Anarkisme dan Organisasi (1897)
Pengantar singkat
“Anarkisme dan Organisasi” ditulis pada tahun 1897 sebagai salah satu pandangan organisasionis Malatesta yang berseberangan dengan anarkis-anarkis yang anti-organisasionis di zamannya. Perbedaan pendapat para anarkis ini bisa dilacak beberapa tahun sebelum tulisan ini muncul, misalnya dalam kolom-kolom La Revolte (Paris) mulai bulan Agustus hingga September 1892 antara Malatesta dan anti-organisasionis Italia, Amilcare Pomati. Tulisan ini merupakan bagian dari debat panas yang lebih luas mengenai organisasi, yang melibatkan Malatesta dan kawannya, Saverio Merlino, sejak awal 1890-an. Isu utama yang sering muncul adalah apakah anarkis harus melakukan pengorganisasian dalam bentuk permanen atau terstruktur. Kaum anti-organisasionis menolak gagasan tersebut, dan menolak organisasi dalam bentuk institusional seperti partai, program dan kongres. Pertentangan ini bercabang hingga mencakup isu-isu seperti partisipasi dalam organisasi buruh. Pandangan kaum anti-organisasionis adalah bahwa kaum anarkis yang berpartisipasi dalam organisasi buruh akan berkompromi dan akhirnya kehilangan identitas anarkisnya dalam serikat buruh, membuat mereka semakin tenggelam dalam pertanyaan-pertanyaan yang meringankan masalah dan menjauhkan mereka dari fokus sebenarnya. Secara umum, kaum anti-organisasionis bersikap kritis tidak hanya pada upaya pada organisasi-organisasi anarkis, namun juga aliansi taktis dengan pihak-pihak non-anarkis, serta upaya untuk memainkan peran utama dalam gerakan-gerakan kolektif yang terorganisasi.
Tulisan Malatesta berikut merupakan salah satu tanggapan terhadap pandangan kaum anti-organisasionis tersebut.
[dropcap]O[/dropcap]rganisasi yang, pada akhirnya, hanya merupakan praktik kerjasama dan solidaritas merupakan kondisi yang alamiah dan penting dalam kehidupan sosial; organisasi adalah fakta yang tak terelakkan yang menghadirkan dirinya ke tengah-tengah semua orang, baik ke dalam masyarakat secara umum maupun kelompok apa pun yang berjuang untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena manusia tidak dapat hidup secara terisolasi, manusia yang tidak mempunyai sarana atau kesadaran sosial yang cukup berkembang untuk berasosiasi secara merdeka dengan manusia lain yang memiliki minat dan kepentingan sama menjadi sasaran pengorganisasian manusia lain yang umumnya merupakan sebuah kelas atau kelompok penguasa yang mengeksploitasi kerja manusia lain demi keuntungan pribadi. Selain itu, sejarah panjang penindasan massa oleh kelompok minoritas yang berhak istimewa selalu merupakan akibat dari ketidak-mampuan kaum tertindas untuk bersepakat dalam organisasi produksi, kepemilikan, dan kebutuhan untuk melawan siapa pun yang ingin mengeksploitasi dan menindas mereka. Anarkisme hadir sebagai obat bagi situasi hubungan antar kaum tertindas ini…
Kini, tampak bagi kita bahwa pengorganisasian, yaitu asosiasi untuk mencapai tujuan tertentu dan dengan struktur dan sarana untuk mewujudkannya, merupakan aspek yang dibutuhkan dalam kehidupan sosial. Manusia yang terisolasi tidak dapat menjalani bahkan hidup seekor binatang liar karena dia tidak dapat bertahan sendirian, kecuali mungkin di wilayah-wilayah tropis atau saat populasi manusia luar biasa sedikit; dan manusia yang saling terisolasi ini, tanpa terkecuali, tidak akan dapat naik ke tingkat yang melebihi binatang. Oleh karena itu, setelah bergabung dengan manusia-manusia lain atau, lebih tepatnya, mendapati dirinya tersatukan dengan manusia-manusia lain sebagai konsekuensi evolusioner kehidupan dari spesiesnya sebelumnya, mereka pasti akan tunduk pada keinginan manusia-manusia lain (diperbudak) atau menundukkan yang lain pada keinginannya (berkuasa) atau hidup bersama dalam kesepakatan persaudaraan demi kebaikan semua (berasosiasi). Tidak ada satu manusia pun yang dapat menghindar dari keharusan ini.
Sambil mengamini bahwa masyarakat yang terorganisasi tanpa otoritas (tanpa paksaan) dapat diwujudkan – kaum anarkis harus mengamininya, jika tidak, anarkisme tidak ada artinya – mari kita bahas organisasi gerakan anarkis.
Dalam hal ini juga, organisasi merupakan hal yang berguna dan perlu. Jika gerakan berarti keutuhan – individu-individu yang berupaya untuk mencapai tujuan bersama – maka sangat alamiah bahwa individu-individu tersebut harus bersepakat, menggabungkan kekuatan, berbagi tugas dan melakukan langkah-langkah yang dianggap dapat mewujudkan tujuan bersama tersebut. Jika tetap terisolasi—setiap individu bertindak atau berupaya sendiri tanpa koordinasi, tanpa persiapan, tanpa mewujudkan upaya kelompok yang kuat, maka hasilnya adalah kemandulan, menyia-nyiakan upayanya dalam tindakan kecil yang tidak efektif, dan segera akan kehilangan keyakinan pada arahnya dan mungkin akan berakhir dengan menjadi pasif seutuhnya.
Seorang ahli matematika, kimia, psikolog atau sosiolog dapat berpendapat bahwa mereka tidak punya program apa pun atau hanya sekadar ingin menunjukkan kebenaran. Mereka mencari pengetahuan, namun tidak berupaya untuk melakukan sesuatu.
Jika ada anarkis yang percaya bahwa organisasi menciptakan pemimpin; bahwa para anarkis tidak dapat berasosiasi dan bersepakat tanpa tunduk pada otoritas, ini berarti bahwa mereka belumlah anarkis yang baik, dan sebelum memikirkan bagaimana membangun masyarakat anarkis di dunia, mereka harus memikirkan cara yang membuat mereka dapat hidup secara anarkis. Obatnya tidak terletak pada penghapusan organisasi, namun pada kesadaran setiap anggota perorangan yang terus tumbuh. Dalam masyarakat yang kecil atau besar, selain paksaan dengan kekerasan, yang tak perlu dipertanyakan lagi, sumber dan pembenaran otoritas lahir dari disorganisasi sosial.
Saat sebuah masyarakat memiliki kebutuhan dan anggotanya tidak tahu bagaimana pengorganisasiannya secara spontan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka seseorang akan muncul, sebuah otoritas yang memenuhi kebutuhan tersebut dengan memanfaatkan pengabdian semua orang dan mengarahkan pengabdian tersebut sesuka hatinya. Jika lingkungan tidak aman, dan orang-orang tidak tahu langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengamankan lingkungannya, maka polisi muncul, yang akhirnya akan meminta dukungan dan bayaran atas pekerjaannya serta memaksakan eksistensinya dan mulai memerintah masyarakat. Jika ada barang yang dibutuhkan, namun masyarakat tidak tahu cara untuk mengelola proses pertukaran antara barang produsen yang jauh dengan barang yang diproduksi setempat, maka pedagang akan muncul dan mengambil untung dengan mengelola kebutuhan pihak yang ingin membeli dan menjual, dan memaksakan harganya sendiri pada produsen dan konsumen tersebut. Inilah yang telah selalu terjadi di tengah-tengah kita; semakin kita tidak terorganisasi, semakin rentan kita terhadap paksaan dari segelintir orang. Dan hal ini dapat dipahami. Maka alih-alih menciptakan otoritas, organisasi merupakan penangkal bagi otoritas dan satu-satunya sarana tempat setiap orang didorong untuk terlibat dan berkesadaran aktif dalam kerja kolektif, dan berhenti menjadi instrumen pasif di tangan para pemimpin.
Namun, ada yang berpendapat bahwa organisasi mensyaratkan kewajiban untuk mengordinasikan aktivitas seseorang dengan aktivitas manusia lainnya, dan oleh karenanya melanggar kemerdekaan dan membelenggu insiatif. Seperti yang telah kita lihat, hal yang sesungguhnya menghilangkan kemerdekaan dan membelenggu inisiatif adalah isolasi yang membuat semuanya tak berdaya. Kemerdekaan bukanlah hak yang abstrak, melainkan kemungkinan untuk bertindak; hal ini telah terbukti dalam pengalaman kita sendiri serta masyarakat secara keseluruhan. Lewat kerja sama dengan sesama manusia lah kita dapat menemukan sarana untuk mewujudkan aktivitas dan kekuatan inisiatif kita.
Organisasi anarkis harus memungkinkan otonomi yang utuh serta kemerdekaan, dan karenanya tanggung jawab penuh terhadap individu-individu dan kelompok-kelompok yang terlibat; kesepakatan merdeka di antara pihak-pihak yang memandang bahwa tindakan kooperatif yang dilakukan bermanfaat untuk tujuan bersama; tanggung jawab moral untuk memenuhi janji dan tidak melakukan apa pun yang bertentangan dengan program yang disepakati. Di atas dasar tersebut, bentuk-bentuk praktis dan instrumen yang sesuai diperkenalkan untuk memberikan hidup yang nyata bagi organisasi tersebut. Maka kelompok-kelompok, federasi dari kelompok-kelompok, federasi-federasi dari federasi-federasi, pertemuan-pertemuan, kongres-kongres, komite korespondensi dan seterusnya. Namun aktivitas ini juga harus dilakukan dengan penuh kemerdekaan, dengan cara yang tidak membatasi pemikiran dan inisiatif setiap anggota, namun sekadar untuk menciptakan cakupan yang lebih luas bagi upaya yang tidak mungkin atau tidak efektif jika dilakukan secara terisolasi. Maka kongres organisasi anarkis, terlepas dari semua kekurangannya akibat sifatnya sebagai badan-badan perwakilan, haruslah bebas dari segala bentuk keotoriteran karena badan-badan tersebut tidak menetapkan aturan atau tidak memaksakan hasil musyawarah mereka pada pihak lain. Badan-badan tersebut berfungsi untuk memelihara dan meningkatkan kontak personal di antara kamerad-kamerad yang paling aktif, untuk meringkas dan mendorong pembelajaran-pembelajaran programatik terhadap cara dan sarana tindakan; untuk mengenalkan setiap orang dengan situasi dan keadaan di wilayah tertentu dan jenis tindakan yang paling diperlukan dan mendesak; untuk meringkas beragam aliran pandangan anarkis pada waktu tertentu dan oleh karenanya mempersiapkan beberapa jenis statistik mengenai ragam aliran tersebut. Keputusan-keputusan badan-badan ini tidaklah mengikat, namun sekadar anjuran, nasihat dan proposal kepada semua yang berkepentingan, dan keputusan tersebut tidak mengikat dan wajib dilaksanakan kecuali bagi pihak yang menyepakatinya dan selama mereka masih menyepakatinya. Organ-organ administratif yang mereka angkat – Komisi-komisi Korespondesi, dll – tidak memiliki kekuasaan untuk mengarahkan, tidak melakukan inisiatif kecuali bagi pihak-pihak yang memintanya atau menyetujuinya secara spesifik, dan tidak memiliki otoritas untuk memaksakan pandangannya sendiri, yang tentu dapat mereka junjung dan propagandakan sebagai kelompok-kelompok seperjuangan, namun tidak dapat diajukan sebagai pandangan resmi organisasi. Badan-badan ini menerbitkan resolusi-resolusi dari kongres-kongres, dan pendapat serta proposal yang disampaikan oleh kelompok-kelompok dan individu-individu; dan badan-badan ini bertindak bagi pihak yang ingin menggunakan keberadaannya, untuk memfasilitasi hubungan antar kelompok, dan kerja sama antara pihak-pihak yang bersepakat dalam beragam inisiatif; setiap pihak bebas untuk berhubungan dengan siapa pun yang dikehendakinya secara langsung, atau menggunakan komite-komite lain yang diangkat oleh pengelompokan-pengelompokan yang spesifik.
Dalam sebuah organisasi anarkis, anggota-anggota perorangan dapat mengungkapkan pendapat apa pun dan menggunakan taktik apa pun yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang disepakati dan tidak menghalangi aktivitas pihak lain. Seringkali sebuah organisasi bertahan sekian lama karena alasan-alasan untuk tetap bersatu lebih unggul daripada alasan-alasan untuk berpisah; Namun, jika ini tak terjadi, organisasi tersebut bubar dan menghasilkan pengelompokan-pengelompokan lain yang lebih homogen. Tentu saja keberlangsungan dan ketahanan sebuah organisasi merupakan syarat keberhasilan dalam perjuangan panjang. Selain itu, adalah hal yang alamiah bahwa setiap institusi bertujuan untuk terus bertahan secara instingtif. Namun keawetan sebuah organisasi libertarian harus merupakan hasil dari afinitas spiritual para anggotanya dan dari kemampuan konstitusinya untuk beradaptasi dengan kondisi-kondisi yang terus berubah. Saat organisasi tersebut tidak dapat lagi menjadi sarana untuk tujuan-tujuan anggotanya, lebih baik organisasi tersebut mati.
Tentu saja kami akan senang jika kita bisa terus bersama dan menyatukan semua kekuatan anarkisme dalam satu gerakan yang kuat; namun kami tidak percaya pada kesolidan organisasi-organisasi yang dibangun di atas konsesi serta asumsi dan yang di dalamnya tidak ada kesepakatan dan simpati yang nyata antar anggota. Lebih baik berpisah ketimbang bersatu dengan cara yang buruk. Namun kami berharap setiap orang bergabung dengan kawannya dan tidak akan ada kekuatan yang terisolasi atau hilang.
Yang terakhir adalah pandangan kami mengenai organisasi rakyat pekerja dan kaum tertindas untuk melawan pemerintah dan bos. Pekerja tidak akan pernah dapat membebaskan dirinya sendiri jika dalam serikat mereka tidak menemukan kekuatan moral, ekonomi dan fisik yang diperlukan untuk mengalahkan kekuatan para penindas yang terorganisasi.
Sudah dan masih ada sejumlah anarkis yang, walaupun mengakui kebutuhan untuk melakukan pengorganisasan untuk propaganda dan tindakan, memusuhi semua organisasi yang tidak memiliki tujuan anarkis atau tidak mengikuti metode perjuangan anarkis. Bagi kamerad-kamerad ini, tampaknya semua kekuatan yang tujuannya kurang revolusioner dan radikal merupakan kekuatan yang melemahkan revolusi. Bagi kami malah, dan pengalaman tentu saja telah membuktikan pandangan kami, pendekatan semacam ini akan membenamkan gerakan anarkis ke dalam kondisi kemurnian yang abadi. Untuk berpropaganda, kita harus berada di tengah rakyat, dan di dalam asosiasi-asosiasi pekerjalah para pekerja menemukan rekan seperjuangannya dan khususnya mereka yang paling bersedia untuk memahami dan menerima gagasan-gagasan kami. Namun, sekalipun kami dapat berpropaganda sebanyak yang kami inginkan di luar asosiasi-asosiasi pekerja ini, upaya ini tidak akan memiliki dampak yang berarti pada kelas pekerja. Di samping segelintir orang-orang yang lebih terdidik dan memiliki kemampuan pemikiran abstrak dan entusiasme teoretis, para pekerja tidak dapat mencerna dan sampai pada anarkisme hanya dengan sekali-dua kali interaksi. Untuk menjadi anarkis yang teguh, dan bukan hanya sekedar slogan, para pekerja harus mulai merasakan solidaritas yang menyatukan mereka dengan rekan seperjuangannya, dan belajar bekerjasama dengan orang lain untuk memperjuangkan kepentingan bersama dan, dengan berjuang melawan para bos dan pemerintah di belakangnya, para pekerja harus menyadari bahwa bos dan pemerintah adalah parasit yang tak berguna dan bahwa para pekerja dapat mengelola ekonomi domestiknya dengan upaya dan kemampuannya sendiri. Saat pekerja memahami hal ini, ia adalah seorang anarkis sekalipun ia sendiri tidak menyebutnya demikian.
Selain itu, mendorong segala jenis organisasi-organisasi rakyat merupakan konsekuensi logis dari gagasan dasar kami, dan karenanya harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dari program kami. Sebuah partai otoriter, yang bertujuan untuk mengambil alih kekuasaan untuk memaksakan gagasannya, berkepentingan untuk membuat rakyat tetap menjadi lautan massa tak berbentuk, yang tak dapat bertindak untuk dirinya sendiri dan karenanya selalu mudah didominasi. Oleh sebab itu, partai tersebut secara logis menginginkan tak lebih dari pengorganisasian semacam itu, dan jenis organisasi yang dibutuhkannya untuk meraih kekuasaan: Organisasi-organisasi elektoral jika ia ingin meraih kekuasaan dengan jalur legal; Organisasi-organisasi militer jika ia mengandalkan kekerasan. Namun, kita, kaum anarkis, tidak ingin membebaskan rakyat; kita ingin rakyatlah yang membebaskan dirinya sendiri; Kita tidak percaya pada kebaikan yang datang dari atas dan dipaksakan; kita menginginkan munculnya cara hidup baru dari dalam tubuh rakyat sendiri dan berhubungan dengan kondisi perkembangannya dan terus berkembang saat rakyat juga berkembang. Maka penting bagi kami bahwa semua kepentingan dan pandangan harus menemukan perwujudannya dalam organisasi yang sadar dan harus mempengaruhi hidup komunal sesuai dengan kepentingannya.
Kita telah melakukan tugas-tugas untuk melawan organisasi sosial yang sekarang ada, dan menghadapi rintangan dalam membangun masyarakat baru tempat kemerdekaan dan kesejahteraan adalah milik semua orang. Untuk mencapai tujuan ini, kita mengorganisasi diri kita sendiri dan berupaya menjadi sebanyak dan sekuat mungkin. Namun jika hanya kelompok-kelompok anarkis kita saja yang terorganisasi; jika para pekerja tetap terisolasi layaknya begitu banyak unit yang tak peduli satu sama lain dan hanya terhubung oleh belenggu penindasan yang sama; jika kita sendiri, selain terorganisasi sebagai anarkis dalam sebuah federasi, tidak bertindak sebagai pekerja yang mengorganisasi bersama pekerja lain, kita tidak akan dapat mencapai apa pun, atau paling jauh, kita malah dapat memaksakan kehendak kita sendiri… kalau begini keadaannya, ini bukanlah kemenangan anarkisme, namun kemenangan kita sendiri. Kita mungkin bisa saja tetap menyebut diri kita anarkis, namun kenyataannya kita tak lebih dari pemerintah, dan pemerintah adalah kemandulan yang mengancam kemaslahatan semua orang.
Terjemahan oleh Yab Sarpote – anggota LIBERTAS (Lingkar Belajar Rakyat untuk Solidaritas). LIBERTAS adalah organisasi sosialis libertarian yang berfokus pada perjuangan anti-kapitalis. LIBERTAS memperjuangkan kepemilikan dan kontrol kolektif kaum pekerja atas alat produksi dan tempat kerjanya secara demokratis, melawan patriarkisme dan seksisme, melawan homophobia dan transphobia, melawan hierarki dan eksploitasi manusia yang satu atas manusia yang lain, serta hierarki dan eksploitasi manusia atas alam.
Naskah sumber berbahasa Inggris dapat diakses di sini.