pabrik yang pada gilirannya mesti memberitahu para pekerja mengenai keputusannya pada saat pertemuan besar buruh seluruh pabrik atau melalui komite lantai kerja…

Komite Pabrik mengendalikan aktivitas manajerial dalam bidang administrasi, ekonomi, dan ranah teknik…para representatif pekerja di dalam Komite Pabrik mesti mendapat akses tetap dan (diserahkan secara) rutin dari setiap dokumen resmi manajemen, anggaran produksi, dan detil mengenai setiap item barang yang masuk atau yang keluar dari pabrik… “ (3)

7 April

Penerbitan Tesis April, segera setelah Lenin kembali ke Petrograd dari luar negeri. Ia menyebutkan acuan mengenai Kontrol Pekerja hanya pada Tesis ke 8: “Tugas mendesak bagi kita bukannya “memperkenalkan sosialisme”, namun membawa produksi sosial dan distribusi produk…di bawah kontrol Perwakilan Pekerja Soviet”.

23 April

Pemerintah yang baru terbentuk harus membuat konsesi-konsensi lisan. Mereka mengesahkan undang-undang yang, sebagian memang “mengakui” adanya Komite-komite, namun  cukup teliti dalam membatasi pengaruhnya. Persoalan-persoalan pokok diserahkan kepada “kedua pihak yang bersangkutan” : dengan kata lain tak ada kewajiban hukum bagi para pengusaha untuk berurusan langsung dengan Komite.

Namun demikian, kaum pekerja tidak terlalu memperdulikan ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam undang-undang. “Mereka mengomentarinya, dengan cara mereka sendiri, soal undang-undang 23 April…Di tiap pabrik, mereka bersikeras untuk menentukan acuannya sendiri, dengan terus menerus memperluas hak-hak prerogatif mereka dan memutuskan apa yang dikerjakan oleh perwakilan mereka, menurut hubungan antar kekuatan di tiap-tiap masalah.” (4)

Lenin menulis: “Langkah-langkah semacam  nasionalisasi tanah, perbankan dan sindikat bisnis kapitalis, atau sekurang-kurangnya pembentukan sesegera mungkin kontrol atas Perwakilan Pekerja Soviet  (langkah-langkah yang sama sekali tidak memiliki implikasi untuk “memperkenalkan sosialisme”) harus sepenuhnya diberlakukan dan bila memungkinkan diperkenalkan dengan cara-cara revolusioner”. Langkah-langkah ini “sepenuhnya sangat dibutuhkan secara ekonomi” dan tanpa hal-hal itu “mustahil untuk memperbaiki kerusakan akibat perang dan mencegah kehancuran yang ada di depan mata”.(5)

Bagi Lenin, ide mendasar dari kontrol pekerja adalah sebagai sebuah “tali kekang kapitalis” dan “suatu alat mencegah keruntuhan”. Ide ketiga segera pula ditambahkan, hal yang berulangkali muncul dalam banyak tulisan Lenin dari periode ini adalah kontrol pekerja sebagai “pembuka jalan nasionalisasi”. Sebagai contoh: “Kita harus segera mempersiapkan Perwakilan Pekerja Soviet,  Soviet Perwakilan Pegawai Perbankan dan sebagainya, untuk meneruskan ke tahapan yang lebih tinggi, mengadaptasi langkah-langkah yang dapat dijalankan untuk menggabungkan seluruh bank ke dalam satu bank nasional tunggal, yang akan diikuti dengan penciptaan kontrol Perwakilan Soviet Pekerja atas bank dan sindikatnya serta proses nasionalisasi mereka”.(6)

Mei

Semakin banyak lagi pengusaha yang mesti “berurusan dengan” Komite Pabrik. Media Borjuis melancarkan kampanye massif terhadap kebijakan 8 jam kerja sehari dan terhadap Komite-komite. Mereka juga  mencoba untuk mempermalukan pekerja di mata para prajurit sebagai kaum yang malas, rakus, tak berguna, dan menuntun negeri ke arah kehancuran karena tuntutannya yang “berlebihan”. Media kaum pekerja dengan sabar menjelaskan sebab utama dari stagnasi industri dan kenyataan sesungguhnya mengenai kehidupan kelas pekerja. Atas undangan berbagai Komite Pabrik, delegasi tentara dikirim untuk “memeriksa” situasi di sebenarnya. Lalu mereka secara terbuka bersaksi bahwa yang dikatakan kaum pekerja merupakan hal yang sebenarnya.

17 Mei

Dalam koran Pravda, Lenin secara terbuka mendukung slogan kontrol pekerja, dengan menulis bahwa “para pekerja mesti menuntut diwujudkannya dengan segera kontrol, secara nyata dan tanpa kecuali, oleh pekerja itu sendiri”.(7)

20 Mei

Lenin menelurkan draft bagi sebuah program Partai yang baru: 

“Partai berjuang bagi republik pekerja dan buruh tani yang lebih demokratis, yang di dalamnya polisi dan tentara akan dihapuskan sepenuhnya dan digantikan oleh seluruh rakyat yang dipersenjatai, oleh sebuah milisi semesta. Semua pejabat tidak hanya bisa dipilih namun juga dapat ditarik kembali kapan saja atas permintaan mayoritas pemilihnya. Semua pejabat, tanpa terkecuali, akan dibayar sesuai tarif yang tidak melebihi upah rata-rata setiap pekerja yang kompeten.”

Pada saat yang sama Lenin juga menuntut “partisipasi yang sepenuhnya diharuskan (penekanan saya -pen) pada pekerja dalam mengendalikan urusan-urusan perusahaan”, hal ini diyakini dapat diwujudkan “melalui sebuah dekrit yang hanya memerlukan satu hari untuk menyusunnya”.(8) Konsep “partisipasi pekerja” mesti diperkenalkan lewat cara-cara legislatif (yaitu dari atas). Sesuatu yang sudah jelas berasal dari masa lalu. 

29 Mei

Konferensi Komite Pabrik Kharkov. Dalam hal tertentu propinsi ini lebih maju dibanding Petrograd dan Moskow. Konferensi Kharkov menuntut agar Komite Pabrik menjadi “organ revolusi…yang bertujuan mengkonsolidasikan kemenangan”. “Komite Pabrik mesti mengambil alih produksi, mempertahankannya, dan mengembangkannya. Komite mesti memperbaiki tingkat upah, mengawasi kesehatan, mengendalikan kualitas teknis produk-produk, menetapkan seluruh peraturan internal pabrik dan menentukan langkah penyelesaian segala perselisihan.”(9) Beberapa delegasi lain yang bukan bagian dari Bolshevik, bahkan mengusulkan Komite harus segera mengambil alih pabrik dan menjalankan semua fungsi manajerial.

30 Mei – 5 Juni

Konferensi Penuh Pertama Komite Pabrik Petrograd. Konferensi dilaksanakan di Istana Tauride, di dalam aula pertemuan yang sama, yang mana tiga bulan sebelumnya Negara Duma (Parlemen) mengadakan pertemuan. Paling kurang setengah dari Komite yang hadir berasal dari sektor industri teknik mesin. “Pidato panjang  yang berbunga-bunga oleh kaum borjuis parlementer justru menjadi boomerang ketika para “wakil-wakil” yang jujur, dengan kontribusi sederhana mereka yang biasanya ringkas dan cermat, yang baru saja meninggalkan peralatan kerja atau mesin-mesin mereka, untuk pertama kalinya mengekspresikan di muka umum, perihal rasa hina mereka, kebutuhan mereka sebagai kelas dan juga kebutuhan mereka sebagai manusia.” (10)

Delegasi Bolshevik menempati posisi mayoritas. Meski kebanyakan sumbangan mereka berpusat pada kebutuhan untuk memperkenalkan kontrol pekerja sebagai cara untuk “mengembalikan tatanan” dan “mempertahankan produksi”, pandangan lain juga disuarakan. Nemtsov, seorang pekerja pabrik baja, seorang anggota Bolshevik mengungkapkan bahwa,

“jalannya pabrik-pabrik saat ini semata-mata berada di tangan manajemen yang lebih tinggi..Kita harus memperkenalkan prinsip-prinsip pemilihan. Untuk menilai aktivitas kerja…kita tidak butuh keputusan para pengawas. Dengan memperkenalkan prinsip pemilihan kita dapat mengontrol produksi.” 

Delegasi lainnya, Naumov, menyatakan bahwa “dengan mengambil alih kontrol atas produksi ke tangan kita, kita belajar mengenai aspek praktisnya dan meningkatkannya hingga ketingkat produksi sosialis masa depan”.(11)  Pada tahap pembahasan ini, kita masih berada jauh dari masa dimana anjuran mengenai “efisiensi” manajemen satu orang yang diusung partai Bolshevik serta praktek pemilihan dari atas yang mereka jalankan hingga hari akhir revolusi.

Konferensi tersebut secara luas dihadiri berbagai kalangan. Bahkan, M.I. Skobelev, Menteri Perburuhan pada Pemerintahan Sementara memberi pidato di acara itu. Sumbangannya sangat menarik, semacam antisipasi dari kemungkinan apa yang akan dikatakan kaum Bolshevik sebelum tahun 1917 berakhir. Skobelev menekankan bahwa:

“pengaturan dan pengendalian industri merupakan tugas negara. Terhadap kelas tertentu, khususnya kelas pekerja, terletak tanggung jawab untuk membantu negara dalam kerja organisasionalnya”. 

Ia juga menetapkan bahwa “pengalihan perusahaan-perusahaan ke tangan rakyat pada saat ini tidak akan membantu Revolusi“. Pengaturan industri merupakan kewenangan Pemerintah, bukan kewenangan Komite Pabrik. “Komite akan lebih baik melayani kepentingan pekerja dengan menjadi unit di bawah kendali jaringan serikat pekerja seantero negeri”.(12)

Pandangan senada juga dipaparkan oleh Rozanov, salah seorang pendiri Serikat Pekerja Professional. Penekanan bahwa “fungsi Komite Pabrik hanya untuk sementara saja” dan “Komite Pabrik mestilah terdiri dari elemen dasar serikat pekerja” dikritik dengan tajam. Namun tepatnya inilah peranan yang akan ditugaskan terhadap Komite Pabrik dalam beberapa bulan ke depan lewat praktek Partai Bolshevik. Bagaimanapun, pada tahapan ini, Bolshevik bersikap kritis terhadap ide-ide tersebut (serikat pekerja sebagian besar masih berada di bawah pengaruh Menshevik).

Pidato Lenin pada konferensi mengandung isyarat perihal apa yang akan terjadi di kemudian hari. Ia menjelaskan bahwa kontrol pekerja bermakna “bahwa mayoritas pekerja mesti memasuki segala lembaga yang bertanggungjawab dan pekerja administrasi mesti memberikan laporan mengenai tindakannya kepada organisasi pekerja yang paling berwenang”.(13) Di sini jelas bahwa “kontrol pekerja” yang dimaksudkan Lenin mengisyaratkan sebuah “administrasi” yang bukan berasal dari kelas pekerja itu sendiri. 

Resolusi terakhir, didukung oleh 336 delegasi dari sekitar 421 delegasi yang hadir, menyatakan bahwa Komite Pabrik merupakan “organisasi perjuangan, yang dipilih berdasar demokrasi seluas mungkin dan dengan sebuah kepemimpinan kolektif”. Tujuan mereka adalah “penciptaan kondisi kerja baru”. Resolusi menyerukan bagi “organisasi produksi dan distribusi yang dikontrol penuh oleh pekerja” dan mewujudkan “posisi mayoritas kaum proletar di segala lembaga yang memiliki kewenangan eksekutif”.(14)

Minggu-minggu berikutnya menjadi saksi dari  pertumbuhan Komite Pabrik dengan jumlah yang cukup lumayan. Di tempat-tempat dimana Komite Pabrik cukup kuat (baik sebelum ataupun setelah Revolusi Oktober, saat mereka bergandengan dengan Soviet lokal), Komite “dengan berani menyingkirkan pihak manajemen dan mengambil kontrol langsung gedung atau pabrik mereka masing-masing”.(15)

16 Juni

Kongres Pertama Soviet Seluruh Rusia.

20-28 Juni

Sebuah konferensi serikat pekerja yang dilangsungkan di Petrograd menyepakati sebuah resolusi yang menetapkan bahwa “serikat pekerja, membela hak-hak dan kepentingan pekerja upahan…tidak dapat berperan sendirian dalam fungsi adminstratif-ekonomi dalam produksi”.(16) Komite Pabrik diberikan peran untuk mengawasi agar “undang-undang perlindungan buruh  dan perjanjian kolektif yang ditandatangani oleh serikat pekerja pun harus diawasi”. Komite Pabrik menjalankan tugas mengajak seluruh pekerja perusahaan masuk ke dalam serikat pekerja. Mereka mesti “bekerja untuk memperkuat dan memperluas serikat pekerja, membantu persatuan aksi perjuangan” dan “meningkatkan otoritas serikat pekerja di mata pekeja yang tidak terorganisir”. (17)

Konferensi ini didominasi oleh kaum Menshevik dan Sosial-Revolusioner yang khawatir mengenai kehadiran Komite Pabrik. Mereka mengekspresikan ini dengan mengusung ide bahwa Komite mesti dipilih berdasarkan daftar yang telah dirumuskan oleh serikat pekerja.

Sikap (tesis) Bolshevik disajikan dalam Konferensi ini oleh Glebov-Avilov, dengan menyarankan untuk melaksanakan kontrol pekerja, “komisi pengontrol ekonomi” mesti dihubungkan kepada pusat administrasi serikat pekerja. Komisi ini dibentuk dari anggota-anggota Komite Pabrik dan akan bekerjasama dengan serikat di tiap perusahaan. Komite Pabrik tidak hanya memainkan “fungsi kontrol” bagi serikat-serikat pekerja, keuangan dari Komite Pabrik juga bersandar pada serikat.(18)

Konferensi tersebut menggagas sebuah Dewan Sentral Serikat Pekerja Seluruh Rusia, wakil-wakil dipilih atas perbandingan kekuatan berbagai tendensi politik dari delegasi yang hadir dalam konferensi.

Pada tahapan ini Bolshevik bagai menunggangi dua kuda, berupaya memperoleh keuntungan dominan mereka yang pengaruh di dalam serikat buruh maupun di Komite Pabrik. Mereka tidak menampik sama sekali cara-cara mereka ketika bersilat lidah untuk mengejar tujuan ganda ini. Ketika kondisinya adalah Serikat pekerja berada di bawah pengaruh kuat Menshevik, maka kaum Bolshevik akan mendorong perolehan otonomi yang besar bagi Komite Pabrik. Di dalam serikat pekerja yang berada di bawah kendalinya sendiri, mereka justru tidak terlalu antusias dalam mendorongnya. 

Penting pada tahapan ini menjelaskan peranan serikat pekerja sebelum dan sesudah Revolusi Februari.

Sebelum tahun 1917 serikat pekerja secara relatif tidak  mempunyai peran penting dalam sejarah perburuhan Rusia. Industri di Rusia masih sangat muda. Di bawah sistem Tsar (paling kurang hingga awal abad 20) organisasi serikat pekerja dipaksa bergerak ilegal dan dipersekusi.

“Dalam menindas gerakan serikat buruh, kekaisaran Tsar secara tidak sadar telah menaruh sebuah hadiah bagi organisasi politik revolusioner…Hanya pekerja dengan pemikiran politis yang sejati, yang bersedia mengorbankan kehidupannya demi keteguhan prinsip dengan konsekuensi  dipenjara dan pengasingan, yang bersedia untuk bergabung dengan serikat pekerja dalam keadaan seperti ini…sementara di Inggris Partai Buruh dibentuk oleh serikat pekerja sendiri. Serikat pekerja di Rusia, sedari awal kemunculannya bergerak dalam bayang-bayang gerakan politik.” (19)

Analisis ini benar adanya dan memiliki makna yang lebih dalam dari apa yang mungkin disadari oleh Deutscher. Serikat pekerja Rusia pada tahun 1917 mencerminkan perkembangan yang khas dari gerakan kelas pekerja Rusia. Di pihak lain, serikat pekerja berfungsi menyediakan bantuan bagi partai-partai politik, yang mempergunakan mereka untuk tujuan perekrutan dan sebagai rakyat dalam menjalankan berbagai strategi-taktik. (3)* Di pihak lain gerakan serikat pekerja, lahir kembali dalam artian sebenarnya setelah bulan Februari 1917, didorong ke permukaan oleh pekerja yang lebih berpendidikan: pimpinan dari berbagai serikat pekerja menggambarkan dominasi pengaruh suatu elit intelektual, yang pada mulanya lebih memilih Menshevik dan Sosial Revolusioner, namun kemudian dimenangkan, dalam porsi-porsi yang berbeda, oleh Bolshevik.

Penting untuk diketahui bahwa sedari awal revolusi, serikat pekerja secara ketat dikendalikan oleh organisasi-organisasi politik, yang memanfaatkan mereka guna mendukung berbagai aksi politik. Hal ini menjelaskan betapa mudahnya dikemudian hari Partai dapat menyelewengkan serikat pekerja. Hal tersebut juga membantu kita memahami kenyataan bahwa serikat pekerja (dan masalah mereka) seringkali terbukti menjadi medan peperangan dimana perbedaan politik di antara pimpinan Partai dipertarungkan berkali-kali. Mempertimbangkan fakta bahwa keseluruhan perkembangan Partai sebelumnya (termasuk struktur terpusat yang ketat dan konsep organisasi yang hirarkis) cenderung memisahkan dirinya dari kelas pekerja,  dapat dipahami bahwa betapa berat kartu yang ditumpuk melawan setiap ekspresi otonom atau bahkan untuk menyuarakan aspirasi kelas pekerja. Dalam cara tertentu mereka menemukan ekspresi yang lebih bebas di dalam Soviet ketimbang di Partai atau serikat pekerja.

Meski begitu keanggotaan serikat pekerja meningkat dengan cepat setelah bulan Februari. Para pekerja memanfaat kekebasan yang baru saja dimenangkan.

“Selama bulan-bulan pertama tahun 1917 keanggotaan serikat pekerja berkembang dari beberapa ribu hingga kisaran satu juta…Namun peranan serikat pekerja dalam kenyataannya tidak sesuai dengan kekuatannya secara angka…Pada tahun 1917 pemogokan tidak pernah mencapai skala dan kekuatan yang pernah mereka miliki pada tahun 1905…Keruntuhan ekonomi Rusia, inflasi yang melambung tinggi, kelangkaan barang-barang konsumsi, dan seterusnya, membuat perjuangan mendapatkan “roti dan mentega” yang seperti biasanya (baca: ekonomis –penerj) terlihat tidak masuk akal. Sebagai tambahan, ancaman mobilisasi menaungi para calon pemogok. Kelas pekerja tidak berada dalam suasana hati untuk berjuang bagi keuntungan ekonomi terbatas dan perubahan yang setengah-setengah. Seluruh tatanan sosial Rusia berada di tiang sula”.20

*Di sini kami tidak “menampik” kenyataan bahwa serikat pekerja telah dipengaruhi partai politik. Kami juga tidak mengusung sesuatu yang menyederhanakan seperti “menjauhkan politik dari serikat pekerja”. Kami sekedar menggambarkan keadaan sebenarnya di Rusia tahun 1917, dengan pandangan untuk menaksir kadar maknanya dalam perkembangan dari Revolusi Rusia.

Juni – Juli

Dengan usaha yang gigih Menshevik sepenuhnya menempatkan Komite Pabrik dan Perkebunan di bawah serikat pekerja. Upaya ini secara sukses dilawan oleh sebuah aliansi sementara, kaum anarkis—yang menolaknya atas dasar prinsipil—dan kaum Bolshevik bertindak atas dasar pertimbangan taktis.

Gerakan Komite Pabrik Otonom menemukan perkembangan tertinggi dan ekspresi yang paling militan di dalam industri mesin. (21) Kejadian ini merupakan sesuatu yang sangat relevan, karena dapat menjelaskan langkah drastis yang terpaksa ditempuh kaum Bolshevik di tahun 1922, untuk membubarkan seluruh organisasi independen pekerja mesin.

26 Juli – 3 Agustus

Kongres Partai Keenam. Milyutin menyatakan: “Kita akan mendaki puncak gelombang ekonomi gerakan pekerja dan kita akan mengubah gerakan spontan ini menjadi gerakan politik melawan kekuatan negara berkuasa saat ini”.(22)

7 – 12 Agustus

Kongres kedua Komite Pabrik seluruh Petrograd, Sekitarnya dan Provinsi-provinsi Tetangga, diadakan di Institut Smolny.

Konferensi memutuskan bahwa 1/4% upah dari seluruh pekerja yang hadir mesti disumbangkan untuk mendukung “Soviet Pusat Komite Pabrik”, dengan demikian membuatnya independen secara keuangan dari serikat-serikat buruh.(23) Para anggota pendukung Komite Pabrik melihat pendirian “Soviet Pusat” ini dengan perasaan yang campur-aduk. Di satu sisi mereka merasakan kebutuhan untuk saling berkoordinasi. Di sisi lain mereka menginginkan koordinasi ini dilaksanakan dari bawah, oleh mereka sendiri. Banyak pekerja curiga dengan motif kaum Bolshevik, yang mana inisiatif “Soviet Pusat” yang didirikan secara birokratis bermula. Anggota Bolshevik, Skrypnik,  berbicara mengenai kesulitan-kesulitan Soviet Pusat dari Komite Pabrik, menghubungkannya pada permasalahan “oleh kaum pekerja sendiri”. Komite Pabrik enggan untuk membebaskan anggotanya bekerja di Pusat. Sejumlah Komite Pabrik “menahan partisipasinya di Soviet Pusat karena dominasi Bolshevik di dalamnya”.(24)  V. M. Levin, seorang anggota Bolshevik lainnya mengeluh bahwa pekerja “tidak bisa membedakan antara konsep kontrol dan konsep memiliki”. (25)

Pada konferensi kedua sejumlah besar anggaran dasar telah diadopsi: mengatur kerja komite, kewajiban manajemen (sic!), prosedur pemilihan Komite, dan sebagainya. (26) ”Segala Ketetapan Komite Pabrik“                                                                                                          dinyatakan wajib “bagi administrasi pabrik, demikian juga bagi pekerja dan pegawai hingga suatu saat ketetapan tersebut dihapuskan oleh Komite sendiri, atau oleh Soviet Pusat Komite Pabrik”. Komite akan bertemu secara teratur selama jam kerja. Pertemuan diadakan pada hari yang ditentukan sendiri oleh Komite. Anggota Komite tetap menerima bayaran penuh dari pengusaha selama berada dalam urusan Komite. Pemberitahuan kepada personil administrasi yang bertugas agar mempertimbangkan dengan matang untuk membebaskan anggota Komite Pabrik dari kerja sehingga yang bersangkutan dapat memenuhi kewajibannya kepada Komite. Dalam masa di antara pertemuan, anggota terpilih Komite Pabrik menempati sebuah kantor, di dalam pabrik, dimana mereka dapat menerima informasi dari pekerja dan pegawai. Adminstrasi pabrik menyediakan dana “untuk pemeliharaan Komite dan pelaksanaan urusan-urusan mereka”. Komite Pabrik memiliki “kontrol atas komposisi administrasi dan hak untuk memecat mereka yang tidak mampu menjamin hubungan normal dengan pekerja atau mereka yang tak cakap karena alasan lain”. 

“Semua personil administrasi pabrik hanya boleh menjalankan tugasnya atas sepengetahuan Komite Pabrik, yang pada gilirannya mesti mengumumkan hal ini (sic!) pada Pertemuan Umum seluruh pabrik atau melalui per-departemen atau komite lantai kerja”.

“Organisasi internal” pabrik (waktu kerja, upah, hari libur, dan sebagainya) juga ditentukan oleh Komite Pabrik. Komite Pabrik memiliki media sendiri dan “memberitahu pekerja serta pegawai perusahaan menyangkut resolusi mereka dengan mencantumkan pengumuman pada tempat yang mencolok”. Tetapi, sebagaimana yang diingatkan secara realistis oleh anggota Bolshevik, Skrypnik, dalam konferensi “kita tidak boleh lupa ini semua bukanlah keadaan normal yang ditetapkan Pemerintah. Merekalah platform kita, di atas dasar itulah kita akan berjuang”. Dasar tuntutan itu adalah “hak revolusioner yang lazim”.

Agustus

Sebuah kampanye dilancarkan Pemerintahan Sementara terhadap “Komite Pabrik” di bagian per-kereta-apian. Kukel, Wakil Menteri bidang Kelautan, mengusulkan penerapan undang-undang darurat untuk sektor per-kereta-apian dan pembentukkan komisi yang memiliki hak untuk “untuk membubarkan komite-komite” tersebut. (Inilah sikap kaum Borjuis di bulan Augustus 1917, bukan sikap Trotsky, di bulan Agustus 1920! Lihat Agustus 1920).

Dengan sponsor Pemerintah “konsultasi dengan anggota-anggota” perusahaan per-kereta-apian” diadakan pada 10 Agustus di Moskow, kondisi per-kereta-apian yang parah dikait-kaitkan dengan keberadaan Komite-komite Per-kereta-apian,

“Menurut penyelidikan yang dijalankan pada pertemuan para Menajer Kereta Api, 5531 pekerja telah dinominasikan untuk berpartisipasi dalam Komite ini di 37 jalur utama. Orang-orang ini telah dibebaskan dari segala tanggungjawab pekerjaannya. Pada basis dari rata-rata 2,000 rubles, bisnis kecil ini telah membebani Pemerintah dengan biaya 11 juta rubles. Dan ini hanya menyangkut 37 dari 60 jalur utama saja….“27

Pada saat yang bersamaan Struve, ideolog dan ekonom terkemuka borjuis, menulis “sama seperti di bidang kemiliteran penghapusan jabatan perwira oleh para prajurit membawa kehancuran tentara (sebab hal ini secara tidak langsung menjadi sebuah pengesahan terhadap pemberontakan yang bertentangan dengan dasar kelahiran Tentara itu sendiri), demikian juga di bidang ekonomi: penggantian kekuasaan manajerial oleh manajemen pekerja secara tidak langsung      mengakibatkan kehancuran tatanan dan kehidupan ekonomi normal dalam perusahaan”. (28)

Tak lama sesudahnya, pada bulan yang sama, sebuah Konferensi Pengusaha diselenggarakan di Petrograd. Pertemuan ini mendirikan Persatuan Asosiasi Pengusaha. Fungsi utama organisasi baru ini digambarkan oleh presidennya, Bymanov, sebagai “penghapusan campur tangan Komite Pabrik di dalam masalah-masalah yang merupakan fungsi manajerial”.

11 Agustus

Terbitan pertama dari Golos Truda, diterbitkan di Rusia di bawah bendera Perserikatan Propaganda Anarko-Sindikalis.

25 Augustus

Golos Truda, dalam artikel yang terkenal berjudul “Masalah Jam Kerja”, menulis : 

“Kami katakan pada pekerja, petani, prajurit, dan kaum revolusioner Rusia: lebih dari apapun jua, teruskan revolusi. Terus mengorganisir diri lebih kokoh dan mempersatukan organisasi baru yang kalian bentuk: komunemu, serikatmu, komitemu, sovietmu. Lanjutkan, dengan ketegaran dan kesabaran, selalu dan di manapun berpartisipasi lebih dan lebih luas lagi dan secara lebih dan lebih efektif lagi dalam kehidupan ekonomi negeri, lanjutkan dengan menaruh ke dalam tanganmu, yaitu ke dalam tangan organisasimu, semua sumber bahan mentah dan semua peralatan yang sangat diperlukan untuk pekerjaan kalian. Lanjutkan Revolusi. Jangan sungkan-sungkan dalam menghadapi pemecahan masalah kekinian yang mendesak. Ciptakan organisasi yang diperlukan untuk mencapai pemecahan itu di manapun juga. Para petani, ambil alih tanah-tanah dan tempatkan itu dalam pengaturan komite-komitemu. Para pekerja, lanjutkan merebut dan menempatkannya dalam pengaturan organisasi sosialmu sendiri di mana saja yang terlihat di pertambangan dan di bawah permukaan tanah, perusahaan-perusahaan dan penciptaan segala macam, kerja dan pabrik, dan tempat kerja dan mesin”.

Beberapa saat kemudian, publikasi No. 15 dari majalah yang sama mengajak pembacanya untuk 

“segera mulai mengelola kehidupan sosial dan ekonomi negeri di atas landasan yang baru. Kemudian semacam “kediktatoran pekerja” akan mulai tercapai, dengan lebih mudah dan alamiah. Masyarakat akan belajar, sedikit demi sedikit, untuk melakukannya.”

Selama masa ini terjadi sejumlah pemogokan penting (pekerja penyamakan kulit dan tekstil di Moskow, pekerja permesinan di Petrograd. Pekerja perminyakan di Baku, dan pekerja tambang di Donbas) 

“Ada ciri yang sama dalam berbagai perjuangan ini: para pengusaha telah siap untuk membuat konsesi melalui peningkatan upah namun mereka menolak mengakui satupun hak-hak Komite Pabrik. Pekerja sedang berjuang…telah siap untuk berjuang hingga titik darah penghabisan, tidak terlalu mempersoalkan peningkatan upahnya dibanding masalah pengakuan organisasi pabriknya.” (29)

Salah satu tuntutan utamanya adalah pengesahan kepada Komite, hak untuk mempekerjakan dan pemutusan kerja. “Undang-undang” 22 April yang tidak memadai sekarang mulai disadari secara luas. Tuntutan agar Soviet mengambil alih kekuasaan mulai bergema. “Selama perjuangannya bagi “konstitusi pabrik” kelas pekerja mulai menyadari kebutuhan dirinya untuk mengatur produksi”. (30)

28 Agustus

Menanggapi meningkatkannya kampanye dalam terbitan-terbitan kaum Borjuis terhadap Komite Pabrik dan “anarkisme kelas pekerja” Menteri Perburuhan   kalangan Menshevik, Skobelev, mengeluarkan “Surat Edaran No.41” yang terkenal, surat tersebut melarang pertemuan Komite Pabrik selama jam kerja (“sebab mereka diperlukan untuk setiap energi dan detiknya agar tetap bekerja lebih keras”). Surat edaran tersebut mengijinkan pihak manajemen memotong upah pekerja atas waktu yang hilang selama menghadiri pertemuan-pertemuan Komite. Inilah yang terjadi saat Jenderal Kornilov sedang berbaris menuju Petrograd, dan “ketika pekerja bangkit, mengancam, untuk membela Revolusi tanpa mengacuhkan sama sekali apakah mereka melakukankan hal itu selama waktu kerja atau tidak“. (31)

September

Partai Bolshevik memenangkan posisi mayoritas baik di soviet-soviet kota Petrograd maupun kota Moskow.

10 September

Konferensi Ketiga Komite Pabrik. Pada 4 Desember, surat edaran lain dari Menteri Perburuhan menyatakan hak untuk mempekerjakan dan memecat pekerja menjadi wewenang pemilik perusahaan. Pemerintahan Sementara, saat ini sepenuhnya telah waspada atas pertumbuhan Komite Pabrik, dan berusaha mati-matian untuk membatasi kekuasaannya.

Anggota Menshevik, Kolokolnikov, menghadiri konferensi sebagai perwakilan Menteri Perburuhan. Ia membela Surat Edaran itu. Ia menjelaskan bahwa surat edaran tersebut tidak menghapus kontrol buruh untuk mengkontrol hak mempekerjakan dan pemutusan kerja…namun hanya hak untuk membuat hak menerima dan memecat. “Sebagaimana yang kemudian dilakukan kaum Bolshevik, Kolokolnikov mendefinisikan kontrol sebagai pengawasan atas kebijakan, berbeda dengan hak untuk menciptakan kebijakan”. (32)

Dalam konferensi ini seorang pekerja yang bernama Afinogenev menekankan bahwa “semua partai tak terkecuali Bolshevik, memikat kaum pekerja dengan janji akan menciptakan Kerajaan Tuhan di bumi ratusan tahun dari sekarang…Kami tidak butuh peningkatan dalam waktu ratusan tahun tapi saat ini, segera.” (33) Konferensi yang hanya berlangsung dua sesi, memutuskan akan berupaya untuk secepatnya menghapuskan surat edaran.

14 September

Penyelenggaraan Konferensi Demokratik yang disponsori pemerintah. Menekankan bahwa tugas Komite Pabrik “pada dasarnya berbeda” dari serikat pekerja. Kaum Bolshevik menuntut 25 kursi dalam Komite Pabrik. (Jumlah itu sama dengan jumlah kursi yang dialokasikan pemerintah kepada serikat-serikat buruh.)

26 September

Lenin menulis “Pemerintah Soviet mesti segera memperkenalkan ke seluruh negara, kontrol pekerja atas produksi dan distribusi”. “Kegagalan menciptakan kontrol semacam ini…kelaparan dan bencana dengan dimensi yang tak terkira mengancam negeri dari minggu ke minggu”.(34)

Selama beberapa pekan keinginan para majikan untuk mengunci pabrik semakin meningkat, hal ini  sebagai upaya untuk menghancurkan kekuatan Komite. Antara Maret hingga Agustus 1917, 586 perusahaan yang mempekerjakan kurang lebih 100,000 pekerja ditutup,35 terkadang karena kehabisan bahan bakar atau bahan mentah namun sering kali sebagai upaya yang disengaja oleh pengusaha untuk menghindari meningkatnya kekuatan Komite. Salah satu fungsi dari kontrol pekerja dilihat sebagai upaya mengakhiri praktek semacam ini.

1 Oktober

Publikasi karya Lenin “Can the Bolsheviks retain State power?” Bagian tertentu pada teks ini membantu untuk memahami banyak kejadian setelahnya. 

“Saat kita mengatakan kontrol pekerja, kita selalu mengkaitkan slogan tersebut dengan kediktatoran proletariat, dan selalu menempatkannya di bagian terakhir, dengan cara demikian kita membuat ide negara yang ada di dalam pikiran kita lebih terang… Jika negara proletarian yang kita maksudkan (yaitu kediktatoran proletariat) maka kontrol pekerja menjadi sebuah akuntansi (tekanan sesuai aslinya) produksi dan distribusi barang-barang se-nasional yang sangat tepat dan cermat, mencakup semua.”

Dalam pamflet yang sama Lenin menjelaskan tipe “aparatus sosialis” (atau kerangka kerja) dimana fungsi akuntansi (kontrol pekerja) akan dijalankan. 

“Tanpa bank-bank besar, sosialisme tidak mungkin akan terwujudkan. Bank besar adalah semacam “aparatus yang stabil” yang kita butuhkan bagi perwujudan sosialisme dan yang kita peroleh dari apa yang telah diciptakan kapitalisme. Permasalahan kita di sini tinggal memangkas apa-apa yang telah sempurna namun terciprat noda kapitalistik dan membuatnya lebih besar, lebih demokratis lagi, dan lebih menyeluruh lagi…”

Sebuah bank tunggal negara yang besar, yang memiliki cabang di setiap distrik pedesaan dan di setiap pabrik itu saja sudah mencakup sembilan per sepuluh aparat sosialis”. 

Menurut Lenin tipe aparatus seperti ini akan mempermudah “pembukuan umum negara, akuntansi produksi dan distribusi barang negera”, dan akan menjadi “sesuatu yang alamiah, bisa dikatakan demikian, dari kerangka sebuah masyarakat sosialis”. [seluruhnya penekanan Lenin.]

Tak ada yang menentang pentingnya memelihara catatan yang dapat diandalkan namun saat Lenin mengindentifikasi kontrol pekerja di dalam “Negara pekerja”, dengan fungsi akuntansi (yaitu, memeriksa pelaksanaan dari kebijakan yang diambil pihak lain), hal itu sangatlah menyengat pikiran. Tidak ada satu baris pun di dalam tulisan-tulisan Lenin dimana kontrol pekerja disamakan dengan pengambilan keputusan yang fundamental (yaitu dengan prakarsa kebijakan) menyangkut produksi (berapa banyak yang diproduksi, bagaimana memproduksinya, dengan biaya berapa, atas biaya siapa, dan sebagainya).

Sejumlah tulisan Lenin yang lain dalam masa ini mengulangi kembali pertanyaan bahwa salah satu fungsi kontrol pekerja adalah untuk mencegah sabotase oleh birokrat yang lebih tinggi dan fungsionaris.

“dan untuk karyawan lebih tinggi… kita mesti memperlakukan mereka seperti kita memperlakukan kaum kapitalis, yaitu dengan cara kasar. Mereka, seperti kaum kapitalis, akan menunjukkan perlawanan…kita mungkin berhasil dengan bantuan kontrol pekerja untuk membuat perlawanan yang semacam itu gagal”. (36)

Gagasan Lenin akan kontrol pekerja (sebagai cara untuk mencegah penguncian pabrik) dan keinginannya yang berulang-ulang untuk “membuka pembukuan” (sebagai cara untuk mencegah sabotase) mengacu pada situasi saat itu, dan bulan-bulan setelah revolusi. Ia membayangkan sebuah periode dimana di dalam “negara pekerja”, kaum borjuis masih memegang kepemilikan formal dan manajemen efektif atas sebagian besar aparatur. Negara baru, dalam perkiraan Lenin, tidak akan mampu segera mengambil alih industri. Akan ada periode transisi, dalam masa itu kapitalis mesti dipaksa untuk bekerjasama. “Kontrol pekerja” dilihat sebagai alat pemaksa itu.

10 Oktober

Konferensi Keempat Komite Pabrik Petrograd dan daerah sekitar.

Masalah utama yang diagendakan adalah pertemuan pertama Konferensi Komite Pabrik Seluruh Rusia.

13 Oktober

Golos Truda menyerukan bagi “kontrol pekerja, yang menjangkau seluruh operasi pabrik, kontrol nyata dan bukan dibuat-buat, kontrol atas peraturan kerja, penerimaan dan pemecatan, jam kerja, upah, dan prosedur manufaktur”.

Komite Pabrik dan Soviet muncul di setiap tempat pada tingkat yang fenomenal. Pertumbuhannya dapat dijelaskan lewat kondisi tanggung jawab yang sangat radikal yang dihadapi kelas pekerja. Soviet dan Komite jauh lebih intim berhubungan dengan kenyataan sehari-hari ketimbang serikat pekerja. Karenanya mereka terbukti jauh lebih efektif sebagai penyambung lidah bagi aspirasi mendasar rakyat.

Selama periode ini propaganda ide-ide libertarian dilakukan secara mendalam. 

“Tak satupun surat kabar yang ditutup, tidak sehelai pamflet atau buku dirampas, tidak satupun arak-arakan atau pertemuan rakyat dilarang…Benar bahwa pemerintahan waktu itu sama sekali tidak ragu untuk berhadapan dengan kaum Anarkis dan Bolshevik. Kerensky berulangkali mengancam akan “membakar mereka semua dengan besi panas”. Namun pemerintah tak punya kekuatan, sebab Revolusi sedang berada dalam puncaknya”.37 

Seperti telah ditunjukkan, kaum Bolshevik pada tahapan ini masih mendukung Komite Pabrik. Mereka melihatnya sebagai ”gada” yang akan memukul kapitalisme, organ perjuangan kelas yang diciptakan kelas pekerja di dalam arenanya sendiri. (38) Mereka juga melihat slogan “kontrol pekerja” sebagai sesuatu yang mampu meruntuhkan pengaruh kaum Menshevik dalam serikat-serikat buruh. Namun kaum Bolshevik sedang “terseret oleh sebuah gerakan yang dalam banyak hal memalukan bagi mereka, namun sebagai sebuah kekuatan pendorong utama revolusi, mereka mesti tetap menyokongnya”. (39) Selama pertengahan tahun 1917, dukungan Bolshevik bagi Komite Pabrik yang seolah tanpa syarat membuat kaum Menshevik menuduh mereka “membuang” marxisme dan mengambil anarkisme. 

“Sesungguhnya Lenin dan para pengikutnya tetap teguh menjunjung konsepsi Marxis menyangkut negara terpusat. Meski begitu, tujuan terdekat                         mereka bukanlah menyiapkan kediktatoran proletar terpusat, namun mendesentralisir seluas mungkin negara borjuis dan ekonomi borjuis. Hal ini merupakan kondisi bagi kesuksesan revolusi. Karena itulah dalam lapangan ekonomi, Komite Pabrik, organ di lapangan, serikat pekerja merupakan instrumen pergolakan yang paling manjur dan mematikan. Maka serikat pekerja dipindahkan ke belakang layar…”(40)

Mungkin inilah pernyataan yang paling terus terang, mengapa pada tahapan ini Bolshevik mendukung kontrol pekerja dan kendaraan organisasionalnya, Komite Pabrik. Hari ini hanya orang yang bebal atau mereka yang mau ditipu yang masih dapat membohongi diri dengan percaya bahwa kekuatan proletarian, dalam permasalahan produksi pernah menjadi pendirian atau tujuan Bolshevisme.

17 – 22 Oktober

Konferensi Pertama Seluruh Komite Pabrik se-Rusia, dikumpulkan oleh Novy Put (Jalan Baru) sebuah koran yang “sangat kuat dipengaruhi oleh bentuk anarko-sindikalisme baru, meski tak seorangpun anarko-sindikalis yang menjadi pengurusnya”.(41)

Menurut sumber-sumber Bolshevik di kemudian hari, dari 137 delegasi yang hadir pada konferensi ini, yaitu 86 Bolshevik, 22 Sosial-Revolusioner, 11 anarko-sindikalis, 8 Menshevik, 6 “Maximalis” and 4 “non-partai”.(42) Kaum Bolshevik sedang berada diambang perebutan kekuasaan, dan sikap mereka terhadap Komite Pabrik sudah mulai berubah. Shmidt, yang di masa depan menjabat sebagai Komisaris Perburuhan di dalam pemerintahan Lenin, menggambarkan apa yang terjadi di banyak tempat. 

“Sewaktu Komite Pabrik didirikan, sebenarnya Serikat Pekerja belum lagi hadir. Komite Pabrik mengisi kekosongan ini”. (43)

Pembicara lain dari kalangan Bolshevik memaparkan: 

“tumbuhnya pengaruh Komite Pabrik secara alamiah muncul sebagai buah organisasi ekonomi terpusat dari kelas pekerja seperti serikat pekerja. Hal ini tentunya merupakan perkembangan yang tak normal yang dalam prakteknya menuntun pada akibat-akibat yang tidak diinginkan “.(44)

Sebuah pandangan lain digaris-bawahi delegasi asal Odessa. Pandangan tersebut menerangkan bahwa seharusnya “Komisi Kontrol tidak hanya sekedar menjadi komisi pemeriksa namun juga menjadi sel masa depan, yang bahkan saat ini tengah mempersiapkan dirinya bagi pemindahan produksi ke tangan pekerja “. (45) Seorang pembicara anarkis mengungkapkan: 

“serikat pekerja ingin mengganyang Komite Pabrik. Tak ada masyarakat yang merasa tidak puas dengan Komite Pabrik, sebaliknya terdapat kekecewaan terhadap Serikat Pekerja. Bagi kaum pekerja, serikat pekerja merupakan sebuah bentuk organisasi yang dipaksakan entah dari mana. Komite Pabrik lebih dekat dengan mereka”. 

Kembali kepada tema yang telah muncul berkali-kali, ia juga menekankan bahwa “Komite Pabrik merupakan sel masa depan…Merekalah, dan bukan negara, yang sekarang akan mengelola”. (46)

Lenin pada tahapan ini melihat Komite Pabrik teramat penting…sebagai alat untuk membantu Partai Bolshevik merebut kekuasaan. Menurut Ordzhonikidze ia menegaskan: 

“kita mesti mengubah pusat gravitasi kepada Komite Pabrik. Komite Pabrik mesti menjadi organ insureksi. Kita mesti mengganti slogan dari “Semua Kekuasaan untuk Soviet”, kita mesti menyerukan “Semua Kekuasaan untuk Komite Pabrik”.(47)

Sebuah resolusi disepakati dalam konferensi yang mengumumkan bahwa “kontrol pekerja di dalam batas-batas penugasan yang diberikan oleh konferensi kepadanya , hanyalah mungkin di bawah penguasaan politik dan ekonomi kelas pekerja”. Pertemuan juga memperingatkan untuk melawan aktivitas “terisolir” dan “disorganisasi” dan mengungkapkan bahwa  “penguasaan pabrik oleh pekerja dan pengoperasiannya untuk keuntungan pribadi bertentangan dengan tujuan proletariat. (48)

25 Oktober

Penggulingan Pemerintahan Sementara Kerensky. Proklamasi dari Dewan Komisaris Rakyat (Sovnarkom) selama sesi persidangan Kongres Kedua Soviet Seluruh Rusia.

26 Oktober

Pada Kongres Kedua Soviet Seluruh Rusia, juru bicara Bolshevik menyatakan: 

“Revolusi telah dimenangkan. Seluruh kekuasaan telah dialihkan kepada Soviet-soviet…undang-undang baru yang berkenaan dengan masalah pekerja akan diumumkan dalam beberapa hari. Salah satu hal terpenting adalah yang berurusan soal kontrol pekerja terhadap produksi dan pengembalian industri ke dalam kondisi normal. Pemogokan dan demonstrasi diharamkan di Petrograd. Kami meminta kalian untuk menghentikan segala pemogokan menyangkut masalah-masalah politik dan ekonomi, kembali bekerja dan menjalankannya prilaku yang setertibnya…setiap orang kembali ke tempatnya semula. Cara terbaik untuk mendukung Pemerintahan Soviet saat ini adalah dengan menjalankan kerja masing-masing”.(49)

Tanpa terlihat mengedipkan kelopak matanya Pankratova dapat menulis bahwa “hari pertama kekuasaan kaum pekerja dihantarkan masuk lewat seruan ini dan pengumuman resmi pemerintah tentang jenis pabrik yang baru”.(50)

Publikasi Dekrit Pertanahan. Tanah para bangsawan, gereja dan keturunan bangsawan dipindah-tangankan pemeliharaannya kepada petani.

3 November

Publikasi di koran Pravda akan “Draft Dekrit mengenai Kontrol Pekerja” yang dikerjakan Lenin. (51) Ini disediakan bagi “pengenalan kontrol pekerja di dalam produksi, gudang, pembelian dan pejualan segala macam produk dan bahan mentah dalam segala industri, perdagangan, pertanian dan perusahaan lain yang mempekerjakan tak kurang dari 5 orang pekerja dan karyawan atau dengan pemasukan tak kurang dari 10,000 rubles per tahun”.

Kontrol Pekerja “akan dijalankan oleh seluruh pekerja dan karyawan di perusahaan yang bersangkutan secara langsung jika perusahaan cukup kecil sehingga memungkinkan hal tersebut berjalan, atau melalui delegasi yang segera akan dipilih dalam pertemuan rakyatl. Delegasi yang dipilih akan “memiliki akses ke seluruh pembukuan, dokumen, seluruh gudang, stok material, peralatan, dan produk, tanpa terkecuali”.

Dalam kenyataannya, ketentuan-ketentuan yang sangat baik dan seringkali dikutip ini, hanya mendaftar dan mensahkan apa yang telah dicapai dan diterapkan di banyak tempat oleh kelas pekerja selama perjuangan mereka di bulan-bulan sebelumnya. Atas pencapaian-pencapaian ini, tiga ketentuan-ketentuan selanjutnya diterapkan dan bukan ketentuan yang bisa dibilang “sangat baik”. Cukup menakjubkan bahwa hal-hal ini tidak begitu dikenal. Dalam prakteknya, ketentuan selanjutnya ini segera meniadakan ciri-ciri positif yang ada pada ketentuan sebelumnya. Mereka menetapkan (pasal 5) bahwa ”keputusan delegasi yang dipilih pekerja dan karyawan terikat secara hukum mengikat atas pemilik perusahaan namun keputusan itu bisa “dibatalkan oleh serikat buruh dan kongres” (penekanan kami -pen). Inilah nasib yang sesungguhnya yang menimpa keputusan delegasi pilihan pekerja dan karyawan: serikat pekerja terbukti menjadi perantara utama yang mana Bolshevik mencoba mematahkan kekuatan otonom Komite Pabrik.

Draft Dekrit juga menekankan (pasal 6) bahwa “terkait setiap perusahaan negara yang penting” semua delegasi yang dipilih untuk menjalankan kontrol pekerja “bertanggung jawab kepada negara untuk memelihara aturan ketat dan disiplin untuk melindungi properti”. Perusahaan “yang penting bagi negara” diartikan (pasal 7) —dan hal ini sangat bernada familiar bagi kaum revolusioner– sebagaimana “semua perusahaan yang bekerja untuk maksud-maksud pertahanan, atau yang berkaitan dengan produksi benda-benda yang diperlukan bagi hajat hidup orang banyak” (penekanan kami -pen). Dengan kata lain semua perusahaan dapat dinyatakan oleh Negara Rusia sebagai “penting bagi negara”. Delegasi dari perusahaan-perusahaan seperti itu (yang dipilih untuk menjalankan kontrol pekerja) sekarang dibuat bertanggungjawab kepada otoritas yang lebih tinggi. Terlebih lagi, jika serikat pekerja (yang sudah cukup birokratis) dapat “membatalkan” keputusan anggota-anggota delegasi, kekuatan nyata apa di dalam yang dimiliki anggota-anggota biasa ini dalam produksi? Dekrit Kontrol Pekerja dengan segera terbukti, di dalam prakteknya, tak sebernilai seperti kertas dimana ia dituliskan.*

*Adalah agak tidak jujur bagi mereka-mereka yang seharusnya mengetahui lebih banyak (lihat artikel T. Cliff di Labour Worker bulan November 1967) berseloroh tentang dekrit kontrol pekerja ini sebagai sesuatu yang seakan-akan tidak pernah sejak dulu dan sekarangpun  dikehendaki berlaku semacam itu.

9 November

Dekrit pembubaran soviet yang berada di Komisariat Rakyat Pos dan Telegrap.(52)

Konsep kontrol pekerja telah menyebar bahkan pada anggota Pegawai Negeri. Sebuah soviet Pegawai telah mengambil kendali Komisariat Rakyat (sic) Pos dan Telegrap dan yang lainnya juga telah terbentuk di Markas Besar Angkatan Laut. Pada 9 November, sebuah seruan dikeluarkan oleh Kementrian Komisariat Rakyat menyimpulkan “Saya nyatakan bahwa tidak ada yang dinamakan kelompok atau komite persiapan administrasi Departemen Pos dan Telegrap yang dapat merampas fungsi yang dimiliki kekuasaan sentral dan saya sebagai Komisaris Rakyat “. (53)

14 November

Lenin mengharapkan “draft anggaran dasar mengenai Kontrol Pekerja” yang ditulisnya disahkan, dengan hanya sedikit perubahan, oleh Komite Eksekutif Sentral Soviet Seluruh Rusia (V.Ts.I.K. —Vserossiiskii tsentral´nyi ispolnitel´nyi komitet–) dan oleh Dewan Komisaris Rakyat (Sovnarkom). Kenyataannya proposalnya menimbulkan diskusi yang panas dan dikritik baik dari kubu kanan maupun kiri. Lozovski, seorang aktivis serikat buruh Bolshevik, menulis: 

“Bagi kami, kelihatannya unit kontrol dasar hanya dipersilahkan bertindak di dalam batasan-batasan jelas yang telah ditentukan oleh organ pengendali yang lebih tinggi. Namun kawan-kawan yang condong pada desentralisasi kontrol pekerja menekankan independensi dan otonomi organ-organ di tingkatan bawah, sebab mereka merasa bahwa rakyat sendirilah yang akan mewujudkan prinsip kontrolnya”.(54)

Lozovski percaya bahwa “organ yang lebih rendah mesti membatasi aktivitas-aktivitas mereka dalam batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh instruksi yang digagas Dewan Kontrol Pekerja Seluruh Rusia. Kita mesti mengatakan dengan jelas dan pasti, hingga pekerja di berbagai perusahaan tidak menelan ide bahwa pabrik merupakan milik mereka”.

Meski terjadi protes yang panas dari anggota-anggota  dan setelah hampir dua minggu kontroversi sebuah “kompromi” dimasukkan di dalamnya, yang mana serikat pekerja, “tanpa disangka-sangka, telah menjadi pemenang dalam hal aturan, displin, dan kecendrungan sentralisasi dalam produksi”. (55) Mereka jelas telah memenangkan situasi. Teks yang baru diadopsi oleh Komite Eksekutif Sentral Soviet Seluruh Rusia (V.Ts.I.K.) pada 14 November (dengan 24 suara melawan 10), disahkan ulang oleh dewan Komisaris Rakyat pada 15 November dan disebarkan hari berikutnya. Milyutin, yang mempresentasikan dekrit revisi dihadapan V. Ts. I.K. menjelaskan secara apologis “kehidupan menguasai diri telah mendesak kita” dan oleh karena itu penting sekali  “bersatu ke dalam wadah negara terpadu yang sifatnya tunggal bagi setiap aparatus kontrol pekerja yang sedang beroperasi di bidangnya masing-masing”. “Legislasi (undang-undang) kontrol pekerja yang mestinya, secara logis, sudah cukup sesuai untuk dimasukkan ke dalam kerangka kerja sebuah ekonomi terencana, malahan didahului oleh perencanaan  mereka sendiri”. (56)  Ini merupakan hal yang paling jelas dalam hal menelanjangi bahwa betapa besarnya tekanan dari bawah dan kesulitan yang dialami kaum Bolshevik dalam upaya mereka mengkanalisasi gerakan kontrol pekerja.

Dalam dekrit yang diubah, 8 poin yang diusulkan Lenin sebelumnya, sekarang meningkat menjadi 14 poin. (57) Dekrit baru tersebut dimulai dengan pernyataan cerdik bahwa: “Demi kepentingan suatu peraturan ekonomi nasional terencana”, pemerintah yang baru “mengakui otoritas kuasa pekerja di seluruh bidang ekonomi”. Tetapi mesti ada hirarki organ pengawas yang jelas. Komite Pabrik akan “diijinkan” tetap menjadi organ kontrol di perusahaan masing-masing. Tetapi masing-masing Komite akan bertanggung jawab terhadap suatu “Dewan Regional Kontrol Pekerja”, yang pada gilirannya tunduk pada “Dewan Kontrol Pekerja Seluruh Rusia”.(58) Komposisi dari organ tertinggi ini akan diputuskan oleh Partai.

Serikat buruh secara masif terwakili di strata menengah dan lebih tinggi dari piramida “kontrol pekerja terlembaga” yang baru ini. Sebagai contoh Dewan Kontrol Pekerja Seluruh Rusia  yang mestinya terdiri dari duapuluh satu “wakil”: lima dari Komite Eksekutif Pusat Soviet Seluruh Rusia, lima dari Eksekutif Dewan Serikat Buruh Seluruh Rusia, lima dari Asosiasi Insinyur dan Teknisi, dua dari Asosiasi Agronomis, dua dari Dewan Serikat Buruh Petrograd, satu dari masing-masing Federasi Serikat Buruh Seluruh Rusia yang anggotanya tak lebih 100,000 anggota (dua utusan Federasi jika jumlahnya melebihi ini)… dan lima dari Dewan Komite-komite Pabrik Seluruh Rusia! Komite-komite Pabrik yang berada di bawah pengaruh anarko-sindikalis telah “dipangkas” sepenuhnya dari segi jumlah mereka. 

Hari-hari sudah berlalu ketika Lenin menyatakan “sumber kekuasaaan bukanlah dari sebuah hukum yang sebelumnya dibahas dan disahkan parlemen, namun  bersumber atas prakarsa langsung rakyat dari bawah, dalam lokalitas mereka terdapat ungkapan populer, “perampasan” seketika. (59)

Pernyataan tersebut di dalam dekrit “Dewan Komite Pabrik Seluruh Rusia” bermakna bahwa berdampingan dengan struktur “resmi” organ “kontrol pekerja” sementara struktur lain tetap hadir, yang hampir tak terelakkan saling bertolak belakang: inilah piramida  organ yang mewakili Komite-komite Pabrik. Ini juga memperlihatkan bahwa gerakan Komite Pabrik masih mencoba untuk mengkoordinasikan aktivitasnya ke dalam skala nasional. Bahkan representasi kecil Komite Pabrik merupakan sebuah konsesi taktis dari pihak Lenin dan berbagai kejadian dengan segera memperlihatkan bahwa para pemimpin dalam pemerintahan Rusia tidak punya niatan dalam membiarkan ancaman potensial ini berlarut-larut. Yang dimaksudkan adalah hegemoni Partai dan para pendukungnya di dalam serikat pekerja. Oleh karena itu, Partai harus bekerja. “Mereka-mereka yang telah membual soal kontrol kaum pekerja dan berkeinginan untuk “memperluas”-nya sesungguhnya hanyalah sebuah upaya yang cerdik dalam menertibkan dan mengasahnya dengan baik, dengan niatan mengubahnya ke dalam suatu institusi publik berskala besar yang tersentral”.60

Propaganda kaum Bolshevik, pada tahun-tahun berikutnya, mengulang-ulang tema bahwa Komite Pabrik bukanlah instrumen yang tepat untuk mengorganisir produksi dalam sebuah skala nasional. Deutscher, sebagai contohnya, mengklaim bahwa sejak kelahirannya, “karakteristik anarkis dari Komite membuatnya merasa bahwa: setiap Komite Pabrik menginginkan menjadi pengambil keputusan dan pembuat opini yang final bagi setiap hal yang berkaitan dengan pabrik, hasil   akhirnya, persediaan bahan mentah, kondisi kerjanya, dan sebagainya…, dan bersikap agak acuh pada kebutuhan industri secara keseluruhan”. (61) Tetapi dalam kalimat Deutscher berikutnya, dia mengungkapkan,

“beberapa minggu setelah pergolakan (revolusi Oktober) Komite Pabrik berupaya membentuk organisasi nasionalnya sendiri, yang dimaksudkan untuk mengamankan kediktatoran ekonomi mereka. Sekarang, Partai Bolshevik menyerukan kepada serikat pekerja untuk menyumbangkan layanan khusus bagi Negara Soviet yang baru lahir, untuk mendisiplinkan Komite Pabrik. Serikat buruh hadir secara tegas untuk melawan upaya Komite Pabrik untuk membentuk organisasi nasionalnya sendiri. Mereka (Serikat Buurh) mengagalkan pertemuan yang direncanakan, Kongres Komite Pabrik Seluruh Rusia dan menuntut kepatuhan total dari setiap Komite”.

Prasyarat penting bagi Komite-komite agar dapat mulai mengatasi tugas nasional dan regional bertumpu pada federasi mereka yang juga berada dalam basis regional dan nasional. Hal ini adalah puncak kemunafikan dari kaum Bolshevik modern yang menyalahkan, bahwa Komite-komite tersebut di antara tahun 1917-1918 hanya memusatkan aktivitasnya yang bersifat terbatas, sehingga Partai dengan segala kekuatannya mencegah komite-komite untuk mengorganisir federasi mereka dari bawah dan mandiri (terlepas dari partai-pen). Setelah runtuhnya Pemerintahan Sementara, “Soviet Pusat Komite Pabrik” yang tadinya didirikan oleh Bolshevik dengan instan, menjadi berantakan dalam waktu yang singkat. Pusat Revolusioner dari Komite Pabrik, sebuah badan yang terinspirasi semangat anarkis, yang sudah berjalan dalam beberapa bulan, tak pernah berhasil menggantikan Soviet Pusat, hal ini disebabkan oleh sejumlah rintangan yang menghalangi Komite tersebut.

Beberapa komentar dilontarkan terkait dengan relasi dari perkembangan ini. Disorganisasi yang tercipta akibat perang dan perlawanan dari kelas majikan (yang diwujudkan dalam sabotase atau desersi perusahaan mereka) cukup jelas menunjukan bahwa mesti ada upaya untuk memperkecil atau meniadakan sama sekali perselisihan yang tidak penting “antar Komite Pabrik”. Seperti perjuangan untuk bahan baku atau bahan bakar yang langka. Cukup jelas bahwa kebutuhan untuk mengkoordinir aktivitas Komite-komite dalam skala yang luas, suatu kebutuhan yang juga dipahami oleh banyak orang yang paling aktif dalam pergerakan Komite-komite. Permasalahan intinya bukan karena adanya perbedaan yang sifatnya fungsional di antara setiap organ yang mencerminkan kekuatan kelas pekerja (Soviet, komite pabrik, dan lainnya) atau mencari definisi yang sesungguhnya seperti apa tugas lokal dan apa tugas nasional atau regional. Prosedur semacam ini mungkin saja telah —kemungkinan sudah bisa ditentukan oleh Kongres Komite Pabrik yang pernah dirancang. Hal terpenting adalah perbedaan pola hirarkis telah dikembangkan dan dipaksakan dari luar, oleh sebuah elemen selain dari para produsen itu sendiri.

Seorang juru bicara Bolshevik menguraikan situasi tersebut, dari kacamata mereka yang sekarang tengah berkuasa: “ketimbang normalisasi secepatnya produksi dan distribusi dan  mengambil langkah-langkah yang akan menuntun ke arah sebuah organisasi masyarakat sosialis, kami menemukan suatu praktek yang mengingatkan kembali cita-cita kaum anarkis akan suatu komune produktif yang otonomis”. (62) Pankratova menceritakan hal tersebut lebih terus terang lagi : 

“Sepanjang masa transisi seseorang harus menerima aspek negatif kontrol pekerja, yang merupakan sekadar sebuah metode perjuangan antara kapital dan kerja. Tapi, sekali kekuasaan telah beralih ke tangan kaum proletariat (yaitu ke dalam tangan Partai. – M.B.) praktek Komite Pabrik yang bertindak seolah-olah merekalah pemilik pabrik-pabrik itu menjadi praktek anti-proletariat”.(63)

Bagaimanapun juga, betapapun subtilnya mereka mengolahnya kata-kata, bagi kelas pekerja ini adalah sesuatu tidak ada dalam pikiran mereka . Mereka menerima propanganda Bolshevik tentang kontrol pekerja apa adanya. Mereka tidak melihatnya sebagai “sesuatu yang sementara (transisional)” atau sebagai suatu “tahap menuju metode lain untuk normalisasi kehidupan ekonomi”. (64) Bagi mereka hal itu bukan hanya alat  untuk memerangi sabotase ekonomi dari kelas yang berkuasa atau suatu semboyan taktis yang tepat, yang diputuskan di dalam kepanitiaan sebagai sesuatu yang “sesuai” untuk tahap “mengembangkan revolusi” saat ini. Bagi rakyat, “kontrol pekerja” merupakan ungkapan cita-cita mereka yang paling dalam. Siapa yang akan menjadi bos di pabrik? Secara instingtif mereka merasakan bahwa yang mengatur produksi akan mengatur semua aspek dari hidup sosial. Perbedaan yang halus antara “kontrol dan manajemen” yang sepenuhnya sangat  disadari oleh Bolshevik (5*) dalam memperdaya rakyat. Kesalahpahaman ini akan membawa akibat yang berdarah.

Dekrit mengenai Kontrol Pekerja yang dikeluarkan bulan November 1917 dengan terang-terangan memberi sanksi resmi terhadap dorongan yang memacu kelas pekerja untuk bergerak kepada penguasaan total atas kondisi kehidupan mereka masing-masing. Koran pekerja metal menulis bahwa “kelas pekerja secara alamiah…harus menduduki tempat terpenting di dalam produksi dan terutama dalam organisasinya…segala produksi di masa datang akan…menyatakan suatu cerminan kehendak dan pemikiran kaum proletar”.(65) Sebelum bulan Oktober, kontrol pekerja umumnya mengambil sifat yang pasif dan hanya mengamati. Sementara Komite pekerja sekarang telah menjalankan suatu peran yang makin penting di seluruh manajemen di berbagai perusahaan. “Selama beberapa bulan menyusul Revolusi, kelas pekerja Rusia menikmati suatu derajat kebebasan dan suatu pemahaman kekuasaan yang mungkin unik dalam                  sejarahnya”. (66)

Sayangnya hanya terdapat sedikit saja informasi mendetil mengenai periode paling menarik ini. Data yang tersedia pada umumnya datang dari sumber (baik pihak borjuis maupun pihak birokratis) yang dasarnya sangat membenci gagasan manajemen pekerja dan semata-mata berusaha ingin membuktikan hal-hal yang “tidak efektif” dan “tidak praktis” dari proses ini. Sebuah catatan menarik mengenai apa yang terjadi di Penyulingan Minyak Nobel telah diterbitkan. (67)) Hal ini menggambarkan kecenderungan mendasar dari kelas pekerja ke arah manajemen pekerja dan sikap permusuhan dari lingkar Partai akan hal tersebut. Contoh lain tidak diragukan lagi akan akan bermunculan.

*Tidak seperti kebanyakan kaum anarkis saat ini, kebanyakan kaum anarkis di masa itu justru telah paham perbedaannya. Voline (op. cit., p. 77) mengatakan: kaum anarkis menolak slogan “kontrol produksi” yang kabur, dan penuh kabut. Mereka mendukung perampasan yang progesif sesegera mungkin dari industri swasta oleh organisasi produksi kolektif”.

28 November

Pertemuan organ Dewan Kontrol Pekerja Seluruh Rusia yang baru didekritkan.

Ketidaksepakatan yang sudah ada sebelumnya muncul kembali. (68) Wakil fraksi Bolshevik di dalam serikat pekerja, Larin, menyatakan bahwa: 

“serikat buruh mewakili kepentingan kelas secara keseluruhan sedangkan Komite Pabrik hanya mewakili kepentingan tertentu. Komite Pabrik sudah semestinya harus tunduk pada Serikat Pekerja.”

Zhivotov, juru bicara gerakan Komite Pabrik, menyatakan: 

“Dalam Komite Pabrik kami mengelaborasi instruksi yang datang dari bawah, dengan tujuan untuk memeriksa bagaimana hal itu bisa diterapkan pada industri secara keseluruhan. Ini adalah petunjuk dari lantai kerja, dari kehidupan itu sendiri. Ini adalah satu-satunya instruksi yang benar-benar memiliki makna. Mereka menunjukkan apa yang mampu dilakukan oleh Komite Pabrik, oleh karena alasan inilah diskusi mengenai kontrol  pekerja mesti dikedepankan.” 

Komite Pabrik merasa bahwa:

“kontrol merupakan tugas dari komite dari masing-masing lembaga. Komite-komite di tiap-tiap kota kemudian mesti bertemu…dan kemudian mendirikan koordinasi (koordinasi bersama – ed) pada tingkat regional.”

Pembentukan Dewan Kontrol Pekerja Seluruh Rusia oleh Partai Bolshevik jelas-jelas sebuah upaya untuk memotong gerakan Komite-komite. Upaya tersebut terbukti hanya berhasil sebagian. Komite Pabrik meneruskan agitasi mereka. Namun suara mereka dibungkam lewat cara-cara administratif, yang hanya terdengar sayup-sayup di dalam Dewan Kontrol Pekerja Seluruh Rusia yang didominasi oleh orang-orang yang dipilih Partai. 

Di bulan Januari 1918, Riazanov menyatakan bahwa badan tersebut hanya mengadakan pertemuan sekali (dan sejak Mei 1918 tidak pernah lagi bertemu). Menurut sumber yang lain mereka “berupaya mengadakan pertemuan” namun tidak dapat mengumpulkan kuorum. (69)

Apa yang pasti dari hal tersebut adalah Dewan Kontrol Pekerja Seluruh Rusia tak pernah benar-benar berfungsi. Sulit untuk mengatakan apakah hal ini disebabkan boikot dan gangguan sistematis dari partai Bolshevik, juga kurangnya pemahanaman dari kaum revolusioner non-Bolshevik mengenai apa yang sebenarnya terjadi atau apakah hal ini terjadi sebenarnya karena kelemahan gerakan tersebut, yang tak mampu menerobos keluar dari lingkup ketat birokratik yang tengah memenjarakannya dengan cepat. Ketiga faktor ini mungkin memiliki peranannya  masing-masing.

28 November

Dekrit pembubaran Soviet di Markas Besar Angkatan Laut. (70)

5 Desember

Keluarnya dekrit pembentukan (71) sebuah Dewan Ekonomi Tertinggi (Vesenka) yang kepadanya telah ditugaskan untuk menyelesaikan “suatu rencana organisasi kehidupan ekonomi negeri dan sumber daya keuangan pemerintah”. Vesenka akan “mengarahkan kepada tujuan akhir yang seragam” aktivitas semua otoritas ekonomi yang ada, lokal maupun pusat, termasuk di antaranya Dewan Kontrol Pekerja Seluruh Rusia.(72) Vesenka akan “dilekatkan dengan Dewan Komisaris Rakyat” (Lembaga yang sepenuhnya diisi anggota-anggota Partai Bolshevik).

Komposisi Vesenka cukup jelas. Ia terdiri atas beberapa anggota Dewan Kontrol Pekerja Seluruh Rusia (secara tidak langsung suatu bujukan bagi Komite Pabrik), perwakilan besar-besaran seluruh Komisariat yang baru dan sejumlah tenaga ahli, yang dicalonkan dari atas dalam “kapasitas konsultatif”. Vesenka akan mempunyai struktur ganda: a). “pusat” (Glavki) didesain untuk berurusan dengan sektor-sektor industri yang berbeda, dan b). organ regional: “Dewan Ekonomi nasional lokal” (Sovnarkhozy).

Pada mulanya kaum Bolshevik sayap “kiri” menjadi mayoritas di posisi-posisi terkemuka dalam Vesenka. Ketua pertamanya Osinsky dan biro pengaturannya termasuk Bukharin, Larin, Sokolnikov, Milyutin, Lomov dan Shmidt.  Lepas dari kepemimpinan “kiri”-nya badan yang baru ini “menelan” Dewan Kontrol Pekerja Seluruh Rusia sebelum ia sempat berjalan. Langkah ini secara terbuka diakui oleh Bolshevik sebagai gerakan ke arah “statisasi (penegaraan -ed)” (ogosudarstvleniye) otoritas ekonomi. Efek dari pembentukan Vesenka adalah membungkam lebih lanjut suara Komite-komite Pabrik. Seperti yang dituliskan Lenin beberapa minggu kemudian, “kita beranjak dari kontrol pekerja ke penciptaan Dewan Tertinggi Ekonomi Nasional”. (73) Fungsi Dewan ini dengan jelas adalah untuk “menggantikan, menyerap, dan meniadakan mesin kontrol kaum pekerja.” (74)

Suatu proses sekarang dapat dipilah-pilah, dimana sisa pamflet ini akan mencoba untuk menguraikan benang yang makin terpilin. Ini merupakan suatu proses yang  terarah, dalam periode 4 tahun saja, dari kebangkitan luar biasa gerakan Komite Pabrik (suatu pergerakan yang secara implisit dan terang-terangan secara tegas berusaha untuk mengubah relasi produksi) ke arah berdirinya dominasi tak terkalahkan lewat suatu agen yang birokratis dan monolitik (Partai) terhadap segala aspek kehidupan ekonomi dan politik. Agen ini tidak didasarkan pada produksi, kekuasaannya hanya melambangkan terus berlangsungnya pembatasan otoritas pekerja di dalam proses produksi. Ini tentunya secara tidak langsung mengukuhkan hubungan hirarkis di dalam proses produksi, dan oleh karena itu pengukuhan masyarakat kelas.

Langkah pertama dari proses ini adalah subordinasi Komite Pabrik terhadap Dewan Pekerja Seluruh Rusia, di mana serikat pekerja (mereka sendiri kini telah betul-betul di bawah pengaruh Partai) begitu banyak diwakili. Tahap kedua, yang hampir dalam waktu sekejap mengikuti yang pertama, adalah penyatuan Dewan Pekerja Seluruh Rusia ke dalam Vesenka,. Langkah yang bahkan lebih berpihak lagi pada serikat pekerja, namun juga berisikan calon yang langsung ditunjukkan negara (yaitu Partai). Vesenka untuk sementara diizinkan mempertahankan kepemimpinan komunis “kiri”. Beberapa waktu kemudian, kaum “kiri” ini pun digeser. Kemudian suatu kampanye terus-menerus diluncurkan untuk menahan kekuasaan serikat pekerja, sekalipun dengan cara tidak langsung dan kadang simpang siur, lembaga masih tetap dapat dipengaruhi oleh kelas pekerja. Maka merupakan hal yang penting sekali untuk menggerus kontrol serikat pekerja, karena serikat pekerja memiliki hubungan dengan produksi dan atas dasar ini menggantinya dengan otoritas orang-orang yang langsung ditunjuk oleh mereka yang memiliki wewenang di dalam partai. Para manajer dan administrator ini, hampir semunya ditunjuk dari atas, sehingga secara berangsur-angsur membentuk basis birokrasi baru.

Tiap langkah akan mendapat perlawanan, namun di setiap perlawanan adalah perlawanan yang tak dapat dimenangkan. Dan untuk setiap perlawanan yang kalah musuh akan memakai jubah kekuatan “proletarian” baru. Dan untuk setiap kekalahan makin mempersulit kelas pekerja untuk secara langsung mengatur produksi: yang pada dasarnya adalah mengubah relasi produksi. Sebelum hubungan produksi bisa diubah, revolusi belum bisa benar-benar dianggap mencapai tujuan sosialis-nya, tak peduli apapun yang dikatakan oleh pemimpinnya. Ini adalah pelajaran penting dari Revolusi Rusia.

Masalah dapat dilihat dengan cara lain. Pendirian Vesenka menghadirkan sebuah peleburan yang parsial dalam posisi otoritas ekonomi dari pejabat serikat buruh, pendukung setia partai dan “tenaga ahli” yang dicalonkan oleh “negara pekerja”. Tetapi ini bukanlah tiga kategori sosial yang mewakili para pekerja.  Mereka adalah tiga kategori sosial yang telah memperoleh fungsi manajerial, kenyataan bahwa mereka telah mendominasi para pekerja di bidang produksi. Hsl ini disebabkan karena sejarah mereka masing-masing, dari kelompok terdahulu, dengan alasannya yang berbeda, bahwa mereka telah sama sekali terpisah dari kelas pekerja. Peleburan mereka meningkatkan separasi ini. Hasilnya adalah sejak tahun 1918 dan seterusnya, Negara yang Baru (walaupun secara resmi digambarkan sebagai negara “pekerja” atau Republik Soviet dan meski umumnya didukung oleh rakyat dari kelas pekerja sepanjang Perang Sipil) faktanya bukanlah suatu institusi yang diatur oleh kelas pekerja.*

Jika seseorang dapat memahami makna yang tersirat (dan tidak dibutakan dengan kata-kata bombastis seperti “negara pekerja” dan “perspektif sosialis”, yang hanya mencerminkan kesadaran palsu yang sangat lazim ketika itu) catatan Pankratova berikut mengenai apa yang dipertaruhkan dengan pembentukan Vesenka adalah hal yang paling informatif: “Kita memerlukan”, dia berkata,

“suatu format organisasi yang lebih efisien dibanding Komite Pabrik dan suatu alat yang lebih fleksibel dibanding kontrol pekerja. Kita harus menghubungkan manajemen dari pabrik-pabrik baru dengan prinsip perencanaan ekonomi tunggal dan kita harus melakukan itu dalam hubungan dengan perspektif sosialis Negara Pekerja yang masih muda…Komite Pabrik kurang terampil dan berpengetahuan teknis…Tugas ekonomi maha besar menyangkut periode transisi ke arah sosialisme mengharuskan adanya penciptaan organisme tunggal untuk menormalkan ekonomi dalam skala seluas negara. Kaum proletariat memahami ini. [Ini adalah harapannya, jika sekiranya ada. – M.B.]. Melepaskan Komite Pabrik dari mandat yang diterimanya, yang tidak lagi sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan ekonomi baru, para pekerja menyerahkan otoritas mereka kepada organ yang baru diciptakan, Dewan Ekonomi Nasional.”

Dia menyimpulkan dengan suatu kalimat pemberitahuan: “Komite Pabrik Petrograd, yang pada bulan Mei 1917 telah memprolamirkan kebutuhan akan kontrol pekerja, dengan suara bulat menguburkan gagasan tersebut dalam Konferensi Keenam”.(75)

Peristiwa-peristiwa sesudah itu menunjukkan bahwa meski ini semua adalah tujuan dan perspektif dari kepemimpinan Partai, hal-hal ini justru jauh dari pe-nerimaan anggota-anggota Partai kebanyakan, apalagi oleh rakyat, dimana atas nama merekalah Partai mendasari haknya untuk berbicara.

*Itu bukan masalah penyeimbangan posisi, sebagaimana yang dipahami kaum anarkis antara “pergerakan rakyat” ke “kediktatoran negara” namun memahami bentuk yang spesifik dari relasi kekuasaan yang baru yang berkembang pada titik sejarah tertentu.

(Permulaan) Desember:

Penerbitan karya Lenin, Negara dan Revolusi (yang telah ditulis beberapa bulan sebelumnya). Dalam karya teoritis utama ini sedikit disinggung soal kontrol pekerja dan pastinya tak ada identifikasi sosialisme dengan “manajemen pekerja dalam produksi”. Lenin berbicara dalam istilah yang lebih abstrak mengenai “pergantian yang cepat, sehingga semua memenuhi fungsi kontrol dan pengawasan, bahwa semua orang menjadi ‘birokrat’ untuk sementara waktu, sehingga tak seorangpun bisa menjadi ‘birokrat’”.

Ini merupakan bagian dari retorika libertarian Bolshevisme pada tahun 1917. Tetapi Lenin, seperti biasanya, menempatkan kaki pijakannya tetap di tempatnya yang sama. Ia menunjukkan seperti apa tepatnya hal-hal tersebut di dalam praktek. Perkembangan kapitalisme menciptakan “prasyarat ekonomi” yang membuatnya sangat mungkin, segera, semalam setelah menggulingkan kaum kapitalis dan birokrat, untuk menggantikan mereka dalam kontrol distribusi dan produksi, dalam kerja memelihara pembukuan tenaga kerja dan produk-produknya oleh pekerja bersenjata, oleh seluruh rakyat bersenjata”. 

“Akuntansi dan kontrol yang diperlukan untuk ini semua telah sepenuhnya disederhanakan oleh kapitalisme sehingga mereka sudah menjadi operasi yang sangat sederhana soal mengecek, merekam dan mengeluarkan kuitansi, dimana seseorang yang dapat membaca dan menulis dan siapa saja yang mengetahui empat peraturan pertama perhitungan (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian – penj) dapat melaksanakannya”.(76)

Tidak disebutkan siapa yang akan memprakarsai keputusan dimana rakyat jelata kemudian akan ‘”diperiksa” dan “dicatat”. Negara dan Revolusi mencantumkan ungkapan yang menarik: “Kita menginginkan revolusi sosialis dengan sifat manusia sebagaimana yang ada sekarang, dengan sifat manusia yang tidak melepaskan sub-ordinasi, kontrol, dan manajer”. (77)

Tahun 1917 menyaksikan pergolakan sosial yang luar biasa. Tetapi adalah suatu mimpi utopis untuk berasumsi bahwa sosialisme bisa dicapai tanpa bagian terbesar populasi memahami dan menginginkannya. Pembangunan sosialisme (tidak sama dengan perkembangan kapitalisme, yang dengan aman dapat diserahkan kepada kekuatan-kekuatan pasar). Sosialisme hanya dapat terwujud dengan kesadaran-diri dan tindakan kolektif dari rakyat mayoritas.

Desember

Penerbitan “Manual praktis untuk implementasi Kontrol Pekerja atas Industri” yang terkenal oleh Dewan Pusat Komite Pabrik Petrograd. Hal yang memperbesar kejengkelan anggota-anggota Partai adalah materi ini dibagikan secara luas hingga ke pinggiran kota Petrograd.

Nilai utama dari pamflet ini adalah di dalamnya  menguraikan bagaimana “kontrol pekerja” dapat dengan cepat diperluas ke dalam “manajemen pekerja”. Baik dalam pandangan Lenin –maupun si pengarang ( meski judulnya demikian)– terdapat suatu kebingungan antara “kontrol dan manajemen”. Lenin dulunya mendukung “kontrol pekerja” dan seluruh prakteknya, setelah revolusi, justru menolak upaya manajemen pekerja sebagai sesuatu yang “prematur”, “utopis”, “anarkis”, “berbahaya”, “tak dapat ditolerir” dan lain lain. Akan menjadi tragis jika bias ahistorisisme dan anti-teoritis dari kebanyakan dari gerakan libertarian hari ini membiarkan kaum militan baru jatuh ke dalam jebakan yang kuno atau memaksa mereka kembali mengambil jalan yang hanya menuntun ke jalan buntu atau paling sial suatu arena kekalahan yang sebelumnya.

“Manual” tersebut memberi sejumlah usulan konkrit bagi Komite Pabrik. Masing-masing Komite harus menyiapkan empat komisi pengawas, yang “berhak mengundang kehadiran teknisi dan (orang) lain yang memiliki kapasitas konsultatif” (sungguh demikian banyak kepalsuan yang disebarluaskan bahwa Komite Pabrik tidak siap untuk berhubungan dengan kaum teknisi atau spesialis dalam pekerjaan mereka).

Fungsi dari 4 komisi adalah: a). organisasi produksi; b). mengembalikan produksi dari model produksi perang; c). dukungan bahan baku; dan d). persediaan bahan bakar. Proposal dikembangkan dengan cukup detil. Dalam “Manual” ditekankan bahwa keseluruhan kontrol “kaum pekerja” bukan hanya persoalan  mengambil persediaan bahan baku dan bahan bakar (c. f. tulisan Lenin: “Sosialisme adalah inventarisasi; setiap kali kamu mengambil persediaan batangan besi atau sepotongan kain, itu adalah sosialisme”).78 Tetapi kontrol pekerja berhubungan erat dengan pengubahan bahan baku di dalam pabrik, dengan kata lain keseluruhan proses kerja yang berpuncak pada produk jadi.

“Komisi produksi” harus dipercaya menjalankan tugas untuk membangun hubungan yang diperlukan antara bagian yang berbeda dalam pabrik, dari mengawasi kondisi permesinan, memberi saran dan mengatasi berbagai infisiensi di dalam pabrik atau kilang, menentukan koefisien penghisapan pada setiap bagian, menentukan berapa maksimum jumlah lantai kerja, dan berapa jumlah pekerja pada setiap lantai kerja, menyelidiki penyusutan mesin dan bangunan, menentukan alokasi kerja (dari jabatan administrator ke bawah) dan bertanggung jawab akan masalah terkait keuangan dari pabrik itu.

Penulis ”Manual” mengumumkan bahwa mereka berniat menggabungkan Komite Pabrik ke dalam Federasi Regional dan pada gilirannya menjadi suatu Federasi Seluruh Rusia. Dan untuk memastikan agar tidak ada kesalahpahaman, mereka menekankan bahwa :

“kontrol pekerja terhadap industri, sebagai bagian dari kontrol pekerja atas keseluruhan kehidupan ekonomi, tidak harus dilihat dalam arti sempit dari perubahan lembaga tapi dalam arti seluas mungkin: yang bergerak dalam bidang yang sebelumnya didominasi oleh elemen lain . Kontrol harus bergabung ke dalam manajemen. 

Dalam praktek, implementasi kontrol pekerja mengambil berbagai bentuk, di berbagai belahan Rusia. Hal ini sebagian ditentukan oleh kondisi-kondisi lokal, terutama tingkat resistensi yang ditunjukkan oleh bagian yang berbeda dari kelas majikan. Di sejumlah tempat, majikan telah dirampas dengan cepat, “dari di bawah”. Di tempat lain mereka hanya tunduk terhadap suatu jenis pengawasan “kontrol”, yang dipegang Komite Pabrik. Tidak ada model yang ditentukan sebelumnya untuk diikuti. Berbagai praktek dan eksperimen pada mulanya menjadi tema diskusi yang panas. Ini bukanlah suatu pemborosan waktu, seperti yang kemudian dituduhkan. Mereka harus dilihat sebagai hal yang penting oleh siapa saja yang menerima bahwa kemajuan menuju sosialisme hanya dapat terjadi melalui (self-emancipation) pembebasan mandiri kelas pekerja. Sayangnya diskusi ditetapkan untuk segera berakhir.

13 Desember

Isvestiya menerbitkan “Intruksi Umum mengenai Kontrol Para Pekerja sesuai dengan Keputusan 14 November”. Terbitan ini dikenal sebagai “Kontra-Manual’ dan menghadirkan ekspresi akhir sudut pandangan kaum Leninis. (7)*

Empat bagian pertama membahas perihal organisasi kontrol pekerja di pabrik-pabrik dan mengenai pemilihan komisi pengawas. Lima bagian selanjutnya menetapkan hak dan kewajiban komisi pengawas ini, menekankan fungsi yang akan mereka jalankan dan bagian mana yang tetap menjadi hak istimewa manajer-pemilik. Bagian 5 menekankan bahwa dalam hal peranan yang dilakukan oleh Komisi Pengawas, terkait dalam pengelolaan perusahaan (apapun itu), peranan tersebut mesti terbatas dalam hal mengawasi pelaksanaan-pelaksanaan yang diterbitkan oleh berbagai instansi Pemerintah Pusat “yang secara khusus diberi kepercayaan dalam pengaturan kegiatan ekonomi dalam skala nasional”. Bagian 7 menyatakan :

“hak untuk mengeluarkan perintah yang berkenaan dengan manajemen, pelaksanaan dan fungsi perusahaan tetap berada di tangan para pemiliknya. Komisi pengawas tidak mengambil bagian dalam pengelolaan perusahaan dan sama sekali tidak bertanggungjawab dalam hal fungsional yang saling terkait dalam aktivitas perusahaan Tanggung jawab ini juga tetap berada dalam kuasa pemilik pabrik”.

Bagian 8 menetapkan bahwa komisi tidak mengurusi masalah-masalah yang berkenaan dengan keuangan, semua hal itu merupakan hak istimewa Lembaga Pemerintah Pusat. Bagian 9 secara rinci melarang komisi mengambil alih dan mengatur perusahaan. Meski demikian mereka berhak “dalam mengangkat isu perihal pengambil-alihan perusahaan oleh Pemerintah, melalui perantara organ kontrol pekerja yang lebih tinggi”. Bagian 14 mencantumkan secara tertulis apa yang telah lama dipikirkan para pemimpin Bolshevik selama beberapa minggu. Yaitu, pada tingkatan lokal sekalipun Komite Pabrik mesti digabungkan dengan aparatus serikat. 

“Komisi pengawas di setiap pabrik merupakan badan eksekutif dari ‘bagian pengendalian distribusi’ dari federasi serikat pekerja lokal. Aktivitas komisi pengawas harus disesuaikan dengan keputusan dari organ yang serikat pekerja”.

Fakta bahwa “instruksi umum” dikeluarkan dalam waktu dua minggu sejak pendirian Vesenka, telah dengan jelas menunjukkan perihal garis yang sistematis mengenai cara berpikir Lenin dan para kaki tangannya. Mereka mungkin saja “benar” atau mungkin telah “keliru”. [Ini tergantung pada gagasan setiap orang mengenai bagaimana masyarakat ingin diwujudkan.] Tetapi kemudian akan sangat menggelikan dengan mengklaim, seperti juga yang sangat banyak kaum Leninis lakukan hingga hari ini, bahwa pada tahun 1917 kaum Bolshevik benar-benar telah berjuang bagi kelas pekerja secara penuh, total dan untuk mengontrol langsung pabrik-pabrik, tambang, tanah-bangunan atau perusahaan lainnya dimana mereka bekerja, yaitu bahwa mereka berjuang demi swakelola pekerja.

*Kedua tulisan, “Manual” dan “Kontra-Manual” harus diterjemahkan ke Bahasa Inggris. Gagasan-gagasan yang terkandung di dalamnya dapat diperoleh dari artikel D.L. Limon yang menarik dan dipublikasikan pada bulan Desember 1967 mengangkat isu soal Autogestion walaupun artikel tersebut merosot menjadi  pembenaran Leninis yang canggih.

20 Desember

Jurnal resmi terbitan serikat buruh Professional’ny Vestnik (Suara Serikat Pekerja) mempublikasi sebuah “Resolusi Mengenai Serikat Pekerja dan Partai Politik”. “Tanpa mengubah diri menjadi organ independen dari perjuangan politik, menjadi partai politik independen atau pelengkap bagi mereka, serikat pekerja tidak dapat bersikap acuh tak acuh terhadap masalah-masalah yang dikemukakan oleh  perjuangan politik proletariat”. Setelah melakukan penyederhanaan yang dangkal ini, resolusi kembali membumi. “menggantungkan nasib perjuangan mereka dengan bergabung—secara organisasi—dengan partai politik tertentu, serikat pekerja, sebagai organisasi perjuangan kelas proletariat, harus mendukung slogan dan taktik politik dari partai proletariat tersebut, yang pada saat ini memiliki tujuan yang lebih dekat ketimbang organ lainnya perihal solusi mengenai tugas historis dsb….

Dalam terbitan yang sama di  jurnal tersebut, memuat sebuah artikel dari anggota Bolshevik, Lozovsky, dia memprotes kebijakan Bolshevik yang menggunakan kekerasan dalam menghentikan pemogokan-pemogokan kelas pekerja melawan pemerintahan baru Bolshevik. “Tugas baru bagi serikat pekerja dan kekuasaan Soviet adalah mengisolasi elemen borjuis yang memimpin pemogokan dan sabotase, namun isolasi yang dimaksud tidak bisa dicapai semata-mata melalui cara-cara mekanis, dengan cara menangkap, dengan mengirim mereka ke garis depan  peperangan atau dengan penyitaan kartu jatah roti”:

“Percobaan penyensoran, penghancuran surat-surat kabar, penghapusan kebebasan beragitasi bagi partai-partai sosialis dan demokratik bagi kami sama sekali tidak bisa diterima. Penutupan surat-surat kabar, kekerasan terhadap para pemogok, dan sebagainya, telah membuat luka yang terbuka semakin terasa perih. Telah terlalu banyak jenis ‘tindakan’ seperti ini pada masa-masa sekarang ini di dalam ingatan rakyat tertindas Rusia dan ini dapat mendorong ke arah suatu analogi yang mematikan bagi kekuasaan Soviet”.

Bahwa seorang anggota terkemuka Partai merasa harus berbicara dengan cara seperti ini merupakan dakwaan nyata betapa tersebar-luasnya praktek ini. Metode inilah yang semakin sering digunakan Partai dalam mengatasi perbedaan, tidak hanya dengan lawannya, kaum borjuis, tetapi juga terhadap kaum oposisi yang bersuara nyaring di dalam pergerakan kelas pekerja sendiri. Seperti halnya penarikan kartu jatah roti yang sama saja menghilangkan hak sah rakyat untuk mendapat ransum: yaitu hak untuk makan. Individu yang dirampas kartu jatahnya terpaksa harus memperoleh makanan dengan diam-diam di pasar gelap atau lewat cara ilegal lainnya. Tuduhan perbuatan “Kejahatan melawan negara” kemudian digunakan sebagai alat sah untuk “meredam” mereka.

Di bawah atmosfir seperti ini yang relasinya berhubungan dengan Partai, serikat pekerja, dan rakyat non partai (secara halus diuraikan sebagai “unsur-unsur borjuis”), yang di kemudian hari memicu debat akbar yang akan berlangsung di bulan Januari 1918.

23 Desember

Dekrit pendirian jaringan kerja Dewan Ekonomi Nasional daerah (Sovnarkhozy) di bawah pengawasan Vesenka.

“Tiap daerah Sovnarkhoz diharapkan (menjadi) replika mini Vesenka di Pusat. Dibagi menjadi 14 bagian bagi cabang-cabang produksi yang berbeda dan berisi perwakilan dari lembaga lokal dan organisasi lokal…” 

Tiap unit di Sovnarkhoz dapat mendirikan “unit lebih kecil dengan memasukkan organ-organ kontrol pekerja terkait yang telah berdiri”. Apa yang telah diciptakan adalah departemen ekonomi sentral dengan kantor-kantor lokal”. (79)

Catatan Kaki

(1) Fabrzavkomy: singkatan frabrichno-zavodnye komitety.

(2) A.M. Pankratova. Fabzavkomy Rossil v borbe za sotsialisticheskuyu fabriku (Komite Pabrik Rusia dalam Perjuangannya menuju Pabrik Sosialis). Moskow, 1923, h.9. Bagian-bagian yang terpenting dari dokumen ini dipublikasikan pada bulan Desember 1967 (No. 34) dalam jurnal berbahasa Prancis, Autogestion (nomor halaman mengacu pada versi Prancis).

3. ibid., hal. 12-13.
4. ibid., h. 12.
5. V.I. Lenin. Tasks of the Proletariat in our Revolution.
Selected Works, vol. VI, h.62

6. V.I. Lenin. Political Parties and Tasks of the Proletar-
iat. ibid., h. 85-6.

7. V.I. Lenin. Materials on Revision of Party Programme.
ibid., hal. 116-117
8. V.I. Lenin. Ruin is Threatening. ibid., h. 142.
9. I. Kreizel. Iz istorii profdvizheniya g. Kharkova v 1917
godu (Mengenai sejarah Gerakan Serikat Pekerja di
Kharkov tahun 1917). Dirujuk oleh Pankratova (op.
cit., h.15). Kharkov, 1921
10. A. Pankratova, op. cit., h.19.
11. ibid., h.19.

12. Pervaya rabochaya konferentsiya fabrichnozavodski-
kh komitetov, (Konperensi Pertama Pekerja Komite-
komite Pabrik) Petrograd, 1917.

13. V.I. Lenin, Sochineniya, XX, 459.
14. S. O. Zagorsky, State Control of Industry in Russia
during the War. (New Haven, 1928), hal. 174-5.
15. R. V. Daniels. The Conscience of the Revolution.
(Harvard University Press I960), h. 83.
16. Tretya vserossiiskaya konferentsiya professionalnykh soyuzov: Rezolyutsii prinya tiya na zasedaniakh kon-
ferentsii 20-28 Iyunya / 3-11 Iyulya 1917 g. (Kon-
perensi Ketiga Serikat Pekerja se-Rusia: Resolusi dia-
dopsi pada sesi-sesi Konperensi 20-28 Juni / 3-11 Juli, 1917). Petrograd, n.d., h.18.
17. ibid., para 6.
18. ibid., h.323.
19. I. Deutscher, Soviet Trade Unions. (Royal Institute of
International Affairs, London, 1950), hal. 1-2.
20. ibid., h.13. Maurice Brinton 129
21. Lihat Statistik dari pemogokan politis dalam V. L. Meller’s dan A. M. Pankratova’s Rabocheye dvizheni-
ye v 1917 godu (The Workers’ Movement in 1917), hal. 16., 20. Also M. G. Fleer’s Rabocheye dvizheni-
ye v godu voiny The Workers’ Movement in the War Years), Moscow 1925, hal. 4-7.
22. Shestoi s’yezd RSDRP (b): Protokoly.
23. (Kongres Keenam RSDWP (b): Protocols [1917]) Moscow: IMEL, 1934, h.134. Oktyabrskaya revolut-
siya i fabzavkomy: materiali po istorii fabri chno-za-
vidskikh komiteov (The October Revolution and the Factory Committees: materials for a history of the
Factory Commitees). Moscow 1927-1929. 3 vols. I, hal. 229, 259. Jilid ini (untuk selanjutnya diacu se-
bagai Okt. Rev. i Fabzavkomy) adalah sumber paling berguna mengenai Komite Pabrik.
24. ibid., h. 190.
25. ibid., h. 171.
26. Ini digambarkan dengan sangat detil dalam Okt. Rev.
i Fabzavkomy.
27. A. Pankratova. op. cit., h.25.
28. ibid., h.25.
29. ibid., h.29. Dan katanya pekerja yang “hanya mampu
sampai kepada kesadaran serikat pekerjaisme”.
30. ibid., h. 36.
31. Novy Put (New Path), October 15, 1917, Nos. 1-2.
Novy Put merupakan organ penerbitan dari Soviet
Pusat Komite-komite Pabrik.
32. F.I. Kaplan, Bolshevik Ideology. (P. Owen, London,
1969), h. 83.
33. 0kt. Rev. i Fabzavkomy, II, 23
34. V.I. Lenin. The Aims of the Revolution, Selected
Works, VI, h. 245-6.
35. V. P. Milyutin. Istonya ekonomicheskogo ruzvitiya SSSR, 1917-1927 (History of the Economic Devel-
opment of the USSR), Moscow and Leningrad, 1927, h. 45.
36. V. I. Lenin. op. cit., hal. 265-7.

37. G. P. Maximoff. Syndicalists in the Russian Revolu-
tion. (‘Direct Action’ pamplet No. 11), h. 6.

38. A. Pankratova. op. cit., h. 5.

39. E. H. Carr. The Bolshevik Revolution (Penguin Edi-
tion). II, 80.

40. I. Deutscher, op. cit., hal.15-16.
41. G. P. Maximoff. op. cit., h.11-12.
42. Okt. Rev. i Fabzavkomy, II, 114.
43. ibid., II, h. 188.
44. ibid., II, h. 190.
45. ibid., II, h. 180.
46. ibid., II, h. 191.
47. G.K. Ordzhonikidze. Izbrannye statii i rechi 1911-
1937 (Artikel dan pidato pilihan) Moskow, 1939.
h.124.
48. A. Pankralova. op. cit., hal.48-49.
49. ibid., h.50.
50. ibid., h.51.
51. V. I. Lenin Selected Works. vol. VI, hal. 410-411.

52. Sobraniye Uzakonenii 1917-18. (Collection of Stat-
utes 1917-18) No. 3, art. 30.

53. E. H. Carr. op. cit., II, h. 77, fn. 1.
54. A. Lozovsky. Rabochii Kontrol (Workers’ Control).
Socialist Publishing House, Petrograd 1918, h. 10.
55. E. H. Carr. op. cit., p. 73.
56. Protokoly zasedanii V Ts I K 2 sozyva (1918), h. 60.
Maurice Brinton 131

57. Lihat apendiks vol. XXII dari karya Lenin Sochineni-
ya. Juga artikel oleh D. L. Limon mengenai ‘Lenine et le Controle Ouvrier’ terbit Desember 1967 mengenai
Autogestion.
58. Sbornik dekretov i postanovlenii po narodnomu
khozyaistvu 25 oktyabrya 1917 g – 25 oktyabrya 1918
g), Moskow 1918, hal. 171-172.
59. V. I. Lenin. Selected Works vol. VI, hal. 27-28.
60. E.H. Carr. op. cit., h.75.
61. I. Deutscher. op. cit., h.17.
62. I.I. Stepanov-Skvortsov. Ot rabochego kontrolya k rabochemu upravleniyu (Dari kontrol pekerja ke ma-
najemen pekerja), Moskow, 1918.

63. A. Pankratova. op. cit., h.54.
64. ibid., h. 54.
65. N. Filippov. Ob organizatsii proizvodstva (Mengenai

organisasi produksi), Vestnik metallista (The Metal-
worker’s Herald), Januari 1918, hal. 40,43.

66. P. Avrich. The Russian Anarchists, (Princeton, 1967),
h.162.
67. Voline. Nineteen-Seventeen. (Freedom Press, 1954),

hal. 139-145. Bagian pengalaman pribadi Voline san-
gat layak untuk dibaca.

68. see D. L. Limon, op. cit., h. 74.
69. E. H. Carr Op. cit., II, h. 75, fn. 3.
70. Sobraniye Uzakonenii 1917-1918, No. 4, art 58.
71. ibid., No. 5, art 83.
72. Natsionalizatsiya promyshlennosti v SSSR: sbornik

dokumentov i materialov, 1917-1920 gg (Nasional-
isasi industri di USSR: dokumen dan bahan material

yang dikumpulkan) Moskow, 1954. h. 499.
73. V. I. Lenin. Sochineniya, XXII, 215.
74. E. H. Carr. op. cit., II, h. 80.
75. A. Pankratova. op, cit., h. 59.
76. V. I. Lenin. Selected Works vol. VII, hal. 92-93.

77. ibid., h. 47.
78. Pidato 4 November, 1917 kepada Soviet Pekerja dan
Prajurit Petrograd.
79. E. H. Carr, op. cit. II, hal. 82-83.