Carlo Cafiero: Anarkis Komunis (Bag. 2)
Cafiero dan Marxisme
Selama di dalam penjara Cafiero membaca buku Das Kapital berbahasa Perancis. Kejeniusan buku itu membuatnya terkagum-kagum. Cafiero segera mulai menulis komentar tentang Das Kapital. Ketika Cafiero bebas dari sel tahanan pada Agustus 1878, buku kecilnya sudah siap untuk diterbitkan. Pada bulan Februari setelahnya di tahun yang sama, surat kabar miliknya La Plebe mulai menerbitkan terjemahan Italia Bab 31 Das Kapital mengenai “awal mula kapitalisme industrial” dan pada bulan Maret mengumumkan akan menerbitkan ringkasan keseluruhan buku, Das Kapital (penj). Pada 20 Juni 1879, Il Capitale di Carlo Marx brevemente compendiato da Carlo Cafiero, Libro Primo, Sviluppo della produzione capitalista dicetak, dan tersebar di seluruh penjuru Italia.
Dalam kata pengantarnya, Cafiero menyesalkan bahwa pemikir sosialis tersohor seperti Marx tidak banyak dikenal di Italia. Cafiero sendiri ingin bukunya bisa menjadi pedoman menuju kebenaran baru yang menghancurkan, melumat, dan menyingkirkan bangunan-bangunan penuh kesalahan dan kebohongan, yang sudah berabad-abad usianya. Para revolusioner seluruh dunia bisa mendapatkan baju zirah intelektual untuk menghadapi pertarungan melawan kapitalisme. Marx telah memberikan mereka “senjata, alat dan mesin yang berlimpah dari semua jenis yang dapat diberikan semua sains modern dari otak jeniusnya.” Marx meyakini jagad makna sosialis secara saintifik yang sebelumnya tampak tidak ada. Cafiero beranggapan bahwa Das Kapital melampaui capain-capain intelektual lain pada zamannya. 1
Ringkasan karya Cafiero mencakup sejumlah bab dengan panjang 126 halaman dari bab-bab analisa mendalam. Ringkasan tersebut memberi pembaca Italia kontak substansial pertama dengan buku Marx yang berpengaruh itu. Ketika Cafiero meringkas isi Das Kapital, dia memberikan perhatian khusus terhadap konsep besarnya, yaitu: teori nilai kerja, penghisapan, pembagian kerja, akumulasi kapital dan alienasi. Bagian paling gamblang di dalam Das Kapital memotret kenyataan penderitaan kelas pekerja rakyat di bawah sistem kapitalisme, dan Cafiero menempatkan tema ini di atas yang lain: jika saja kapitalis memberi perhatian khusus terhadap pekerja itu tidak lain hal itu hanya untuk mempelajari cara terbaik memanfaatkan mereka. Cafiero mencurahkan banyak halaman untuk memaparkan dampak menyedihkan dari sistem kapitalisme. Marx, tegasnya, telah menjelaskan mengenai tujuan dan sejarah sebenarnya kehidupan pabrik di bawah kapitalisme melebihi pemikir revolusioner lainnya, tidak jauh berbeda dengan agamawan yang menjelaskan dan menyikapi segala hal dengan hukum-hukum abadi mereka. Kaum kapitalis membayar dengan mahal para intelektual untuk membela status quo, namun Das Kapital menelanjangi sistem dan seluruh sifat korup, tidak bermoral dan merusaknya di hadapan semua orang. 2
Marx mengambil banyak contohnya dari negeri Inggris, namun Cafiero meyakinkan khalayak Italia bahwa “bangsa modern” ini sudah siap atau dekat dengan jalur Industrialisasi model Inggris. Maka dari itu, kondisi sosial dan ekonomi inggris adalah sebuah jendela yang melaluinya bangsa lain dapat meneropong masa depan mereka. Tapi orang-orang Italia memiliki alasan berbeda untuk menelaah Das Kapital. Eksploitasi kejam dan parah terhadap rakyat Inggris kelas bawah oleh kapitalisme, yang sangat jelas digambarkan oleh Marx, memberikan rakyat Italia pemahaman, bukan mengenai masa depan, mereka melainkan masa kininya. Penggambaran memilukan Marx mengenai kegagalan industri pertanian bangsa Inggris memiliki banyak kesamaan dengan keadaan Italia saat itu. Didorong kerakusan mereka yang tidak akan terpuaskan, “para bos” mengkontrol dan merubah segalanya. Kemajuan adalah istilah yang digunakan untuk mengkaburkan kenyataan-kenyataan mendasar dunia modern. Kemajuan bukan berasal secara spontan dari hasil pencarian kreatif demi kemanusiaan yang lebih baik, melainkan lebih mengenai serangkaian perubahan teknologi, budaya dan sosial demi kebaikan para Tuan dunia. 3
Para Tuan tidak segan-segan untuk mempertahankan dominasinya. Kini, akibat imperialisme Eropa, mereka mengendalikan seluruh dunia hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. “Cerita berdarah-darah yang baik” (Perang, penj.) memperkaya “keuntungan” kapitalisme modern terhadap seluruh manusia. Pada titik ini, Cafiero menyampaikan pesan pribadinya. Selain memiliki catatan sangat buruk mengenai kekerasan dan kekejaman dalam penyebaran imperialisme bangsa eropa keseluruh dunia, peradilan borjuis juga mendakwa anarkis akan pertumpahan darah (la libidine di sangue) di Benevento pada 1877. Kekerasan revolusioner tampak tidak sebanding ketimbang kengerian kapitalisme. Revolusi sendiri, seperti yang diulas Marx dalam Das Kapital, dapat memulihkan “keseimbangan tatanan yang paling lengkap berikut kedamaian dan kebahagiaannya” pada dunia yang pesakitan, rusak dan traumatis oleh kapitalisme. Manusia, yang sejatinya rasional dan hidup berkelompok, hidup di dalam kehidupan buatan dibawah sistem kapitalistik, yang mengkerdilkan setiap aspek rakyat menjadi sebatas pesta pora raksasa akan ketamakan dan penghisapan untuk diri sendiri. 4
Cafiero mengirimkan dua kopi ringkasannya tersebut kepada Marx di London. Dengan surat yang dimulai dengan kata “Stimatissimo Signore” (Tuan Yang paling Terpandang), dia meminta maaf karena tidak memperlihatkan manuskripnya kepada Marx sebelum penerbitan. Semula dia sudah berniat melakukan itu, tetapi penerbit tidak disangka-sangka memberikan sebuah penawaran. Dia menerangkan kepada Marx “ketakutan akan kehilangan kesempatan itu mendorong saya untuk menyetujui usulan penerbitan”. Cafiero menutupnya dengan ungkapan sangat hormat terhadap Marx dan berharap apa yang sudah dilakukannya dengan Das Kapital adalah tepat.
Dia tidak menjelaskan mengenai pembelotannya dari Internationale 1872. 5 Marx membalas dengan pujian yang tinggi terhadap buku Cafiero. Meskipun Marx membalas dalam bahasa Perancis, namun ia telah mempelajari bahasa Italia di masa muda dan dapat membacanya dengan baik. Kebanyakan dari ringkasan semacam itu, Marx mengeluh, membuatnya frustasi dengan kedangkalan, salah tafsir dan kepalsuannya. Cafiero, terusnya, telah menguasai hampir semua gagasannya. Dia hanya menemukan kekurangan kecil di dalam Compendio tersebut. Cafiero tidak menyatakan argumennya soal syarat material pembebasan kelas pekerja yang dihasilkan secara langsung oleh berkembangnya penghisapan kapitalis. Marx, sepertinya dengan bijaksana mengabaikan getir 1872, mendorong Cafiero untuk mengulas tema yang kurang itu pada pembahasan kritis selanjutnya. 6
Cafiero bermaksud mengikuti saran Marx. Saat tinggal di Lugano pada tahun 1880, dia memulai tulisan lainnya mengenai pemikiran Marxis, pada kesempatan itu dibungkus dengan dialog dramatis di antara dua karakter, Crepafame (sekarat karena lapar) dan Succhiasange (penghisap darah). Pada September di tahun berikutnya, polisi menyita naskah tersebut sebelum selesai. Kemasyhuran Cafiero sebagai anarkis garis keras mempersulitnya untuk berdebat dengan Polisi.
Pada November 1880, Cafiero berhasil menerbitkan pembaharuan pemikirannya mengenai Marx berjudul “Anarkis dan Komunis”, rangkuman pidato yang sebelumnya dia pernah sampaikan dalam kongres anarkis. Pada saat itu, penggabungan antara Bakuninisme dan Marxisme menjadi satu sintesis sosialis menghantarkan dirinya pada capaian tertinggi dalam kehidupan intelektualnya. Dia memandang anarkisme dan komunisme sebagai sinonim dari kebebasan dan keadilan, dua istilah penting revolusi ideal. “Setiap orang berkerja menurut kemampuannya, setiap orang menerima menurut kebutuhannya” dengan prinsip abadi ini, Marx dengan cermat telah menyingkap esensi dari sebuah sistem sosial luhur yang pernah dirancang. Meskipun begitu, komunisme membutuhkan beberapa perbaikan yang anarkisme dapat sediakan. Solusi politik statis komunis, dalam bentuk kediktatoran proletar, menjadi aib bagi sistem Marx. Konsep Pemerintahan tanpa negara milik anarkisme dapat membawa marxisme menuju kesempurnaan. Begitu juga sebaliknya, kekokohan ilmiah yang luar biasa dari Kapital dapat memberi teori anarkis pandangan sosial-ekonomi. Selama ini, anarkis miskin dalam hal itu. Dengan sintesis anarkis-komunis, manusia akhirnya dapat menjadi sesuai kodrat alaminya: sekutu, teman dan saudara. 7
Cafiero juga menyambut baik teknologi masa depan komunis-anarkis. Kapitalis yang telah menyalahgunakan teknologi untuk keuntungan pribadi mereka. Dengan dihapuskannya motif keuntungan, teknologi akan dipergunakan untuk melayani kebutuhan sejati manusia. Satu-satunya motif penelitian teknologi di masa depan adalah untuk kebaikan bersama. Semua uang, kekuatan dan kecerdasan yang sekarang ini oleh kapitalis hanya dipergunakan untuk mesin perang negara-bangsa dapat dialihgunakan, dalam tatanan dunia baru, untuk pendidikan, kebutuhan medis dan dana pensiun. Dan lagi, jumlah besar kekayaan yang dihabiskan untuk kemewahan mereka yang cabul akan masuk ke biaya operasional umum. Dengan realokasi sumberdaya revolusioner itu, peradaban manusia akan memasuki masa keemasaannya “kerja akan kehilangan aspek kehinaannya” sebab manusia telah menjadi satu dengan alam. 8
Pada seri kedua dari “Anarkis dan Komunisme”, diterbitkan dua minggu setelah yang pertama, Cafiero mengambil keluarga kelas pekerja sebagai contoh miniatur anarkis-komunisme. Dalam keluarga seperti itu, semua anggota keluarga pulang dengan bayarannya dan menaruhnya ke dalam kas bersama, dengan itu semua kebutuhan dasar dapat terpenuhi. Anarkis-komunis mengajarkan bahwa seluruh masyarakat harus merupakan “keluarga besar manusia”. Rakyat di masa depan sejak lahir perlu diajari untuk menganggap masyarakat sebagai bagian dari keluarganya juga dalam artian yang sesungguhnya. Hanya dalam anarkis-komunis budaya seperti itu dapat diwujudkan. Sintesis anarkis komunis menawarkan kesempatan terbaik untuk mencapai persamaan hak sejati sekaligus mencegah bangkitnya otoritarinisme berbahaya dari sistem politik Marx, yang tidak tertulis. 9
Cafiero juga memberikan pendapat mengenai gerakan reformisme yang sedang naik daun, yang dia lihat sebagai Kuda Troya di dalam gerbang benteng sosialis. Dia ingin semuanya . Semakin bertambahnya orang orang yang seolah bergaya sosialis ingin mengaburkan ihwal ini, atau untuk menghapuskannya sama sekali dengan penerimaan konsep kepemilikan pribadi. Cafiero terkenal dalam tradisi gerakan kiri Italia sebagai penentang paling gigih sosialisme reformis. Makiannya terhadap sosialisme reformis merupakan awal baru dari politik revolusioner di Itali.
Pertentangan dengan Costa
Pada 1880, teman lama dan seperjuangan Cafiero, Andrea Costa semakin menjadi perwujudan mentalitas sosialis reformis. Sedangkan di antara aktivis-aktivis lainnya, Cafiero menjadi wujud paling ideal revolusioner Italia. Kedua pribadi penuh gelora itu ditakdirkan bertentangan. Mereka melakukannya dengan retorika yang luar biasa kasar, bahkan untuk standar Italia. Perpecahan di antara mereka terjadi secara perlahan dan terutama dimulai setelah pemberontakan anarkis yang gagal pada tahun 1874.
Costa bekerjasama erat dengan Bakunin dan Cafiero dalam mempersiapkan pemberontakan tersebut. Pemberontakan yang gagal itu berbuntut pada saling tuding soal kekalahan. Bekas pengagum dan pengikut Costa menudingnya terlalu optimis memandang masa depan revolusi di Italia. Kritik tersebut menyakiti hati Costa, ia mulai melakukan evaluasi ulang mengenai gagasan-gagasan politiknya. Setelah bebas dari penjara pada 1876, ia semakin acuh tak acuh terhadap panggilan revolusi. Ia tidak lagi berhasrat untuk bergerombol dan bangkit menggunakan senjata. Padahal, kedua hal itu terus menggairahkan bagi Cafiero. Keduanya hampir selalu berseberangan perihal pokok bahasan yang membelah anarkis Italia ke dalam pihak yang setuju perubahan bertahap dan yang bersikap lebih revolusioner. Costa, sadar penuh akan penghinaan 1874, membuatnya sangat hati-hati. Sementara itu, Cafiero mendorong tindakan bersenjata segera. Perubahan sikap Costa mulai kentara pada 1877. Ketika itu, ia menolak untuk mendukung pemberontakan yang direncanakan Cafiero di Italia Selatan. Ia keberatan dengan rencana itu karena dinilainya kurang matang dan bukan pada waktu yang tepat. Walaupun analisisnya sekedar ramalan, Costa menyikapi pemberontakan ini dengan buruk. Ia mundur ketakutan ke Romagna sambil tetap berharap mendapat keuntungan jika pemberontakan Cafiero berhasil. Pada 1881, ia mengeluarkan pernyataan yang ambigu, “Memang saya tidak ikut serta dalam gerakan itu, tapi, salah jika mengatakan saya tidak melakukan apapun untuk mendukungnya.” Ini memperlihatkan bahwa dia merasa terjebak dalam dilema yang rumit. 10 Tanpa bisa mengakuinya pada publik atau bahkan pada dirinya sendiri, Costa telah kehilangan kepercayaan akan gagasan revolusinya. Ia dengan gigih menolak sosialisme legalis karena menghianati anarkisme. Ia menanggalkan nilai-nilai Bakuninis dari dalam dirinya tanpa menemukan pengganti. Setelah 1877, Costa terus mencari jalan tengah antara sosialisme legalis dan revolusioner. Namun, upaya ini membawanya pada kontradiksi-kontradiksi dan dengan tidak jujur ia terus mengelak. Akhirnya, pada 1882, Costa sepenuhnya dan tegas merengkuh sosialisme legalitarian dengan mencalonkan diri sebagai anggota parlemen perwakilan sosialis . Itu merupakan pencalonan sosialis pertama di Italia.
Jauh sebelum masa kampanye politik Costa, Cafiero menentang keras terhadapnya. Pada 1880, Costa mendirikan Rivista Internazionale del Socialisme. Kemudian, pada tahun berikutnya, mingguan Avanti! digunakan Costa untuk menyuarakan rencana-rencana politiknya yang semakin cepat matang. Ia mulai terbuka pada publik ketika musim panas 1879 dengan surat terbuka, “Agli amici di Romagna.” Pergerakan Costa ke pusat pemerintahan membuat Cafiero sangat marah. Pada November 1880, Cafiero menulis pada temannya, Fransesco Pezzi, bahwa ia masih percaya revolusi: “Aku siap mendaftarkan diri sekedar menjadi tentara untuk memerangi tentara kerajaan.” 11 Kapitalisme tidak bisa dibenahi, desaknya. Kapitalisme hanya bisa dihancurkan jika orang ingin sistem sosial berdasarkan kebutuhan manusia, bukannya keuntungan untuk para Kapitalis.
Dua minggu kemudian, Cafiero menyatakan sentimen yang sama dalam surat pada para anarkis Firenze atau Florence. Sekali lagi, ia menyerukan perwujudan komunisme anarkis yang ideal. Cafiero menyebut gagasan Costa, agar para sosialis bergabung dalam institusi borjuis dan bekerjasama dengan pemerintah, sebagai “penyakit dalam partai revolusioner.” Cafiero dengan lantang menentang “program-program praktis dan tak berarti” milik Costa. Langkah-langkah minimalis seperti itu tanpa disadari membantu borjuis untuk memperkuat status quo dan mengakhiri masa revolusi. Sebaliknya, Cafiero mengusulkan aksi revolusioner segera: “langkah pertama di jalan kita haruslah penghancuran tatanan masa kini.” Kata mesti memiliki makna. Sosialisme adalah revolusi atau tidak bermakna sama sekali. Definisi Costa akan istilah itu menyamakan sosialisme dengan kapitalisme. Ini menjadikan Costa musuh sosialisme. 12
Periode kegiatan menulis penuh dendam dimulai bagi Cafiero ketika ia merasa wajib menguak reformisme Costa dan bahaya mematikan yang diakibatkannya pada sosialisme Italia. Pada Desember 1880, ia menerbitkan artikel berjudul “Aksi”. Dalam artikel itu, ia menantang Costa secara terbuka. Bantahannya mulai dengan dasar pemikiran sebagai berikut: Bekerjasama dengan institusi politik borjuis, sebagaimana diusulkan Costa, berarti mennyangkal sosialisme sebagai alternatif serius kapitalisme. Kebenaran itu tidak dapat lagi dibantah. Kapitalisme membela persaingan dan keuntungan, sosialisme membela kerjasama dan kesetaraan. Dua gagasan ini tidak dapat dicampur, kecuali sekedar retorika. Dua konsep itu tidak pernah dapat dicampur kecuali sekedar retorika belaka dan sebagai alat retorika untuk upaya kaum sosialis legalis menggabungkannya sekedar akan memberi tirai bagi kapitalisme. Cafiero berpendapat, jika ingin mencapai tujuan sosialisme yang sesungguhnya, ada sejumlah jalan yang mesti ditempuh dan dihindari. Bekerjasama secara intim dengan kapitalisme adalah yang paling harus dihindari. Yang mesti dijalankan adalah aksi: “Maka, aksi, aksi dan aksi adalah yang selalu kita butuhkan. Dengan aksi, teori dan praktik didapatkan secara bersamaan karena aksi menghasilkan gagasan. Aksi juga yang menyebarkan gagasan itu ke penjuru dunia”. 13
Mengirimkan perwakilan sosialis ke kursi parlemen bagi Cafiero bukanlah aksi. Ia heran, bagaimana mungkin gagasan seperti itu tercetus pada revolusioner sejati. “Tidak, tidak mungkin sama sekali. Kita tidak menginginkan sama sekali manuver borjuis. Kita tidak boleh terlibat dalam permainan penghisap kita kecuali kita ingin berperan dalam penghisapan mereka.” Ia beralasan, revolusi secara niscaya berbuntut dengan kekerasan melawan status quo. Agar revolusi sosialis sejati dapat terwujud, sejumlah orang harus terbunuh. Para pemodal dan antek mereka tidak akan keluar dari panggung sejarah dengan damai. Mereka dapat melawan dan perlawanan mereka mesti dikalahkan. Costa pernah mengerti kebenaran-kebenaran itu. Namun, ia melupakannya. Cafiero menganggungkan warisan kekerasan anarkisme. Ia mendesak para revolusioner untuk tidak segan-segan menggunakan “pisau, senapan, dan dinamit.” Setiap aksi menentang sistem, ia klaim, menggalakkan revolusi.
Cafiero getol mendorong pembacanya keluar ke jalan-jalan dan segera memulai revolusi. Para kapitalis memiliki rencana untuk menaklukan massa dan menghisap mereka. Massa memerlukan rencana mereka sendiri yang melibatkan penerapan segera aksi revolusioner: “sahabatku, jika kita menunggu untuk menyerang hingga kita benar-benar siap, kita tidak akan menyerang.” Hanya melalui aksi revolusioner massa dapat belajar tentang revolusi. Mereka harus menceburkan diri ke air untuk belajar berenang. “Sebagaimana para pesenam menguatkan otot,” begitu juga aksi revolusioner mempengaruhi kecerdasan mereka yang terlibat di dalamnya. Pada saat yang sama, Cafiero menekankan pentingnya kepemimpinan revolusioner. Hanya “minoritas yang sangat terbatas” yang memiliki pemahaman jelas tentang revolusi. Tapi, ia merasa pasti massa akan menanggapi dengan menuntut balas bagi mereka. Para pemimpin ini harus benar-benar terpanggil. Dalam konteks saat ini, itu berarti menghindari tipuan politik parlemen. 14
Bagian 1 Carlo Cafiero
Catatan Akhir
1 Cafiero, Compendio del “Capitale” (Rome: La Nuova Sinistra, 1969), 7, 8.
2 Ibid., 43, 54.
3 Ibid., 72, 83.
4 Ibid., 97, 101.
5 Cafiero to Marx, 23 July 1879, in Del Bo, ed., La corrispondenza, 285.
6 Marx to Cafiero, 29 July 1879, ibid., 286.
7 Cafiero, “Anarchia e comunismo,” Le Révolté (Geneva), 13 Nov. 1880, in Rivoluzione per la rivoluzione, 48.
8 Ibid., 51.
9 Cafiero, “Anarchia e comunismo,” pt. 2, Le Révolté, 27 Nov. 1880, in Rivoluzione per la rivoluzione, 55.
10 Costa quoted by Nettlau in Errico Malatesta, 156.
11 Cafiero to Pezzi, 20 Nov. 1880, in Rivoluzione per la rivoluzione, 57.
12 Cafiero to the Florentine Internationalists, 6 Dec. 1880, ibid., 59, 60.
13 Cafiero, “L’Azione,” Le Révolté, 25 Dec. 1880, ibid., 62.
14 Ibid., 63.